Istilah mager sudah tidak asing lagi di telinga kita terutama anak milenial, mereka sering menggunakan istilah ini untuk mengungkapkan perasaan futur nya jika sedang kesulitan untuk beraktivitas karena satu racun “kemalasan”
Mager itu kependekan dari istilah malas gerak. Bisa juga disebut tager alias tidak gerak.
Setiap orang pasti pernah berada di titik ‘malas’ nya masing-masing, susah beraktivitas karena sedang tidak mood untuk melakukannya atau ya karena memang ingin bersantai saja.
Namun tahukah bahwa di dalam islam, mager adalah sebuah masalah serius dan harus dilawan karena tidak sesuai dengan perintah agama. Kenapa? Karena dalam islam perintah untuk membuat agenda dan perencanaan adalah sesuatu yang dianjurkan. Ada banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang ini.
Manusia tentu digoda oleh jin untuk bermalas-malasan. Tapi tenang saja karena di dalam islam ada jurus jitu untuk melawan mager.
Dalam sebuah kisah di masa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam ada seorang yang bernama Abu Umamah. Kala itu beliau sedang berada di surau dan Rasulullah melihat Abu Ummah hanya duduk saja selepas shalat sampai masuk waktu shalat berikutnya dan begitu seterusnya. Lantas Rasul bertanya “Hai Abu Umamah kenapa engkau hanya duduk diam saja saat sedang tidak shalat?” lalu ia menjawab “Diriku punya banyak sekali hutang ya Rasul dan aku bingung bagaimana cara menulanasinya, jadi aku memikirkan itu.”
Mendengar itu Rasul kemudian membacakan suatu doa kepada Abu Umamah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dan aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung Kepada-Mu dari pengecut dan bakhil, dan juga aku berlindung kepada-Mu dari tekanan hutang, dan kesewenang-wenangan orang” (HR. Bukhari)
Kini doa tersebut dikenal sebagai doa untuk menghilangkan kesulitan dan melunasi hutang yang dibaca kala pagi dan sore hari, namun begitu maknanya jauh lebih dalam.
Kita bisa melihat makna dari doa tersebut juga sebagai penguat bagi jiwa kita agar dihindari dari kelemahan dan kemalasan, itu artinya pelindung agar mager tidak betah berlama-lama dengan diri kita.
Karenanya sebagai jurus pertama, mengamalkan doa tersebut di pagi dan petang adalah solusi yang paling baik. Lebih bagus lagi jika kita mau membaca serangkaian Dzikir Al Ma’tsurat yang isinya tak hanya doa tadi, namun banyak doa-doa lainnya yang Insyaa Allah akan membantu kita untuk terikat dengan Allah dan Perlindungan-Nya.
Ingat: “Bukan mengiringi usaha dengan doa namun mengiringi doa dengan usaha.”
Jurus kedua, adalah temukan dan selalu berada di lingkungan yang baik. Baik yang bagaimana? Yaitu berteman dengan mereka yang baik, menjaga tingkah lakunya, sefikrah dan sama-sama menjunjung visi islam dalam lini kehidupannya.
Teman yang baik adalah mereka yang berani menegur salah temannya dan yang siap sedia jadi pembela bagi temannya.
Jurus ketiga, mulai dari sekarang. Mulai menstabilkan jiwa, maksudnya ketenangan jiwa kita dan terus mengisi diri dengan pengetahuan islam dan pengetahuan umum, agar kita selalu tahu alasan dalam berbuat sesuatu. Sehingga mager tidak akan mudah menerobos benteng pertahanan dari jurus kesatu dan kedua yang sudah dipupuk dengan baik dalam diri.