10 Makna Doa Qunut Saat Shalat Subuh

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bismillahhirahmanirrahim.

Doa qunut adalah salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam mengajarkan doa qunut yang dibaca ketika shalat witir, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits berikut ini :

Hasan bin Ali mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat doa yang hendaknya aku ucapkan ketika kunut witir: ‘Allahummahdinii fiiman hadaiit, wa ‘aafinii fiiman ‘aafaiit,….dst.’ “

(HR. Nasa’i 1746, Abu Daud 1425, Turmudzi 464, dan dishahihkan Al-Albani).

Baca juga:

Doa qunut yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam adalah sebagai berikut:

Allahummah-dinii fii-man hadaiit, wa’aafinii fii man’aafaiit, wa tawalla-nii fii man tawallaiit wa baarik lii fii maa a’thaiit, wa qinii syarra maa qadhaiit, innaka taqdhii wa laa yuqdhaa ‘alaiik, wa innahuu laa yadzillu maw-waa-laiit, wa laa ya’izzu man’aadaiit, tabaarak-ta rabbanaa wa ta’aalait.

Baca juga:

Dilansir dari rumaysho, kata “qunut” memiliki beberapa makna berikut jika ditelaah secara bahasa:

  1. Sikap Tunduk dan Taat

Ini dapat kita lihat pada salah satu ayat di surat Al-Baqarah, yakni ayat 116. Pada ayat tersebut terdapat salah satu penggalan kata yang kata dasarnya berasal dari kata “Qunut” yang diartikan “Tunduk”.

 “Hanya milik Allah segala yang ada di langit dan di bumi, semuanya kunut (tunduk) kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 116).

  1. Perintah untuk shalat

Dapat kita lihat pada surat Ali Imran ayat 43. Kata “Qunut” di ayat tersebut diartikan sebagai perintah untuk shalat atau “shalatlah”.

 “Hai Maryam, lakukanlah kunut (shalatlah), sujudlah, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (QS. Ali Imran: 43)

Baca juga:

  1. Sikap Tenang

Pada quran surat Al-Baqarah ayat 238, kata “Qunut” diartikan dengan “sikap tenang”.

 “Berdirilah menghadap Allah (shalat) dengan tenang.” (QS. Al-baqarah: 238)

Salah satu hadits riwayat bukhari dan muslim juga menjelaskan bahwa Zaid bin Arqam, salah satu sahabat Rasulullah mengatakan, ketika ayat ini turun para sahabat yang sebelumnya senang mengobrol ketika shalat diperintahkan untuk diam dan dilarang berbicara.

Zaid bin Arqam mengatakan, “Dulu kamu mengobrol ketika shalat, sampai turun ayat ini, dan kami diperintahkan untuk diam, dan kami dilarang bicara.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca juga:

  1. Berdiri dengan cukup lama ketika shalat

Di dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim, kata “Qunut” diartikan dengan “berdiri” yang berarti berdiri lebih lama ketika shalat dengan memanjangkan bacaan shalat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Shalat yang paling utama adalah yang panjang qunutnya (berdirinya). (HR. Muslim).

Selanjutnya, kita akan membahas mengenai makna doa qunut yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam. Doa qunut, jika ditinjau dari terjemahannya memiliki makna berikut ini :

  1. Permohonan akan petunjuk dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Allahummah-dinii fii-man hadaiit,

Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk.

Pada awal doa qunut, terjemahannya menjelaskan bahwa kita mengawali doa tersebut dengan meminta petunjuk kepada Allah. Kita memohon petunjuk agar dapat membedakan antara sesuatu yang benar dan yang salah, agar dapat terhindar dari kesesatan dan diberikan keistiqamahan atau ketetapan hati di dalam jalan kebaikan dan terus beramal baik.

Baca juga:

        2. Permohonan Atas Keselamatan

wa’aafinii fii man’aafaiit,

 “berilah aku keselamatan, sebagaimana orang yang telah Engkau beri keselamatan”

Keselamatan tidak hanya berkaitan dengan fisik atau badan kita di dunia ini saja, tetapi kita juga harus memohon keselamatan dari hal-hal buruk yang tidak terlihat seperti penyakit yang dapat menjangkiti hati kita dan keselamatan diri kita di akhirat kelak.

  1. Permohonan Agar Allah Berkenan Menjadi Wali Kita

wa tawalla-nii fii man tawallaiit

Jadilah wali bagiku, sebagaimana Engkau telah menjadi wali bagi hamba-Mu yang Engkau kehendaki.

Jiika Allah menjadi wali kita, maka kita akan menjadi orang yang dikasihi dan diperhatikan oleh Allah, sehingga akan senantiasa ditunjukan-Nya jalan yang lurus dan Allah akan menunjukkan jalan untuk kita disetiap ujian.

  1. Memohon keberkahan atas karunia yang telah diberikan oleh Allah

wa baarik lii fii maa a’thaiit,

Berkahilah untukku terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku

Kata “berkah” berasal dari kata dalam bahasa arab “birkah” yang berati tempat luas yang menampung air. Oleh karena itu, para ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan berkah adalah kebaikan yang melimpah dan mengalir terus menerus.

Melalui doa ini, kita memohon kepada Allah agar diberikan keberkahan disetiap harta, pekerjaan, jabatan, bahkan ilmu yang kita miliki. Sebab jika hal-hal tersebut tidak diberkahi oleh Allah, tidak akan ada gunanya. Harta yang diberkahi adalah harta yang selain mendatangkan kebaikan juga bermanfaat untuk orang lain dengan cara disedekahkan sebagiannya, pekerjaan dan jabatan yang diberkahi adalah pekerjaan dan jabatan yang halal, didapatkan dengan cara yang halal, dan bermanfaat untuk orang lain.

Sedangkan ilmu yang diberkahi adalah ilmu yang membawa pengaruh baik untuk orang yang mempelajarinya. Pengaruh ilmu yang baik tersebut dapat dilihat dari akhlak, ibadah dan kepribadian orang yang mempelajarinya. Intinya, hal-hal yang diberkahi oleh Allah tidak akan mendatangkan keburukan untuk pemiliknya.

Baca juga:

  1. Memohon perlindungan dari keburukan

wa qinii syarra maa qadhaiit, yang memiliki arti:

Lindungilah aku dari keburukan apa yang telah Engkau takdirkan tersebut

  1. Mengakui ketetapan Allah dan tidak ada yang dapat membatalkan ketetapan tersebut

innaka taqdhii wa laa yuqdhaa ‘alaiik, artinya:

Sesungguhnya Engkau yang menetapkan dan tidak ada yang menjatuhkan ketetapan untuk-Mu

Melalui doa ini, kita mengakui bahwa Allah-lah satu-satunya yang memutuskan suatu ketetapan dalam hidup kita. Baik ataupun buruk. Tidak ada hal-hal lain yang mempengaruhi ketetapan tersebut. Maka dari itu kita tidak diperbolehkan untuk meragukan ketetapan tersebut, menyesali ketetapan tersebut, dan bertanya-tanya mengapa suatu hal ditetapkan untuk kita. Allah pastilah memiliki berbagai alasan dan lebih mengetahui segala sebab-akibat dari ketetapan yang Ia buat, dan kita harus meyakini itu.

  1. Pujian bagi Allah Subhanahu Wata’ala bahwa orang yang menjadi wali-Nya tidak akan terhina.

wa innahuu laa yadzillu maw-waa-laiit, artinya:

Sesungguhnya tidak akan terhina orang Engkau jadikan wali-Mu.

Jika pada baris di awal kita memohon kepada Allah untuk menjadi wali kita, maka pada bagian ini kita memuji Allah, bahwa tidak akan terhina seseorang yang Allah jadikan wali-Nya.

Orang-orang yang menjadi wali Allah telah dijelaskan di dalam al-quran di dalam surat Yunus ayat 62-63:

Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. ( – ) (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (QS. Yunus: 62 – 63)

Namun perlu kita ketahui, bahwa wali Allah bukanlah orang-orang yang bertapa atau berdiam diri di kuburan atau di gua-gua tetapi melakukan shalat dan ibadah lainnya saja jarang bahkan tidak pernah, kemudian mengaku memiliki kekuatan gaib sehingga bisa mengobati orang dan hal-hal ajaib lainnya. Orang itu mungkin saja benar memiliki kekuatan, tetapi sesungguhnya kekuatan tersebut muncul karena bantuan-bantuan dari setan.

baca juga:

  1. Pengakuan bahwa musuh-musuh Allah tidak akan pernah dimuliakan.

wa laa ya’izzu man’aadaiit, yaitu berarti:

Tidak akan mulia orang yang menjadi musuh-Mu.

Tentang musuh Allah tersebut, telah dijelaskan di dalam al-quran surat Al-baqarah ayat 98:

Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 98)

Dari ayat di atas kita mengetahui bahwa musuh Allah adalah orang-orang kafir, maka orang-orang kafir selamanya tidak akan dimuliakan. Maka dari itu, Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassalam melarang kita untuk menggunakan panggilan kehormatan atau yang bermakna menyanjung kepada orang-orang kafir.

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda,

لَا تَقُولُوا لِلْمُنَافِقِ سَيِّدٌ، فَإِنَّهُ إِنْ يَكُ سَيِّدًا فَقَدْ أَسْخَطْتُمْ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ

‘Jangan kalian menyebut orang munafik: Sayid (tuan), karena jika memang dia tuan, kalian telah membuat marah Rab kalian.’ (HR. Ahmad 22939 dan Abu Daud 4977 dan perawiya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

Baca :

  1. Pujian bagi Allah bahwa Allah Maha Mulia dan Maha Tinggi

tabaarak-ta rabbanaa wa ta’aalait, yang artinya:

Maha Mulia Engkau wahai Rab kami, dan Maha Tinggi.

  1. Menunjukkan kepasrahan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Wa Laa Manjaa Minka Illa Ilaik, yang artinya:

Tidak ada tempat selamat dari (hukuman-Mu), kecuali dengan bersandar kepada-Mu

Pada bagian akhir ini kita menunjukkan kepasrahan kepada Allah, bahwa Allah-lah satu-satunya tempat bersandar dan bergantung orang-orang yang ingin selamat dari hukuman-Nya. Demikian penjelasan beberapa makna doa qunut yang istimewa apabila dibaca saat sedang solat subuh. Semoga bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn