Ayat Surat Al- Kahfi

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الكَهْفِ فِيْ يَوْمِ الجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الجُمْعَتَيْنِ

Artinya “Siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at, cahaya akan meneraginya di antara dua jum’at.” (HR. Al-Hakim)

Demikianlah sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam terkait dengan keutamaan yang dimiliki oleh Surat Al- Kahfi.

Surat Al- Kahfi merupakan salah satu Firman Allah SWT yang diturunkan di Mekkah, di mana surat tersebut terdiri dari 110 ayat. Di dalam surat Al- Kahfi terkandung beberapa hal, seperti :

1. Masalah Keimanan

Surat Al- Kahfi menjelaskan tentang beberapa hal terkait dengan keimanan seseorang, seperti :

  • Allah merupakan Dzat yang mampu menghidupkan manusia serta memberikan mereka daya tahan hidup yang di luar hukum kebiasaan.
  • Dasar-dasar tauhid dan keadilan dari Allah SWT tidak akan pernah berubah.
  • Begitu luasnya ilmu yang dimiliki oleh Allah SWT yang meliputi segala sesuatu, dan manusia tidak akan pernah bisa menyamainya.
  • Adanya kepastian terkait dengan datangya hari kebangkitan.
  • Al-Qur’an merupakan kitab suci yang isinya bersih dari kepalsuan dan kekacauan.

2. Masalah hukum-hukum Allah

Surat Al- Kahfi juga memberikan penjelasan terkait dengan hukum-hukum serta larangan-larang dari Allah SWT kepada manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya, seperti :

  • Adanya larangan membangun tempat ibadah di atas kubur.
  • Hukum mengucapkan “Insya Allah”.
  • Dimaafkannya suatu perbuata salah yang telah dilakukan karena lupa.
  • Diperbolehkannya melakukan pengrusakan terhadap suatu barang atau benda dengan tujuan untuk menghindarkan barang tersebut dari bahaya yang jauh lebih besar.

3. Kisah – kisah

Surat Al- kahfi telah menceritakan beberapa kisah di dalamnya, yaitu :

  • Kisah pertama

Ini merupakan suatu kisah yang menceritakan tentang ashabul kahfi yang artinya adalah para penghuni gua. Kisah ini tercantum dalam ayat 9 – ayat 26 Surat Al- Kahfi. Dikisahkan oleh Allah SWT tentang sekelompok pemuda yang memiliki nilai keimanan yang begitu kuat kepada Allah SWT dan mereka berusaha untuk menyebarkan ajaran tersebut, meskipun mereka tinggal di tengah-tengah masyarakat yang tidak memiliki rasa keimanan kepada Allah SWT dan sekaligus memiliki pemimpin yang dzolim.

Ajakan para pemuda tersebut mendapatkan perlawanan dan penolakan dari kaum tersebut, akan tetapi mereka selalu giat untuk berdakwah. Akhirnya Allah SWT memberikan wahyu kepada pemuda-pemuda tersebut untuk berlindung di dalam sebuah gua, dan mereka tinggal di dalam gua tersebut selama 309 tahun. Mereka semua tertidur di dalam gua tersebut, dan begitu bangun, mereka telah mendapati manusia-manusia yang telah beriman kepada allah SWT, dan merekapun akhirnya berada di lingkungan masyarakat yang beriman.

Dari kisah yang pertama ini bisa diambil pelajaran tentang pentingnya pemuda dan iman, di mana masa muda tidak akan berarti dan akan menjadi sia-sia tanpa adanya keimanan yang akan membingkai kekuatannya. (baca juga: manfaat beriman kepada Allah SWT)

  • Kisah kedua

Kisah yang kedua menceritakan tentang Shaahibul Jannatain yang artinya pemilik dua kebun. Firman Allah SWT :

وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَذِهِ أَبَدًا. وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَى رَبِّي لأجِدَنَّ خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا.

Artinya

Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri, ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembali kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu.” (QS. Al-Kahfi : 35-36)

Kisah ini menggambarkan tentang seorang lelaki yang telah mendapatkan nikmat dari Allah SWT, akan tetapi lelaki tersebut justru lupa tentang nikmat dan siapakah yang telah memberikan nikmat tersebut padanya. Jadihah ia seorang yang kufur, bahkan lelaki tersebut telah berbuat durhaka, berani melanggar perintah dari Allah SWT, serta timbul keraguan dan keimanannya kepada Allah SWT mulai goyah.

Pada akhirnya Allah SWT membinasakan seluruh harta yang dimiliki oleh lelaki tersebut, dan timbullah penyesalan dalam hati lelaki itu. Allah SWT berfirman, yang artinya:

 “Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: “Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.” (QS. Al- Kahfi ayat 42)

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah yang kedua ini adalah pentingnya keimanan yang selalu menyertai nikmat harta yang telah diberikan Allah SWT. Tanpa adanya iman, seseorang bisa menjadi kufur dan ingkar atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT tersebut.

  • Kisah ketiga

Kisah yang ketiga ini menceritakan tentang perjalanan hidup Nabi Musa Alaihissalam, mulai dari Beliau menuntut ilmu kepada Khidr alaihissalam. Yang menjadi inti dari kisah ketiga tersebut adalah bahwa ilmu itu hanya milik Allah SWT semata, dan Dia akan memberikan ilmu tersebut kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Selain itu Allah SWT juga akan memuliakannya.

Oleh karena itu, sungguh sangat tidak  layak apabila manusia menyombongkan dirinya, menganggap dirinya lebih pintar, lebih hebat, dan lebih berilmu daripada yang lainnya. Ilmu tidak akan akan berarti apa-apa jika tidak diikuti oleh keimanan kepada Allah SWT.

Ilmu tanpa iman itu ibarat seseorang yang membuka mata dalam kegelapan tanpa ada cahaya sama sekali, atau juga bisa diibaratkan seperti pisau yang berada di tangan orang yang tidak berakal sehingga keberadaannya akan sangat berbahaya. (baca juga: sifat sombong dalam islam)

Pelajaran bisa bisa diambil dari kisah ketiga ini adalah tentang pentingnya ilmu pengetahuan yang disertai dengan adanya keimanan.

  • Kisah keempat

Kisah yang keempat menceritakan tentang Dzulkarnain yang merupakan seorang raja yang selalu berusaha menyebarkan kebenaran, keadilan, serta kebaikan di muka bumi ini. Allah SWT telah melimpahkan padanya materi dan kemampuan dalam bidang teknologi yang nantinya dapat memudahkannya untuk memperoleh kekuasaan dan mencapai keberhasilan dalam kehidupan.

Raja Dzulkarnaian terus melakukan dakwah hingga suatu saat ia bertemu dengan kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraannya. Dari kisah yang keempat ini bisa diambil pelajaran tentang betapa pentingnya kekuasaan itu dipegang oleh seseorang yang bertauhid, di mana ia memiliki kesadaran penuh bahwa kedudukan dan kekuasaan adalah amanah yang kelak akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT.

Allah SWT sengaja menciptakan alam semesta dan seluruh isinya dengan tujuan agar manusia  dapat berfikir tentang bagaimana cara mengambil manfaat dari semua itu. Dan kisah-kisah yang diceritakan Allah SWT dalam Surat Al- Kahfi di atas merupakan suatu pembelajaran bagi kita agar kita senantiasa beriman kepada Allah SWT.

fbWhatsappTwitterLinkedIn