Ketika kita fokus dalam beribadah kepada Allah SWT, maka ibadah kita akan menghasilkan energi yang besar. Energi yang memiliki daya ubah dan daya gerak untuk kebaikan juga kebenaran. Energi yang mendatangkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Jika seorang manusia bisa memfokuskan diri atas apa yang dikerjakannya, maka pekerjaannya akan membuahkan hasil yang berkualitas. Bahkan, ia bisa mengerjakan banyak pekerjaan dengan hasil yang sama-sama berkualitas. Dan itulah kekuatan dari fokus.
Ketidakfokusan dapat mendatangkan keburukan, bukan manfaat. Demikian juga dengan kita dalam kehidupan ini. Jika sudah fokus pada sesuatu biasanya kita akan berusaha sebaik mungkin agar tujuan tercapai.
Karena betapa pentingnya ilmu fokus ini. Maka agar kita menjadi pribadi yang hebat, salah satunya kita perlu fokus. Fokus dalam hal apa saja? Mari kita telaah.
1. Fokus Mengejar Ridha Allah
Kita semua hidup di dunia ini ingin untuk mencapai ridha Allah. Salah satunya dengan selalu melaksanakan semua perintah-Nya. Termasuk melaksanakan ibadah-ibadah serta amal shaleh.
Namun, ada hal lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu sebelum mencapai ridha Allah. Kita harus diridhai oleh kedua orang tua kita. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW bersabda,
…رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ
“Ridha Allah adalah ridha orang tua…” (HR. Tirmidzi)
2. Fokus Taubat
Semua manusia di muka bumi ini tidak ada yang sempurna, pasti setiap orang pernah bahkan selalu melakukan kesalahan atau berbuat dosa. Kecuali para Nabi dan Rasul yang dima’sum oleh Allah SWT.
Sebagai manusia biasa, memang sudah menjadi fitrahnya, manusia selalu melakukan kesalahan serta kekhilafan. Tetapi kita harus berusaha untuk tidak melakukan dosa. Dan ketika kita melakukan dosa, baik itu dosa sekecil pun, maka kita harus bertaubat, karena Allah Maha Pengampun.
وَرَبُّكَ الۡغَفُوۡرُ ذُوۡ الرَّحۡمَةِ ؕ لَوۡ يُؤَاخِذُهُمۡ بِمَا كَسَبُوۡا لَعَجَّلَ لَهُمُ الۡعَذَابَ ؕ بَلْ لَّهُمۡ مَّوۡعِدٌ لَّنۡ يَّجِدُوۡا مِنۡ دُوۡنِهٖ مَوۡٮِٕلًا
“Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan merreka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya.” (Al-Kahfi: 58)
3. Fokus Jaga Kebersihan Hati
Hati manusia harus selalu bersih, karena dari hati yang terjaga kesuciannya, maka manusia tersebut pasti selalu melakukan kebaikan dan kesalehan. Tetapi jika hatinya kotor, maka kemungkinan dia juga akan melakukan hal-hal yang dilarang oleh syariat Islam.
Bagaimana caranya agar hati bersih? Salah satu cara supaya hati tetap terjaga kebersihannya, yaitu senantiasa berdzikir kepada-Nya serta senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
4. Fokus Berhusnudzon
Prasangka baik atau dalam bahasa Arab disebut dengan husnudzon merupakan sikap selalu berpandangan baik terhadap segala sesuatu. Baik itu kepada dirinya sendiri, kepada orang lain, dan yang tak kalah penting yaitu berhusnudzon kepada Allah SWT.
Selain memberikan dampak positif terhadap orang lain, berhusnudzon juga akan membawa kebaikan terhadap diri sendiri. Sebaliknya lawan dari husnudzon yaitu su’udzon malah akan membawa keburukan bagi diri sendiri maupun orang lain. Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)
5. Fokus Ingat Kebaikan Orang
Manusia biasanya hanya mengingat keburukan yang orang lain lakukan kepadanya, namun melupakan semua kebaikan orang lain. Pun manusia itu selalu mengingat kebaikan dirinya sendiri terhadap orang lain tetapi melupakan keburukan yang pernah dilakukan kepada orang lain.
Seharusnya sebagai seorang muslim yang baik kita harus senantiasa mengingat kebaikan yang orang lain lakukan terhadap kita, serta mengingat keburukan apa yang pernah kita lakukan terhadap orang lain.