Cinta Sejati Dalam Islam dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Cinta sejati dalam islam memang selalu dibicarakan dari waktu ke waktu, masa ke masa dan tidak ada kata bosan untuk membicarakannya. Cinta sendiri bisa tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Kebersamaan dalam aktivitas sehari-hari tak sedikit menimbulkan benih-benih cinta.

Baca juga :

Apa itu Cinta Sejati ?

Cinta adalah anugerah yang diberikan kepada kita dari Allah Swt yang selayaknya patut kita jaga dan syukuri. Sebagai muslim yang bertaqwa menjaga kedamaian antar umat dan saling menebar cinta kasih adalah perbuatan yang terpuji dan disukai oleh Allah Swt. Di dalam Al-Qur’an sudah diulas dan dijelaskan pada surat Az Zukhruf ayat 67, yuk simak ayatnya sebagai berikut :

“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

Selanjutnya untuk menjaga cinta kasih antara suami dan istri, hendaknya kita saling percaya antara satu dengan yang lain, saling berkomunikasi, saling memahami, serta selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt, sehingga dengan demikian dapat terhindar dari godaan-godaan setan yang mungkin berusaha untuk memisahkan dua cinta antara suami dan istrinya ataupun sebaliknya. Bisa kita lihat penjelasannya di Al-Qur’an :

“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)

Baca juga :

Mencintai seseorang dengan cara yang berlebihan tidak dianjurkan dalam islam, begitu pula sebaliknya. Hal ini juga dijelaskan dalam hadits, dengan penjelasannya sebagai berikut :

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Kadangkala cinta di antara suami dan istri bisa luntur karena godaan dari wanita lain. Seperti halnya pepatah rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Tak heran perpecahan rumah tangga terjadi karena seringkali ada godaan dari setan.

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Baca juga :

Banyak pria-pria di arab yang mengutarakan tanggapannya dengan menggunakan pernyataan seperti ini karena melihat fenomena-fenomena yang terjadi :

“Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).”

Cinta yang sekarang ini banyak terjadi adalah cinta karena daya tarik yang ditimbulkan dari paras wajah yang cantik, tampan, cinta karena kedudukan atau jabatan yang tengah disandang, cinta karena kekayaan yang dimiliki, cinta karena ketenaran, cinta karena latar belakang. Bisa disimpulkan bahwa banyak cinta yang terjadi karena hawa nafsu.

Hal seperti ini akan hilang begitu saja pada saat kedua pasangan sudah halal. Setan pun secepat mungkin akan mundur, bersamaan dengan daya tarik yang dulu membuat kagum lama-kelamaan akan hilang. Perilaku dan sikap apa adanya akan muncul, dan inilah yang menjadi tantangan, kemudian akan menunjukkan kadar cinta yang dulu ada bisakah dipertahankan setelah melihat dan merasakan seperti apa sebenarnya pasangan kita.

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Sesungguhnya sebaik-baiknya cinta adalah rasa cinta yang didasarkan kepada keimanan dan ketaqwaan hanya kepada Allah Swt. Karena cinta yang seperti inilah yang akan bertahan, selalu tumbuh dan berkembang sampai kapan pun.

Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.”

Berarti cinta yang sejati disini adalah cinta yang hanya didasarkan kepada amal sholeh, kadar keimanan dan juga akhak mulia, niscaya cinta akan terjaga sampai maut memisahkan kedua pasangan tersebut.

Berikut sabda Rasulullah Saw mengenai hal tersebut :

“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

Nah melihat banyak penjelasan di atas kita menjadi tahu untuk mendapatkan cinta sejati yang berlandaskan agama islam dan mengharapkan mendapat pasangan yang sholeh atau sholehah, maka kita harus memperbaiki diri terlebih dahulu sehingga bisa menjadi hamba yang sholeh atau sholehah. Karena Allah akan mempertemukan pasangan baik bagi hambanya yang beriman dan bertaqwa.

Banyak fenomena-fenomena lain mengenai cinta sejati kepada Allah yang seringkali goyah karena adanya banyak musibah ataupun ujian yang diberikan kepada hamba-Nya. Hal ini justru menandakan bahwa Allah sangat sayang kepada hamba-Nya, karena dengan ujian-ujian yang diberikan tersebut, diharapakan kita akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya. Namun banyak diantara umat-Nya yang gagal membuktikan bukti cinta kasihnya kepada Allah Swt. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an

“Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 155)

[2:214] “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

[5:48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

baca juga:

Selain itu ada dalil al-Qur’an lainnya yang berbunyi:

[3:186] Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.

[25:20]”Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu ujian bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar? dan adalah Tuhanmu maha Melihat.”

Baca juga :

Dapat diambil kesimpulan bahwa penjelasan mengenai cinta sejati dalam islam di atas yang sudah saya ulas secara detail diharapkan nantinya akan membantu anda memudahkan dalam mempelajari dan memahami lebih dalam lagi sehingga bisa menambah wawasan anda. Sampai disini dulu ya artikel kali ini yang membahas mengenai cinta sejati. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel saya ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn