Dalam melaksanakan ibadah haji di tanah suci, para jamaah haji yang telah memenuhi syarat wajib haji akan melakukan banyak sekali amalan-amalan yang harus dilakukan selama beribadah disana. Dan saat hari raya haji tiba pada tanggal 10 dzulhijjah maka ada beberapa amalan yang harus dilakukan jamaah pada hari tersebut. Berikut amalan haji pada saat Idul Adha yang bisa dilakukan jamaah hari pada hari raya kurban tersebut :
- Ihram
Ihram artinya niat, jadi jamaah haji harus melaksanakan niat untuk manasik haji sebelum memulai ibadah haji.
- Bertalbiyah/ bertakbir
Ketika berangkat ke mina pada tanggal 10 dzulhijjah jamaah haji bertakbir selama perjalanan hingga selesai melakukan jumroh ‘Aqobah.
- Melemparkan jumrah
Melempar jumrah ini merupakan amalan wajib haji karena rasulullah dan para sahabatnya juga melakukan hal ini saat berhaji. Jika tidak ikut melempar jumrah maka diharuskan untuk menyembelih satu ekor kambing yang dinamakan dengan fidyah dam atau harus menggantinya dengan berpuasa selama 10 hari yang dilakukan saat berhaji dan ketika sudah pulang dari berhaji dengan pembagian waktu 3 hari ketika masih di tanah suci dan 7 hari setelah pulang dari haji.
- Menyembelih hadyu
Amalan haji pada saat Idul Adha berikutnya adalah para haji diharuskan untuk menyembelih hewan sembelihan ketika berada di tanah haram bagi para jamaah haji yang manasik tamattu’ dan qiron. Selain bisa menyembelih sendiri para haji juga bisa mewakilkannya. Sebagai umat Islam kita juga harus mengetahui hikmah qurban idul adha.
- Mencukur rambut
Seperti hal yang telah dilakukan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, setelah menyembelih hewan untuk tanah haram maka beliau mencukur rambutnya. Para jamaah bisa mencukur rambut dengan cara menghabiskannya atau hanya memendekkannya saja. Mencukur habis rambut lebih diutamakan dalam Amalan Haji pada saat Idul Adha. Namun bagi jamaah wanita cukup hanya dengan memendekkan rambut saja.
- Tawaf ifadah
Melakukan tawaf ifadah di masjidil haram termasuk kepada rukun haji yang disebut juga dengan tawaf rukun. Tawaf ini dilakukan setelah jamaah haji tahallul awwal, yakni telah bisa melakukan larangan-larangan ihram seperti melepas pakaian ihram, memakai wewangian dan berbagai larangan lainnya selain yang berhubungan dengan wanita. Allah telah berfirman :
“Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu” (al-hajj: 29).
- Sa’i di Masjidil haram
Amalan ibadah sa`i adalah berjalan bolak balik selama 7 kali dari bukit safa ke marwa yang dilakukan dengan niat sa`i haji.
Untuk melakukan amalan haji pada saat Idul Adha ini sangat di anjurkan untuk melakukannya secara berurutan namun juga tidak masalah jika melakukannya secara acak, karena juga telah dijelaskan dalam hadis berikut ini :
“Jika salah satu dari amalan haji pada hari kesepuluh di atas dimajukan dari yang lain, maka tidaklah masalah. Jika seseorang menyembelih dulu sebelum melempar jumrah, atau mencukur sebelum menyembelih, atau melakukan thowaf ifadhoh sebelum melempar jumrah dan mencukur, maka tidaklah mengapa. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanyakan demikian dan beliau menjawab tidaklah mengapa. Namun yang disunnahkan adalah mengikuti sebagaimana yang beliau lakukan yaitu: melempar jumrah, lalu menyembelih, lalu mencukur, kemudian melakukan thowaf (ifadhoh).” (Shifat Hajjatin Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, hal. 196).
Demikianlah 7 amalan haji pada saat Idul Adha yang dilakukan untuk para jamaah haji dan ketahui juga keutamaan ibadah haji bagi umat Islam serta amalan di hari raya idul adha.