Alif Lam Syamsyah : Pengertian, Hukum dan Contohnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Membaca Al-Quran adalah kewajiban dari setiap muslim. Membaca Al-Quran bukan hanya sekedar membaca teks atau lafdz-nya saja melainkan juga membaca isi dan makna yang terdapat dalam kitab tersebut. Banyak orang yang berpendapat bahwa membaca Al-Quran hanya sekedar mempelajari bacaan tajwidnya saja. Padahal, lebih dari itu Al-Quran sebagaimana fungsinya memberikan petunjuk. Apabila manusia hanya membaca dan tidak memahami maknanya sama seperti membaa simbol lalu lintas namun tidak memahami untuk apa aturan tersebut ada.

Al-Quran juga berisi dan mengajarkan bagaimana jika manusia beriman, dengan manfaat beriman kepada Allah SWT  dan juga manfaat tawaqal, seperti apa yang telah Rasul dan Orang-orang Beriman lakukan. Hal ini dikarenakan dalam Al-Quran terdapat sejarah hidup para Nabi dan Rasul juga orang-orang beriman yang hidup di masa lampau. Tentu hal ini belum tentu diketahui jika umat islam tidak membaca-nya secara utuh.

Agar dapat memahami Al-Quran secara utuh, tentu dapat dimulai dari hal yang sifatnya dasar terlebih dahulu. Membaca Al-Quran dapat dimulai dengan mempelajari hukum bacaan Al-Quran atau tajwidnya. Hukum tajwid ini ada sangat banyak dan kaidahnya tidak dapat salah untuk dapat memahami dan mendapatkan makna yang benar sesuai dengan maksud yang disampaikan oleh Allah SWT dalam bahasa Arab. Untuk itu, memulai mempelajari Al-Quran dapat dimulai dari pelajaran atau pembahasan hukum bacaan Al-Quran atau tajwid. Tentu tidak sulit jika disertai dengan niat dan kesungguhan untuk mendalami Al-Quran, kitab petunjuk universal umat islam seluruh dunia.

Bacaan Al-Quran Secara Benar dan Tartil

Membaca Al-Quran secara benar adalah tugas dan kewajiban dari setiap muslim. Untuk membaca Al-Quran dengan benar dan tartil, maka tidak harus tergesa-gesa. Mengucapkannya harus dengan lafadz bacaan yang tepat dan hukum bacaan yang sesuai. Untuk itu, sebelum membacanya maka umat muslim harus dapat menguasai dan memahami Tajwid dalam bacaan Al-Quran terlebih dahulu. Hal ini sebagaimana dalam ayat berikut.

“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran kerana hendak cepat-cepat (menguasai)nya”. (QS. Al-Qiyamah:16)

Untuk dapat menguasai bacaan Al-Quran ini, maka alangkah lebih baik jika pendidikan Al-Quran sudah ditanamkan sejak dini. Bacaan Tajwid ada cukup banyak dan jika hanya memahami atau mempelajarinya saat sudah berusia, tentu akan kurang waktunya dan juga prosesnya melambat. Agar dapat mencapai itu, maka mempelajarinya harus sesegara mungkin sejak anak-anak dan bisa diajak untuk berpikir dan belajar.

Anak-anak masih sangat mudah untuk menerima dan belajar. Maka itu, waktu yang tepat pula untuk mengajarkan bacaan Al-Quran pada mereka. Secara ideal pendidikan islam dan Al-Quran, sejatinya mengikuti hakikat pendidikan islam, filsafat pendidikan islam, ilmu pendidikan islam. Hal ini dikarenakan tujuan pendidikan dalam islam sejatinya untuk dapat memahami Al-Quran dan dapat mengaplikasikannya dalam keseharian fungsi agama. Pendidikan Anak dalam Islam tentunya masing-masing orang tua harus juga mempelajari bagaimana tujuan pendidikan islam.

Di dalam Al-Quran sendiri ada berbagai masalah yang harus dipahami oleh manusia terutama mengenai dasar-dasar dalam agama yaitu seperti rukun islam dan rukun iman. Hal penting lainnya terkait hal manusia adalah tujuan penciptaan manusia , proses penciptaan manusia, konsep manusia dalamislam, hakikat penciptaan manusia karena hal-hal tersebut adalah hal dasar dalam hidup manusia. Sedangkan hal-hal ini sulit dipahami dan dibiasakan untuk dipelajari, jika tidak dipelajari mengenai dasar Al-Quran terlebih dahulu.

Hukum Bacaan Tajwid Alif Lam Syamsyah

Alif lam syamsyah adalah salah satu bacaan atau hukum tajwid yang ada di Al-Quran. Untuk itu, Alif lam syamsyah sebagai hukum bacaan tajwid juga perlu dipahami oleh umat muslim sebelum membaca Al-Quran atau melakukan tilawtil Al-Quran. Sedikit bacaan yang salah, maka tentu akan menjadi berbeda maknanya.

Secara pengertian, Alif lam syamsiyah adalah hukum atau cara pembacaan huruf alif lam (ال)  jika bertemu dengan huruf-huruf syamsyah. Hukum bacaan alif lam syamsyah dapat disebut juga sebagai Idgham syamsiyah. Cara membaca alif lam syamsyah harus dimasukan atau diidghamkan pada huruf syamsiyah atau penulisannya tetap, namun tidak dibaca huruf lam-nya.

Alif lam syamsyah disebut dengan Idgham Syamsiyah sebab bunyi Alif lam di idghamkan ke dalam huruf Syamsiyah yang ada didepannya. Akibatnya bunyi alif lam menjadi lebur karena dimasukkan dengan huruf Syamsiyah yang ada dihadapannya tersebut.

Berikut adalah Huruf-huruf syamsiyah yang terdiri dari 14 huruf, yaitu :

ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن

Alif lam syamsyah tentu akan berbeda dengan bacaan Alif Lam Qomariah. Aif lam qomariyah yaitu hukum bacaan tajiwd, apabila ada ada al-ma’arif atau lam ta’rif bertemu dengan salah satu huruf qomariyah. Cara membacanya jelas atau terang. Sehingga, huruf lam-nya terbaca jelas. Alif  Lam yang bertemu dengan salah satu huruf Qamariyah maka Alif Lam harus dibaca jelas.

Berikut adalah huruf alif lam qomariah :

ب ج ح خ ع غ  ف ق ك م و غ ه ء ي ا

Perbedaan bacaan Alif Lam Syamsyah dan Alif Lam Qomariah adalah:

  • Alif lam Syamsyah, huruf lam dibaca tidak jelas dan dimasukkan ke huruf berkutnya sedangkan Alif lam Qomariah dibaca jelas dan terang (izhar)
  • Alif lam syamsyah tidak berharokat (dianggap tidak ada) sedangkan Alif Lam Qomariah terdapat sukun
  • Penulisan Alif lam syamsyah menggunakan tanda tasydid (ﹽ) dan huruf Syamsiyah berada di depan Alif Lam.
  • Penulisan Alif lam Qamariyah memakai tanda sukun ( ) yang terdapat pada huruf lam

Alif Lam Syamsyah dan Alif Lam Qomariah adalah salah satu saja dari bentuk-bentuk tajwid yang ada. Untuk mempelajari hukum ini tentu tidak sulit jika dilakukan dengan istiqomah, dengan intensitas yang sering, dan juga rutin. Untuk itu, mempelajari tajwid hanya soal waktu dan kebiasaan saja. Tidak sulit jika umat islam mau mencobanya serta menjadikannya bagian dari aktivitas keseharian yang menjadi tekad. Sama hal-nya sebagaimana kita mempalajari bahasa asing lainnya. Akan sulit jika tidak dipraktekan, hanya menjadi teori, dan tidak pernah melakukan evaluasi dari hasil belajarnya.

Selamat belajar Al-Quran dan menerapkannya dalam kehidupan!

fbWhatsappTwitterLinkedIn