Hukum Mendoakan Keburukan Untuk Musuh Islam dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Perkara Islam akhir-akhir ini semakin hangat. Banyak sekali bermunculan para penista agama Islam yang dulunya diam-diam memusuhi Islam, namun kini dengan garangnya menghina Islam. Lalu bagaimana sikap kita sebagai seorang Muslim jika mendoakan keburukan bagi musuh Islam yang nyata seperti itu? Berikut akan dijelaskan hukum mendoakan keburukan untuk musuh Islam.

Tidak dianjurkan untuk Mendoakan Keburukan untuk Orang Lain

Allah berfirman,

وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا

“Manusia berdoa untuk keburukan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. al-Isra: 11)

وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ

Kalau sekiranya Allah menyegerakan doa keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka..” (QS. Yunus: 11)

Baca juga :

Dari ayat tersebut terlihat bahwa ternyata tidak semua doa untuk keburukan dikabulkan oleh Allah SWT. Dalam sejarah Islam, kita juga mengetahui bahwa Rasul juga tidak pernah mencontohkan untuk mendoakan keburukan bagi orang lain, meskipun itu adalah musuh Islam.

Mendoakan yang Buruk untuk Orang Lain Bisa Berbalik Doanya kepada Kita

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Ummu Sulaim pernah mempunyai anak perempuan yatim, yaitu Ummu Anas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat anak yatim tersebut dan kemudian berkata, ‘Oh, kamu. Kamu sekarang sudah besar. Semoga usiamu tidak akan bertambah lagi!’

Anak yatim itu lalu kembali kepada Ummu Sulaim sambil menangis. Ummu Sulaim bertanya, ‘Ada apa denganmu, wahai anakku?’

Baca juga :

Ia menjawab, ‘Rasulullah telah berdoa terhadapku agar usiaku tidak bertambah lagi, maka mulai sekarang umurku tidak akan bisa bertambah lagi!’

Ummu Sulaim lalu buru-buru memakai kerudungnya dan pergi menghadap Rasulullah. Beliau lalu bertanya, ‘Ada apa denganmu, wahai Ummu Sulaim?’

Ia menjawab, ‘Wahai Nabi Allah, benarkah Anda telah berdoa buruk terhadap anak yatimku?’

Nabi pun balik bertanya, ‘Doa apakah itu, wahai Ummu Sulaim?’

Ia lantas menjawab, ‘Ia telah menganggap bahwa baginda telah berdoa agar tidak bertambah umurnya dan tidak besar masanya.’

Rasulullah lantas tersenyum dan bersabda, ‘Wahai Ummu Sulaim, tahukah engkau mengenai perjanjianku dengan Tuhanku?

Sesungguhnya aku telah melakukan perjanjian dengan Allah. Aku mengatakan bahwa sesungguhnya aku ini manusia biasa. Aku kadang suka sebagaimana orang biasa suka, dan aku juga kadang marah sebagaimana orang biasa marah. Jadi barangsiapa yang aku doakan buruk sementara ia tidak layak menerima doa itu, maka doa tersebut akan berbalik terhadapnya menjadi pembersih, penumbuh, dan pendekat dirinya kepada Allah di hari kiamat kelak’.” (HR Muslim).

Baca juga:

Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu meriwayatkan kala menceritakan Perang Badr.

Umar Radhiyallahu anhu berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap kiblat, menengadahkan kedua belah tangannya dan berdoa kepada Rabb-nya:

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي، اللَّهُمَّ آتِنِي مَا وَعَدْتَنِي، اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تَعْبُدْ فِي الْأَرْضِ أَبَدًا

Ya Allâh! Wujudkanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku!
Ya Allâh! Berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku!
Ya Allâh! jika Engkau binasakan tentara Islam ini, Engkau tidak akan diibadahi di muka bumi ini.”

Rasul terus saja menyeru Rabbnya dengan menengadahkan dua tangannya menghadap kiblat, sampai-sampai kain selempang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terjatuh dari dua pundaknya. Abu Bakar Radhiyallahu anhu pun datang mengambilnya, dan meletakkannya kembali pada pundak Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Lalu Abu Bakar Radhiyallahu anhu merapat kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari belakang, seraya berkata:

يَا نَبِيَّ اللَّهِ كَفَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ إِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ

Wahai Nabi Allâh! Cukuplah permohonanmu kepada Rabbmu! Karena Allâh Azza wa Jalla pasti akan menunaikan apa yang telah Dia janjikan.”

Lalu Allâh Azza wa Jalla menurunkan ayat yang artinya: (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu… dan Allâh Azza wa Jalla memberikan bala bantuan dengan mengirim para malaikat. (HR. Muslim)

Baca juga:

Tidak Ada Larangan untuk Mendoakan Keburukan dalam Keadaan Terdzalimi

Namun Allah juga tidak melarang untuk mendoakan keburukan jika ia dalam kondisi dianiaya.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Takutlah kalian terhadap doa orang yang didzalimi, karena tidak ada hijab antara dia dengan Allah” (HR. Bukhari 1496 & Muslim 130).

Allah berfirman,

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. an-Nisa: 148)

Imam Nawawi berkata, ”Telah jelas kebolehan hal tersebut [mendoakan keburukan kepada orang yang berbuat zalim] berdasarkan nash-nash Alquran dan As Sunnah. Juga berdasarkan perbuatan generasi umat Islam terdahulu (salaf) maupun generasi terkemudian (khalaf).” (Imam Nawawi, Al Adzkar An Nawawiyyah, hlm. 261).

Dalam memerangi musuh Islam, Rasul lebih menyukai untuk berdoa seperti di bawah ini:

اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ، وَمُجْرِيَ السَّحَابِ، وَهَازِمَ الأَحْزَابِ، اِهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

“Ya Allâh, Dzat Yang menurunkan Al-Quran, Yang menggerakkan awan, Yang mengalahkan komplotan tentara (kafir), kalahkanlah mereka dan menangkanlah kami atas mereka!”

Baca juga:

Dan di antara dzikir yang paling agung untuk meminta kemenangan atas musuh adalah:

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Cukuplah Allâh menjadi Penolong kami dan Allâh adalah sebaik-baik Pelindung.”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلَاتِهِمْ وَإِخْلَاصِهِم

“Sesungguhnya Allâh menolong umat ini tidak lain dikarenakan orang-orang lemah di antara mereka, melalui doa, shalat dan keikhlasan mereka”. [HR. An-Nasa’i]

Itulah penjelasan singkat mengenai hukum mendoakan keburukan bagi musuh Islam. Sungguh Islam adalah agama yang begitu mulia bahkan bagi musuh Islam sendiri. Semoga artikel ini mampu menambah keimanan dan ketakwaan kita pada Allah SWT. Aamiin.

fbWhatsappTwitterLinkedIn