Alasan Valentine Dilarang Dalam Islam dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Banyak dari kita yang sudah mengenal hari valentine. Terutama remaja – remaja millenial yang kini sudah banyak ikut untuk merayakannya. Hari Valentine sendiri dirayakan sebagai salah satu wujud atau bentuk cinta kasih kita kepada seseorang.  Biasanya yang merayakan adalah pasangan kekasih, pasangan suami istri, orang tua ke anak, dan lainnya. Baca juga tentang Cara Terhindar Dari Fitnah Wanita

Sejarah Valentine

Sejarah hari valentine sendiri dimulai perayaan Lupercalia setiap 15 Februari pada zaman dahulu kala oleh bangsa Romawi. Perayaan Lupercalia merupakan upacara persucian antara (13-18 Februari).

Dalam dua hari pertama, dirayakan sebagai persembahan untuk dewi Cinta (Queen of Feverish Love), Juno Februata. Dalam perayaan ini, pemuda mengundi nama-nama gadis dengan kotak, dan diambil secara acak. Kemudian, nama yang keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk dijadikan obyek hiburan. Baca juga tentang Hukum Menjawab Salam di Media Sosial

Selanjutnya, pada 15 Februari, mereka akan meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Kemudian, para wanita akan meminta dilecut yang diyakini akan membuat dirinya menjadi lebih indah.

Terdapat beberapa versi siapa Valentine itu sendiri. Semua dimulai dari ketika agama Khatolik mulai memasuki bangsa Romawi. Lalu, ada petinggi pada zaman itu bernama Kaisar Claudius II yang memutuskan untuk seluruh pemuda ikut terjun perang dibandingkan menikah. Baca juga tentang Hukum Memakai Cadar Saat Sholat

Namun, pemuda tersebut melanggarnya dengan melakukan hal terlarang dengan seorang wanita. Pemuda tersebut bernama St. Valentine. Kemudian, St. Valentine, akhirnya ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269. Cerita ini diambil dari The World Book Encyclopedia, 1998.

Kemudian, dibawah ini akan dijelaskan mengapa Allah SWT melarang kita untuk merayakan Valentine. Simak selengkapnya dibawah ini:

  1. Merayakan Valentine sama halnya dengan Orang-orang Kafir

Bagi Islam, kita tidak boleh melakukan Tasyabbuh, atau meniru-niru aktivitas orang kafir/non muslim. Larangan ini sudah banyak ditulis di berbagai ayat Al-Qur’an. Juga disabdakan oleh Rasulullah SAW.

Pendapat ini disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam kitab beliau yaitu Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim. Baca juga tentang  Bahaya Tertawa Berlebihan Dalam Islam

Rasulullah SAW dalam hal ini mengatakan kita harus menyeleksi orang-orang yang masuk kedalam hidup kita.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ

“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185)

Kemudian di waktu lain, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih, sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269).

Dengan sabda-sabda Rasulullah SAW diatas, sudah jelas bahwa ketika kita sekali ikut merayakan valentine, berarti kita juga ikut dengan perayaan orang kafir. Baca juga tentang Hukum Nasehat Menasehati Dalam Islam

  1. Tidak termasuk orang yang beriman

Allah SWT sudah memberitahu kita terkait apa saja sifat-sifat dari orang beriman. Salah satunya adalah mereka yang tidak menghadiri ritual/perayaan orang kafir/non muslim.

Allah SWT berfirman

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)

  1. Mengidolakan orang kafir

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Kapan hari kiamat terjadi, wahai Rasulullah?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Dari dalil- dalil diatas, bisa kita lihat ketika kita merayakan valentine, secara tidak langsung kita mengidolakan sosok valentine tersebut. Padahal idola sesungguhnya bagi kita sebagai umat muslim adalah Rasulullah SAW yang sudah mencintai kita sekalipun Beliau belum menemui kita. Baca juga tentang Hukum Mengurangi Timbangan Dalam Islam

Alasan Lainnya

Berikut alasan lain mengapa valentine dilarang dalam islam, antara lain:

  • Meniru Perbuatan Setan
  • Ladang bagi mereka untuk berzina
  • Pintu menuju perbuatan syirik

Nah demikian beberapa alasan mengapa valentine dilarang dalam Islam. Semoga bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn