15 Cara Wanita Mengajak Ta’aruf Pria yang Sopan

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tidak ada salahnya seorang wanita mengajukan diri duluan untuk mengajak pria Ta’aruf menurut islam. Hal ini malah merupakan suatu tindakan yang mulia, apalagi nikah merupakan perintah Allah dan sunah Rasulullah SAW, menjalaninya tentunya suatu ibadah. Tindakan mulia ini saat ini malah dianggap hal yang tabuh dan memalukan, padahal seperti yang penulis sebutkan tadi, ini merupakan hal yang mulia.

Seorang wanita mengajukan dirinya karena tidak ingin hatinya terus berzina agar terhindari dari dosa wanita yang paling dibenci Allah, karena sudah tentu dia sudah punya perasaan dengan si pria. Daripada hal itu terjadi terlalu lama, lebih baik mengajukan diri duluan, agar ia bisa tahu apakah si pria memiliki kecenderungan yang sama atau tidak. Jika ya, mereka akan menikah dan insyaAllah mendapat pahala yang besar dan ridho dari Allah karena menjalani proses yang sesuai syariat. Berikut 15 Cara Wanita Mengajak Ta’aruf Pria yang Sopan.

1. Melakukan dengan sekhusyuk-khusyuknya

Setelah sobat mendapatkan data dan foto, lakukanlah proses ta’aruf dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawapan yang terbaik yakni dengan shalat istikharah. Dalam melakukan cara wanita mengajak pria yang ingin diajak ta’aruf ta’aruf yang sopan ini, janganlah ada kecenderungan pada calon yang diberikan kepada sobat.

Tapi ikhlaskanlah semua keputusannya pada Allah SWT. Luruskan niat sobat, bahawa sobat menikah dan menjalin kehidupan rumah tangga atas alasan benar-benar ingin membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang yang ber ta’aruf biasanya akan mendapat sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.

2. Mewujudkan pertemuan kali pertama

Setelah maklumat peribadi diperolehi, maka perlu wujudkan sebuah pertemuan yang diatur oleh murabbi pihak masing-masing sebagai cara ta’aruf yang benar.

3. Gali pertanyaan sedalam-dalamnya

Setelah bertemu, hendaklah didampingi murabbi masing-masing, lalu saling bertanya sedalam-dalamnya, dari maklumat peribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah tangga. Biasanya pada tahap ini, baik perempuan maupun lelaki agak malu-malu dan gementar, maklumlah sebelum ini tidak kenal. Tetapi dengan berjalannya waktu, semua akan menjadi lancar. Peranan pembimbing juga sangat diperlukan untuk mencairkan suasana.

Jadi, suasana tidak akan menjadi kaku dan terlalu serius.Diperlukan suasana humor, santai namun tetap serius. Pihak lelaki mahupun perempuan harus bertanya sedalam-dalamnya, jangan disembunyikan sebab keutamaan jujur dalam islam itu penting. Pada tahap ini, biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.

4. Menentukan waktu Bertemu dengan keluarga

Setelah melakukan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak lelaki merasakan adanya keserasian visi dan misi serta siap menjalani keutamaan menikah dalam islam, maka pihak lelaki pun harus segera untuk melakukan ta’aruf ke rumah pihak perempuan, untuk berkenalan dengan keluarganya. Namun ingat, pihak lelaki  jangan datang seorang diri,  untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan orang yang berpacaran.

5. Keluarga pihak lelaki  mengundang silaturahim pihak perempuan ke rumahnya

Dalam hal perkahwinan , adalah wajar jika orang tua pihak lelaki  ingin mengenal calon menantunya. Sebaiknya ketika datang ke rumah pihak lelaki, pihak perempuan juga tidak bersendirian, untuk menghindari terjadinya fitnah.

6. Menentukan Waktu Meminang

Setelah terjadinya hubungan silaturahim dikedua belah pihak, dan sudah ada keserasian visi dan misi dari pihak lelaki dan perempuan,  juga dengan keluarganya, maka janganlah tunggu lama-lama.  Segeralah menentukan waktu untuk mengkhitbah akhwat (memimang/melamar pihak perempuan).  Jarak waktu antara ta’aruf dengan pertunangan, sebaiknya tidak terlalu lama, kerana takut menimbulkan fitnah.

7. Tentukan waktu dan tempat pernikahan

Pada prinsipnya semua hari dan bulan dalam Islam adalah baik.  Jadi hindarkanlah mencari tanggal dan bulan baik, kerana takut jatuh ke arah syirik. Lakukan yang dicontohkan Rasulullah SAW, iaitu sederhana, mengundang anak yatim, memisahkan antara tetamu lelaki dan wanita, pengantin wanita tidak bertabarruj (berdsobatn), makanan dan minuman juga tidak berlebihan.

8. Jangan Sampai Bersentuhan

Sesuai dengan syariat Islam, pria dan wanita yang bukan muhrim memang dilarang untuk saling berinteraksi yang berlebihan atau berpotensi mengundang syahwat. Sama halnya dengan bersentuhan, Islam tak menganjurkannya sebelum mereka menjadi pasangan suami istri yang halal. Jika ada yang bilang tujuan dari ta’aruf itu menghindarkan dari hal-hal berbau mudharat tersebut, itu memang benar karena memang Islam meyakini perkenalan antara kaum pria dan wanita tak harus dilakukan dengan hal-hal yang berlebihan.

9. Mantapkan Diri

Seperti pada penjelasan awal, sebelum memutuskan berta’aruf, setiap individu diwajibkan untuk menanamkan niat yang kuat dalam dirinya guna memupuk keyakinannya dalam berta’aruf.Tak hanya pria, wanita pun diwajibkan demikian. Ta’aruf pun bukan sebuah proses yang berpijak pada pemaksaan atau perjodohan secara diskriminatif, oleh karena itu dalam setiap tahapannya selalu diselingi dengan silaturrahmi antar kedua belah pihak guna mencari tahu betul ‘informasi’ yang dibutuhkan demi kelancaran tahap selanjutnya.

10. Pendalaman dan Memperbanyak Informasi

Di dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat:13, ta’aruf  berarti ‘saling mengenal dengan tujuan baik’ dan menurut sumber lain, ini adalah anjuran berkenalan antara pria dan wanita yang ingin menjalin hubungan serius tanpa melewati proses pacaran seperti pada umumnya. Liqo’ yang dalam Bahasa Indonesia berarti pengajian atau perkumpulan memang bertujuan untuk meningkatkan keyakinan dalam berta’aruf.

Dengan panduan dari orang yang memahami betul apaitu ta’aruf dan esensinya seperti, ustadz atau pemuka agama. Tapi, tak semua yang melakukan ta’aruf melakukan Liqo’ guna mengumpulkan niat, banyak juga dari mereka yang hanya berniat dalam hati serta dipandu orang tua atau wali yang memang mumpuni dalam persoalan ta’aruf beserta tahapan-tahapannya. Tidak ada larangan-menuju jalan kebaikan dalam Islam.

Niatan yang tulus serta keinginan hati yang teguh tentunya bisa menjadi dasar seseorang untuk melampaui tingkat yang lebih tinggi dari sebuah hubungan. Jika ada seseorang yang benar-benar ingin berta’aruf meskipun sudah pernah berpacaran, ini takkan menjadi masalah karena dalam proses berta’aruf nanti seseorang juga dianjurkan untuk bermuhasabah atau merenungi diri di hadapan sang pencipta atas apa yang telah ia putuskan.

11. Kumpulkan Informasi Sebanyak Mungkin dari Sahabatnya

Pastikan pria yang sobat sukai adalah pria terbaik. Bagus agamanya, mulia akhlak dan perilakunya, dan lembut kepada sesama. Bagaimana bisa mengetahu hal ini semua? Sobat bisa bertanya kepada sahabatnya, mengawasi gerak-geriknya–mengamati tempat nongkrongnya, dan sebagainya. Tentu sobat lebih tahu akan hal ini, bukan? Apalagi di jaman sekarang, sobat bisa ngintip lewat sosmed, lihat profil facebooknya atau twitter, lihat teman-temannya disana, lihat halaman-halaman facebook yang disukainya, lihat grup-grup yang diikutinya, atau apalah.

Jaman sekarang, melakukan itu semua bukan hal susah, gampang sekali dilakukan. Bagaimanapun, pria yang sobat pilih adalah calon pemimpin keluarga, calon teladan anak-anak dalam rumah tangga, maka memastikan kebaikan akhlak dan agamanya adalah keniscayaan. Jika sudah bisa dipastikan bahwa ia memang pria baik dan pantas, maka lakukan langkah berikutnya.

12. Minta Jasa Orang Lain, Jangan Menyampaikannya Sendiri

Seperti Khadijah, beliau pun meminta bantuan orang lain untuk mengutarakan maksudnya, melamar Muhammad. Apalagi dalam budaya kita hal semacam ini –perempuan mengajak ta’aruf duluan, masih dianggap tabu dan tak biasa. Mintalah bantuan orang yang sobat percayai.

Setidaknya, jika orang lain yang maju, lalu kemudian ditolak, malunya nggak seberapa dibandingkan sendirian. Sampaikan pada orang yang sobat mintai tolong untuk menggali tentang perasaannya terhadapmu. Gali tentang rencana menikahnya kapan, sudah ada calon atau belum, atau apalah. Pelan-pelan, giring pertanyaan ke arah sobat, dan lihat ekspresinya.

13. Cara mengajak pria ta’aruf yang sopan jika sobat berani, langsung terus terang minta dinikahi. Dahulu ada di zaman Nabi, seorang wanita yang langsung menawarkan diri kepada Rasulullah (untuk dinikahi) (HR Bukhari) dalam riwayat Imam Malik, wanita itu berkata kepada Rasulullah “aku menawarkan diriku kepadamu” (HR Malik)

14. Cara mengajak pria ta’aruf yang sopan jika tidak berani mengungkapkan, Minta keluargamu ketemu si pria. Umar ibnul Khaththab Ketika putrinya Hafshah menjanda karena suaminya meninggal, segera mendatangi ‘Utsman bin ‘Affan & Abu Bakar untuk menawarkan putrinya” (HR. Al-Bukhari)

15. Cara mengajak pria ta’aruf yang sopan jika segan lewat keluarga, bisa lewat teman atau perantara. Khadijah mempunyai keinginan kepada Rasulullah. Lalu Khadijah mencurahkan perasaannya tersebut kepada sahabatnya yang bernama Nafisah binti Muniyyah, dan Nafisah pun segera pergi kepada Rasulullah membeberkan niatan Khadijah tersebut, dan menganjurkan Rasulullah untuk menikahinya.” (Sirah Nabawiyah)

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga bisa menjadi wawasan bagaimana menjalin hubungan yang benar sesuai dengan syariat islam sehingga terhindar dari dosa dan segala yang dilarang dalam agama serta menjadi jalan ibadah dan pahala, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat. Terima kasih.

fbWhatsappTwitterLinkedIn