Adab Menuntut Ilmu Terhadap Guru Dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Guru memiliki peran yang penting dalam kehidupan dunia ini. Seorang guru mengajarkan ilmu kepada muridnya dengan harapan bahwa ilmu tersebut akan tertanam dalam muridnya. Pekerjaan ini sungguh mulia, terlebih bila yang diajarkan ialah ilmu agama Islam.

Dalam Islam, tidak hanya diajarkan tentang ilmu tauhid Islam, tetapi juga diajarkan tentang bagaimana kita bisa mengetahui yang hak dan yang bathil, yang baik dan yang buruk. Oleh karena begitu pentingnya peran seorang guru, maka dalam Islam begitu dimuliakan.

Seorang murid harus bisa bersikap baik saat berhadapan dengan gurunya. Karena keridhaan guru pada muridnya mempengaruhi tingkat keberhasilan seorang murid dalam mempelajari ilmu yang diajarkan. Lalu bagaimanakah seharusnya adab menuntut ilmu terhadap guru?

Simak selengkapnya berikut ini!

Menghormati Guru

Guru bukan hanya seseorang yang mengajarkan kita ilmu, tetapi juga sebagai pengganti orang tua kita di tempat belajar. Maka, sudah sepantasnya kita menghormatinya sebagaimana kita menghormati orang yang lebih tua dari kita. Beberapa cara menghormati guru dalam Islam yakni dengan memperhatikan apa yang diucapkannya tanpa menyela atau memotong perkataannya, bersikap rendah diri dan tidak mengujinya dengan banyak pertanyaan yang tidak semestinya. Sebagaimana yang tertuang dalil di bawah ini.

Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘anhu berkata,

كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا

“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR. Bukhari).

Abu ‘Ubaid Al Qosim bin Salam berkata, “Aku tidak pernah sekalipun mengetuk pintu rumah seorang dari guruku, karena Allah berfirman,

وَلَوْ أَنَّهُمْ صَبَرُوا حَتَّى تَخْرُجَ إِلَيْهِمْ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Kalau sekiranya mereka sabar, sampai kamu keluar menemui mereka, itu lebih baik untuknya” (QS. Al Hujurat: 5).

Adab Duduk

Pada umumnya, seorang murid belajar dalam keadaan duduk. Dalam posisi duduk pun, ada adab yang perlu diperhatikan.

Syaikh Bakr Abu Zaid Rahimahullah di dalam kitabnya Hilyah Tolibil Ilm mengatakan, “Pakailah adab yang terbaik pada saat kau duduk bersama syaikhmu, pakailah cara yang baik dalam bertanya dan mendengarkannya.”

Syaikh Utsaimin mengomentari perkataan ini, “Duduklah dengan duduk yang beradab, tidak membentangkan kaki, juga tidak bersandar, apalagi saat berada di dalam majelis.”

Ibnul Jamaah mengatakan, “Seorang penuntut ilmu harus duduk rapi, tenang, tawadhu’, mata tertuju kepada guru, tidak membetangkan kaki, tidak bersandar, tidak pula bersandar dengan tangannya, tidak tertawa dengan keras, tidak duduk di tempat yang lebih tinggi juga tidak membelakangi gurunya”.

Dari dalil di atas, diketahui bahwa ada larangan duduk bersandar dalam Islam saat menuntut ilmu.

Adab Berbicara

Guru adalah orang yang telah mengajarkan kebaikan pada muridnya. Jadi, seorang murid harus bisa bersikap baik pula pada gurunya. Perhatikanlah etika berbicara dalam Islam pada orang tua, guru dan sesama.

Abi Said al Khudry radhiallahu ‘anhu juga menjelaskan,

كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا

“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR. Bukhari).

Itulah beberapa adab menuntut ilmu terhadap guru dalam sudut pandang Islam. Semoga para pembaca semua dapat mengamalkannya dan memperoleh hikmat darinya. Serta menjadi pribadi yang senantiasa istiqomah dalam Islam. Aamiin.

fbWhatsappTwitterLinkedIn