11 Tips Mengajar Anak Berpuasa Ramadhan Sejak Dini

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” –[HR. Muslim: 1631]

Dalam ajaran agama Islam, anak adalah titipan dari Allah SWT yang harus kita jaga dengan baik. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Mereka meninginkan agar anak-anak mereka menjadi harapan di masa depan; pandai dan menjadi pemimpin yang baik sekaligus berguna bagi bangsa dan menjalankan fungsi agama.

Lalu, sebagai orang tua, bagaimana Tips Mengajar Anak Berpuasa ? Berikut ini adalah beberapa tips mengajar anak berpuasa :

  1. Mengajarkan anak tentang Rukun Islam dan mengamalkannya

Dari Abu Abdirrahman bin Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata :“Aku mendengar Rasulullah saw bersabda :

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله،ُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ االلهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ (رواه البخاري ومسلم)

“Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu: Syahadat bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah al Haram”.

Puasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam dalam agama Islam. Hal pertama yang harus dilakukan orang tua dalam mengajarkan anak-anak untuk puasa adalah menanamkan ajaran agama kepada putra-putrinya. Hasilnya mereka akan dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan apa ilmu agama yang mereka dapat dengan baik. Setelah itu, mereka juga mengetahui bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua. Sehingga mereka dapat mengakrabkan diri mereka pada ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

Jika orang tua tidak mengerti agama dan tidak pula peduli dengan ajaran agama, maka mental dan moral anak-anaknya menjadi jauh menyimpang dari norma kehidupan beragama. Hasilnya sudah pasti akan membuat hidup mereka terasa bagaikan di dalam neraka.

  1. Bercerita tentang keutamaan-keutamaan puasa

Pada bulan Ramadhan, setiap muslim yang sehat diwajibkan berpuasa pada siang hari. Puasa dalam pengertian bahasa adalah menahan dan berhenti dari sesuatu yang dilarang. Sedangkan menurut istilah agama artinya menahan dari segala hal yang membatalkan puasa, yaitu makan, minum dan hubungan kelamin. Waktu puasa adalah sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga matahari terbenam. Dengan kata lain, sejak masuk waktu Subuh hingga masuk waktu Maghrib dan disertai dengan niat.

Sesuai dengan Dalil Al-Qur’an yang mewajibkan puasa adalah firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.

  1. Bercerita tentang larangan dalam puasa

Larangan utama dalam keutamaan puasa adalah makan, minum, dan berhubungan kelamin dimulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Ketika melaksanakan ibadah puasa, manusia bebas, tidak ada yang mengawasi dari pihak luar kecuali dari Allah semata. Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui apakah seorang itu sedang berpuasa atau tidak. Jika ia tidak berpuasa, tidak akan ada yang tahu.  Dia sendirilah yang mengetahui rahasia tentang dirinya, apakah ia benar berpuasa atau tidak. Ini berarti bahwa seseorang telah melatih diri sendiri untuk jujur dalam pelaksanaan ibadah dan dari hal tersebut ia akan merasakan manfaat beriman kepada Allah SWT. Hanya taqwa orang tersebut kepada Allah sajalah yang mendorong untuk benar-benar dan sungguh berpuasa. Bertaqwa kepada Allah merupakan salah satu dari enam Rukun Iman dalam agama Islam.

  1. Orang tua memberikan contoh tauhid yang baik

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

مَا مِنْ مَوُلُودٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُنْتِجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ

“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti hewan melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada telinga)?”

Sebagai orang tua, kita harus menyadari tugas utama yang harus dilaksanakan yaitu mendidik anak-anaknya. Sehingga orang tua dituntut untuk memberikan perhatian, bimbingan, arahan, dukungan, pengawasan serta contoh atau teladan secara teratur kepada anak-anaknya dalam hal beribadah sesuai dengan ajaran-ajaran agama.

  1. Bercerita tentang bahaya meninggalkan puasa

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda ketika datang bulan Ramadhan: Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk berpuasa, dalam bulan ini pintu Jannah dibuka, pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang nilainya sama dengan seribu bulan, maka barangsiapa diharamkan kebaikannya (tidak beramal baik didalamnya), sungguh telah diharamkan (tidak mendapat kebaikan di bulan lain seperti di bulan ini). (HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy. Hadits Shahih Ligwahairihi).

Tidak diragukan lagi keajaiban Al Quran di dunia. Manfaat membaca Al Quran setiap hari dapat menambah pengetahuan. Selain itu fungsi Al Quran bagi umat manusia dapat menambah ketaqwaan, terutama dalam mendidik anak, kita dapat belajar dari Al Quran. Jika kita menasihati anak dengan cara memberitahu hadits-hadits atau dengan manfaat membaca Al Quran yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan kepada anak-anak kita dengan cara bercerita, anak akan mudah memahami dan mengerti. Sehingga mereka akan menghindari apa akibatnya jika kita meninggalkan puasa wajib di bulan Ramadhan.

  1. Tidak memaksa

Rasulullah mengajarkan puasa pada anak yang dapat kita praktekan. Kita dapat melatih anak-anak agar berpuasa sejak dini. Jika anak-anak sudah mulai meminta makan karena mereka telah merasa lapar, kita dapat memberikan pengalihan perhatian dengan mengajak bermain atau pergi mencari hiburan. Cara ini dapat membuat anak-anak lupa akan rasa laparnya dan mereka dapat melanjutkan puasanya sehingga bisa bertahan sampai datangnya waktu berbuka.

“Setelah adanya pengumuman itu, kami berpuasa dan mengajak anak-anak untuk melaksanakan puasa. Kami juga mengajak mereka ke masjid dan memberikan mereka mainan dari kulit (wol). Jika mereka menangis karena lapar, kami menyodorkan mainan sampai waktu berbuka puasa tiba.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sebaiknya orang tua melatih anaknya untuk ikut berpuasa sejauh kemampuan usia anak. Orang tua dianjurkan agar tidak memaksa anak-anaknya untuk berpuasa sehari penuh bila anak tidak sanggup. Karena anak-anak belum berkewajiban untuk berpuasa.

  1. Dilatih sejak usia dini

Melatih anak puasa Ramadhan dimulai pada usia 5 tahun dengan berpuasa setengah hari terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan puasa penuh satu hari dalam satu bulan. Melatih puasa ini disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi anak. Ada yang melatih puasa Ramadhan dari mulai usia 5 hingga 10 tahun. Hal ini dilakukan agar anak-anak nantinya terbiasa dalam melakukan ibadah. Keistimewaan Puasa Ramadhan bagi anak dapat menjadikannya lebih bertaqwa kepada Allah SWT.

  1. Bersikap tegas

Dalam membiasakan ibadah pada anak orang tua juga perlu bersikap tegas, tetapi tidak bersifat memaksa supaya anak mau melaksanakannya dan tidak kalah pentingnya sikap disiplin yang baik dari orang tua juga sangat menentukan dalam pembentukan kebiasaan beribadah pada anak. Sehingga dapat memberi motivasi terhadap anak-anaknya dalam melaksanakan ibadah secara teratur karena Allah SWT.

Orang tua memberikan contoh dalam puasa wajib selama satu bulan yaitu pada saat bulan Ramadhan. Dari sinilah anak-anaknya menirukan puasa selama sebulan di bulan Ramadhan.

Membiasakan anak-anak bangun untuk sahur selama bulan Ramadhan dan berhenti makan saat Imsak. Setelah itu mendirikan sholat Subuh bersama keluarga merupakan bentuk kebiasaan-kebiasaan yang akan ditiru anak-anak hingga mereka dewasa. Keutamaan sholat berjamaah juga dapat membuat tali silaturahmi antara keluarga terjalin semakin akrab.

  1. Mengajarkan anak untuk menghormati orang yang sedang berpuasa

Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz; dia berkata, “Rasulullah mengutus untuk mengumumkan pada pagi hari asyura’ di wilayah kaum Anshar yang berada di sekitar kota Madinah.

من كان أصبح صائما فليتمّ صومه ومن كان أصبح مفطرا فليتمّ بقية يومه

“Barang siapa yang pagi hari ini beruasa, hendaklah menyelesaikannya. Barang siapa yang tidak berpuasa, hendaknya menahan (makan dan minum) sampai malam.”

Jika anak tidak sanggup melakukan ibadah puasa, mereka diajarkan bagaimana caranya untuk menghormati orang yang sedang berpuasa. Seperti tidak makan dan minum di hadapan orang yang sedang berpuasa. Lalu mereka diingatkan agar menahan makan dan minum sampai waktunya berbuka puasa.

Selai menghormati kepada yang sedang berpuasa, anak juga dinasehati agar menghormati pula orang yang tidak berpuasa. Agar anak tidak mengejek orang-orang yang tidak berpuasa karena perbedaan agama. Dengan menghormati perbedaan, akan dirasakan sendiri manfaat toleransi antar umat beragama.

  1. Memberikan ganjaran

Orang tua dapat memberikan ganjaran berupa hadiah yang disukai anak-anak jika mereka dapat menyelesaikan puasa mereka dalam sehari atau sebulan penuh. Anak-anak akan lebih bersemangat dalam menjalankan puasa.
Tetapi hal ini tidak baik jika diteruskan sampai mereka beranjak besar. Mereka harus diajarkan pula kalau mereka wajib menjalankan ibadah puasa bukan karena diberi hadiah melaikan karena perintah Allah SWT yang wajib dijalankan.

Penanaman tauhid anak lebih ditekankan pada pelatihan dan pembiasaan puasa pada bulan Ramadhan ini dengan menggunakan metode keteladanan agar anak mudah untuk meniru dan dijadikan sebagai sebuah kebiasaan. Serta peran penting orang tua sangat diperlukan bagi anak dalam belajar melaksanakan ibadah puasa. Semoga Allah SWT menganugerahkan anak-anak yang saleh kepada kita yang dapat membantu kita dalam taat kepada Allah SWT. Amin…

fbWhatsappTwitterLinkedIn