Puasa termasuk dalam rukun Islam yang ke tiga, yakni ibadah wajib dalam agama Islam setelah berucap ashadu anla ilaa ha illa llah wa ashadu anna muhammadan rosulullah dan sholat. (Baca juga: Rukun Puasa Ramadhan; Hukum Puasa Tanpa Sahur)
Kewajiban dari ibadah puasa ini dijelaskan dalam beberapa surat al-Qur’an yakni:
Surat al-Baqarah ayat 183-185 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣ أَيَّامٗا مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٞ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ١٨٤ شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٨٥
Artinya:
(183) Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
(184) (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
(185) (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah : 183-185)
Ibadah puasa adalah ibadah yang dilakukan dengan cara menahan diri dan melakukan ibadah-ibadah lainnya selama rentang waktu dari sejak menjelang subuh yang diawali dengan sahur hingga magrib yang diakhiri dengan berbuka puasa. Menahan diri dalam ibadah puasa di sini tidak hanya soal menahan lapar dan haus saja akan tetapi juga emosi, hawa nafsu dan perbuatan-perbuatan negative lainnya.
Baca juga:
- Waktu Buka Puasa dan Adab Berbuka Puasa
- Doa Puasa Ramadhan untuk Sebulan
- Menu Berbuka Puasa yang Sehat
- Hukum Mencicipi Makanan Saat Puasa
Di antara beberapa hal-hal yang harus dilakukan saat berpuasa, tentu yang paling sulit untuk diterapkan adalah bagaimana kita menahan hawa nafsu dan emosi dalam diri kita. Seringnya tanpa terasa emosi kita terpancing dan terbawa emosi karena berbagai hal seperti interaksi atau obrolan dan candaan yang berujung pada rasa emosi bahkan pertengkaran maupun ghibah atau membicarakan bahkan menggosip yang biasanya dilakukan dengan tanpa kita sadari.
Sesuai dengan sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bahwa:
“Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hawa nafsu dan amarah yang tidak terkontrol selama puasa walaupun tidak membatalkan puasa secara langsung layaknya makan dan minum, namun tetap saja hal ini dapat mengurangi nilai dan pahala dalam ibadah puasa kita.
Oleh karena itu artikel kali ini akan membahas tentang Tips Menahan Emosi Saat Puasa :
- Tidak Banyak Bicara
Penyelesaian suatu masalah memang harus dilakukan dengan cara berbicara, namun berbicara di sini harus dilakukan dengan kepala dingin dan hati tenang, bicara saat sedang marah justru akan membuat suasana menjadi panas dan memburuk. Oleh karena itu saat emosi tersulut sebaiknya tidak banyak berbicara dulu dan menunggu waktu yang tepat untuk bicara agar hasil pembicaraan menghasilkan solusi yang positif. (Baca juga: Hari yang Dilarang Puasa dalam Islam)
- Mengambil Air Wudhu
Basuhlah wajah dan tubuh dengan menggunakan air wudhu karena air wudhu dapat meredam emosi dalam diri kita. Emosi dan amarah yang meledak-ledak sesungguhnya adalah berasal dari bisikan dan hasutan setan dimana setan itu sendiri terbuatnya dari api maka untuk memadamkan api tersebut bisa dilakukan dengan membasuhkan air khususnya air wudhu.
- Menarik Napas Dalam-Dalam
Mengisi paru-paru dengan oksigen saat sedang di kuasai emosi sangat terbukti ampuh untuk meredakan emosi tersebut. Oleh karenanya tariklah napas dalam-dalam dan buang perlahan untuk melegakan hati dan pikiran kita. (Baca juga: Hari yang Dilarang Puasa dalam Islam)
- Cukupkan Istirahat
Salah satu pemicu emosi selain interaksi yang kurang baik dengan orang lain adalah karena kebutuhan istirahat yang tidak terpenuhi misalnya kurang tidur atau terlalu lelah. Oleh karena itu agar puasa kita tidak dipenuhi dengan perasaan yang penuh amarah maka cukupkanlah waktu istirahat kita.
- Memperbanyak Dzikir
Dzikir sangat ampuh untuk meredakan emosi karena salah satu manfaat dari dzikir adalah untuk selalu mengingat Allah sehingga hati akan menjadi lebih lembut dan tenang.
Hal inipun telah dibuktikand alam beberapa penelitian yang dilakukan oleh psikolog dengan mewawancarai beberapa kelompok pengamal dzikrullah dan didapatkan hasil bahwa dzikir dapat memunculkan perasaan tenang dan benar-benar merasakan sebuah kehidupan yang lebih tenteram dan bermakna yang dirasakan oleh pengamalnya.
Hal ini juga telah disampaikan dalam Firman Allah SWT, lebih tepatnya dalam surat ar-Ra’du ayat 28 yang berbunyi:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨
Artinya: “(orang-orang yang taubat yaitu) mereka yang beriman, hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah (dzikrullah). Ingatlah, dengan dzikrullah, hati menjadi tenang.” (QS Ar-Ra’du,: 28)
Selain itu, dalam surat Ali Imran Allah juga berfirman mengenai dzikir ini, yang berbunyi:
ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran : 191)
- Mengalihkan Perhatian / Mencari Kesibukan
Carilah kesibukan lain yang positif sehingga perhatian kita akan sedikit teralihkan dan amarah kita akan terlupakan walaupun hanya sebentar dengan begitu emosi dan amarah kita akan menguap dan lebih bisa berpikiran jernih setelahnya. (Baca juga: Cara Menjaga Hati Menurut Islam)
- Merubah Posisi Tubuh
Posisi tubuh kita sangat mempengaruhi kondisi emosi, oleh karenanya saat emosi sulit dikendalikan, upayakan untuk mengambil posisi lebih rendah. Misalnya jika kita marah saat posisi sedang berdiri maka duduklah, jika marah saat dalam posisi duduk maka berbaringlah. (Baca Juga: Cara Menghadapi Orang Pemarah Dalam Islam)
- Membaca Al-Qur’an
Selain sebagai sumber ilmu dan firman dari Allah subhana hua ta’ala, al-Qur’an juga merupakan salah satu obat untuk meredakan berbagai penyakit hati seperti marah, dengki, dan lainnya. oleh karena itu daripada menuruti emosi lebih baik membaca al-Qur’an untuk meredakan emosi dan menambahkan pahala saat berpuasa.
Baca juga:
Demikianlah pembahasan mengenai tips untuk menahan amarah saat berpuasa. Selain dapat meredam emosi, cara-cara tersebut dapat meningkatkan pahala kita dalam melakukan ibadah puasa. Semoga artikel ini dapat meningkatkan khazanah keilmuan dan ketakwaan kita semua. Amin.