4 Keutamaan Mengucap Inalillahi Wainailaihi Rojiun dalam Islam dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap orang di dunia ini pasti akan mengalami mendapatkan musibah dalam hidupnya. Ujian kehidupan di dunia bisa saja diberikan dengan nikmat kebahagiaan juga bisa dengan nikmat kedukaan. Semuanya silih berganti karena di dunia tidak ada yang akan abadi.

Untuk itu, musibah selayaknya Allah katakan sebagai ujian hidup harus dihadapi dengan tegar dan ikhlas. Semua yang Allah berikan di dunia ini adalah titipan dan harus dikelola dengan sebaik-baiknya oleh manusia. Tidak akan ada yang abadi atau sesuai semuanya dengan keinginan manusia.

Keutamaan Mengucapkan Kalimat Thoyibah “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun”.

“Tidaklah seorang hamba terkena musibah kemudian ia berdoa, “sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya kita akan kembali pada-Nya, ya Allah berilah pahala dalam musibah ini dan berilah aku ganti  yang lebih baik daripadanya,” kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan Allah memberi ganti yang lebih baik daipadanya” (HR Muslim)

Kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” berarti sesungguhnya kita adalah milik Allah dan semuanya akan kembali pada Allah. Kalimat ini memiliki makna yang mendalam bahwa segala du dunia ini adalah milik Allah dan manusia tidak bisa menuntut apapun kepada Allah karena hanya Allah yang memiliki hak dan kehendak. Manusia hanya berusaha dan mengharapkan yang terbaik. Tentu Allah lebih tahu.

Mengucapkan kalimah thoyib ini tentunya memiliki keutamaan khususnya dalam menghadapi musibah. Berikut adalah keutamaan dari membaca kalimat thoyib ini dalam kehidupan manusia.

Baca juga:

1. Ikhlas dan Tawakal Kepada Allah

Dengan menguncapkan kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” maka kita telah mengerti bahwa apa yang ada dalam diri kita, merasa kita miliki adalah milik Allah SWT. Seorang pemilik bisa kapan saja mengambil hartanya, mengambil apa yang jadi miliknya kapanpun ia berkehendak. Sedangkan kita, tidak memiliki hak apapun atas yang terjadi, dan semuanya milik Allah.

Jika kita telah menyadari hal tersebut maka kita akan ikhlas dan tawakal, tidak akan mudah untuk bersedih apalagi emosional menghadapi segala yang terjadi. Karena kita sadar, bahwa Allah adalah pemilik segala sesuatunya dan akan kembali lagi kepada Allah. Maka itu serahkanlah hasil di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam dengan Cara Sukses Menurut Islam

2. Tidak Memberatkan Hati

Dengan mengucap “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” kita pun bisa meringankan hati kita. Kita tidak akan terbebani atau berat hati atas apa yang telah terjadi. Hati kita lebih tenang dan dingin, karena apapun yang terjadi Allah pasti lebih mengetahui dan memberikan kelak yang terbaik. Jika tidak di dunia maka kelak di akhirat akan mendapatkan balasan yang lebih baik lagi.

Terkadang manusia harus berat hati dalam menyikapi keadaan atau masalah. Padahal sejatinya ada Allah yang selalu memberikan pertolongan bagi hamba-Nya yang percaya akan kebesaran Allah. Orang-orang yang meragukan pasti akan memberatkan diri atau hatinya. Padahal semua itu milik Allah, kapanpun bisa diberikan oleh Allah atau ditarik kembali oleh Allah.

Baca:

3. Bersabar atas Ujian Hidup

Jika semuanya telah dipersepsi dan memiliki paradigma yang sama, maka kita akan bisa bersabar atas ujian hidup. Ujian hidup bisa datang kapan saja tanpa kita harus tahu dan diduga-duga. Semuanya tentu untuk menguji seberapa besar kesabaran dan keimanan kita terhadap Allah SWT. Untuk itu, dengan mengucapkan kalimat thoyibah “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” kita bisa lebih sabar dan menerima ujian hidup.

Sabar dan menerima bukan berarti kita pasrah. Akan tetapi, kita akan lebih siap dan mempersiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya diri. Menghadpainya lebih ringan dan tanpa harus berkeluh kesah yang menambah beban hidup kita. Untuk itu, dengan kesabaran maka bisa lebih sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam

4. Tidak Perlu Meratapi Nasib dan Emosional Berlebihan

Mengucap kalimat thoyibah “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” membuat kita tidak akan terlalu emosional dan berlebihan menghadapi ujian. Semuanya telah diatur Allah dan tidak perlu kita meratapi nasib. Jika frame hidup kita segalanya milik Allah, tentu kita tidak perlu marah apalagi emosi. Semuanya bukan milik kita dan hanya Allah yang menentukan rezeki kita.

Meratapi nasib ini tidak akan memecahkan masalah dalam hidup. Untuk itu, kesabaran dan ikhlas akan membantu kita untuk lebih tegar serta kuat. Maka ucapkanlah kalimat thoyibah ini dengan sering dan dimaknai secara mendalam.

Baca:

Waktu yang Tepat Membaca Kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”

Allah tidak memerintahkan membaca kalimat thoyibah “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” ini dalam satu waktu tertentu. Kita dapat mengucapkannya kapanpun kita bisa dan ingat kepada Allah. Kalimat ini bukan berarti hanya saat ada orang yang meninggal saja, melainkan saat kita tertimpa musibah, tertimpa ujianyang berat, dan waktu-waktu lainnya dapat kita lakukan.

Tentu saja dimanapun dan kapanpun tidak akan dilarang oleh Allah. Yang terpenting adalah manusia bisa memahami dan memaknai kalimat tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika sudah benar-benar meyakini dan memahami pasti kita akan paham bahwa kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” ini adalah kalimat yang menjaga diri kita dan membuat kita bisa ikhlas hanya kepada Allah SWT.

Ujian hidup manusia pastinya akan selalu ada. Untuk itu, yang harus kita persiapkan adalah kesabaran dan keikhlasan, serta ikhtiar untuk menghadapinya. Tentu islam tidak mengandalkan sikap pasrah dalam arti yang tidak melakukan apapun untuk merubah nasibnya.

Sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut, “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” (QS Ali Imran : 186)

Dan Allah menjawab bahwa semua dari ujian kita tidak akan ada yang melebih kesanggupan kita. “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS Ath Tholaq: 3)

Untuk itu, semoga umat islam selalu diberikan kesabaran dan keikhlasan, serta ikhtiat yang kuat dalam menghadapi dinamika hidup dan menjadikan  rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman menjadi pondasi dasar kehidupan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn