Ilmu merupakan bagian yang teramat penting dalam kehidupan manusia. Menuntut ilmu menjadi sebuah kewajiban setiap umat. Terutama ilmu agama yang akan menentukan kehidupan dan keyakinannya selama di dunia ini.
Meskipun melelahkan, ada keutamaan berilmu dalam Islam yang perlu kita pahami. Ilmu agama yang dipelajari dengan baik dan benar, dapat memudahkan seseorang menuju surga-Nya. Sebagaimana yang tertuang dalam hadits berikut ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Agar tujuan ilmu yang dipelajari sampai pada si penuntut ilmu, maka penuntut ilmu tersebut harus memahami adab penuntut ilmu yang baik. Apa sajakah itu? Simak selengkapnya di bawah ini.
Meluruskan Niat Ikhlas untuk Mencari Ridho Allah
Ilmu yang baik adalah ilmu yang memberi kebaikan pada pemiliknya. Sementara ilmu yang buruk adalah ilmu yang memberikan mudharat bagi pemiliknya.
Sebelum menuntut ilmu, terlebih dahulu tanamkanlah niat yang lurus di dalam hati. Niatkan mencari ilmu dengan ikhlas hanya untuk menggapai ridho Allah subhanahu wa ta’ala.
Jika niat menuntut ilmu ditujukan untuk mencari gelar, jabatan dan kedudukan duniawi semata, maka ilmu tersebut akan membawa pada sifat-sifat yang buruk, seperti kesombongan, tamak dan kikir. Dan imbasnya akan membawa pelakunya pada perilaku yang keji, misalnya korupsi dan menindas kaum yang lemah. Sungguh suatu jenis amal yang sia-sia dalam Islam. Naudzubillah!
Anas bin Malik berkata,
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ يُبَاهِي بِهِ الْعُلَمَاءَ ، أَوْ يُمَارِي بِهِ السُّفَهَاءَ ، أَوْ يَصْرِفُ أَعْيُنَ النَّاسِ إِلَيْهِ ، تَبَوَّأَ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat dengan orang bodoh, supaya dipandang manusia, maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Hakim dalam Mustadroknya)
لاَ تَعَلَّمَوْ ا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوْا بِهِ الْعُلَمَاءَ ، وَلاَ لِتُمَارُوْا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلاَ تَجْتَرِثُوْابِهِ فِى الْمَجَالِسِ اَوْ لِتَصْرِفُوْا وُجُوْهَ النَّاسِ إِلَيْكُمْ ، فَمَنْ فَعَلَ ذَالِكَ فَالنَّارَ فَالنَّارَ .
(الترمذى وابن ماجة)
“Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam mejelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka…neraka.” (HR. Al-Tirmidzi dan Ibn Majah)
Oleh karena itu, niatkanlah untuk mencari ridho Allah agar lebih taat pada-Nya. Jika niatnya agar menjadi seseorang yang lebih ahli sehingga bisa berbagi pada sesama, maka itu diperbolehkan selagi tidak ada mudharat di dalamnya.
Tujukan untuk Menghilangkan Kebodohan Diri Sendiri dan Orang Lain
Pada dasarnya seseorang dilahirkan dalam keadaan bodoh, tidak mengetahui sesuatu apapun. Dengan keridhaan-Nya, Allah memudahkan seseorang dalam menuntut ilmu untuk mengetahui berbagai hal tentang-Nya dan kehidupan dunia ini. Begitu mengerikannya bahaya kebodohan dalam Islam, jadi tujukanlah menuntut ilmu untuk menghilangkan kebodohan diri sendiri dan orang lain.
تَعَلَّمُوْاالْعِلْمَ ، فّإِنَّ تَعَلُّمُهُ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ، وَتَعْلِيْمَهُ لِمَن ْ لاَ يَعْلَمُهُ صَدَقَةٌ ، وَإِنَّ الْعِلْمَ لَيَنْزِلُ بِصَاحِبِهِ فِى مَوْضِعِ الشَّرَفِ وَالرِّفْعَةِ ، وَالْعِلْمُ زَيْنٌ لِأَهْلِهِ فِى الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ . (الربيع)
“Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’)
Bersikap Sabar dalam Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu memang bukan sesuatu hal yang mudah. Butuh kesabaran di dalamnya karena setiap hal membutuhkan proses dan setiap proses butuh waktu. Bagi siapa yang konsisten dan sabar dalam belajar, maka insya Allah akan memperoleh hasil yang terbaik.
Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Katsir berkata,
لاَ يُسْتَطَاعُ الْعِلْمُ بِرَاحَةِ الْجِسْمِ
“Ilmu tidak diperoleh dengan badan yang bersantai-santai.” (HR. Muslim no. 612)
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ ” (Al-Baqarah [2]:45)
“Bersemangatlah kalian kepada apa yang bermanfaat bagi kalian, mintalah pertolongan Allah dan jangan malas.” (HR. Bukhori & Muslim).
Begitu pentingnya bersabar dalam menuntut ilmu, maka pelajarilah doa untuk kesabaran dalam Islam.
Itulah beberapa adab penuntut ilmu dalam Islam. Teruslah bersemangat dalam mencari ilmu kebaikan dan tetap istiqomah dalam Islam. Insya Allah kita akan memperoleh banyak keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala.