Azab meninggalkan shalat jumat khususnya bagi kaum laki-laki yang sudah baligh tentunya sudah di atur dalam Al-Qur’an. Shalat jumat hukumnya wajib bagi mereka kaum laki-laki yang sudah baligh seperti halnya shalat lima waktu.
Baca juga :
- keutamaan berkurban
- keutamaan menjaga lisan dalam islam
- keutamaan puasa ayyamul bidh
- keutamaan ibadah umroh
- keutamaan menikah di bulan syawal
- keutamaan ibadah haji
Larangan Meninggalkan Shalat Jumat
Dilihat dari sabda Rasulullah Saw, yang menjelaskan mengenai shalat jum’at sebagai berikut :
“Sungguh harus berhenti orang-orang yang terbiasa meninggalkan sholat Jum’at, atau sungguh Allah benar-benar akan menutup hati-hati mereka, kemudian sungguh benar-benar mereka akan termasuk orang-orang yang lalai.” (HR. Muslim dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu’anhuma)
Pelajaran yang bisa kita petik pelajarannya dari sabda Rasulullah di atas yakni seperti :
- Bagaimana bahaya seseorang yang diwajibkan untuk melaksanakan shalat jum’at, namun ia meninggalkan tanpa adanya suatu alasan yang jelas sesuai dengan syariat yang sudah dibenarkan.
- Mengandung peringatan untuk segera bertaubat karena ssudah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu melaksanakan shalat jum’at.
- Wahyu yang diterima oleh Rasulullah pasti akan disampaikan kepada umat-umatnya khususnya umat muslim. Berikut penjelasan haditsnya :
“Maknanya, bahwa satu dari dua perkara mesti terjadi pada siapa pun tidak mungkin tidak, yaitu apakah segera berhenti meninggalkan sholat Jum’at, atau kalau tidak maka Allah akan menutup hati-hati mereka, karena terbiasa meninggalkan sholat Jum’at menyebabkan dominasi noda hitam di hati, menjadikan jiwa malas dalam melakukan ketaatan, dan itu semua mengantarkan mereka menjadi orang-orang yang lalai.” (Al-Mirqoh, 3/1023)
Allah Swt akan memberikan adzab dengan menimpanya pada bagian hati mereka yang sudah memalingkan kebenaran dari kehidupannya dan tidak mempunyai niat untuk mengamalkan apa yang sudah diperintahkan-Nya. Adzab tersebut spesifiknya adalah Allah akan menutup hati umatnya yang lalai sehingga mereka tidak akan lagi mengenal kebenaran itu seperti apa. Selanjutnya jika adzab pada hatinya selesai, Allah akan melanjutkan dengan adzab yang akan ditimpakan pada seluruh bagian tubuhnya.
Dijelaskan mengenai syarat seseorang yang mempunyai kewajiban melaksanakan shalat jum’at, seperti halnya seorang laki-laki muslim yang sudah baligh, mempunyai akal yang sehat, merdeka dan juga muqim. Maka selain syarat yang disebutkan di atas, tidak mempunyai kewajiban untuk melaksanakan shalat jum’at. Namun untuk seorang kafir tentunya akan mendapat balasan karena kekafirannya tersebut.
Baca juga :
- keutamaan shalat idul fitri
- keutamaan shalat fajar
- keutamaan menjenguk orang sakit
- keutamaan malam lailatul qadar
- keutamaan sedekah di bulan ramadhan
- keutamaan shalat istikharah
Ancaman bagi Mereka yang Meninggalkan Shalat Jumat
Selain itu terdapat beberapa ancaman bagi mereka yang wajib menjalankan shalat jum’at namun tidak melaksanakannya sebanyak 3 kali berturut-turut, yuk simak penjelasannya sebagai berikut :
1. Berdasarkan penjelasan dari Ibnu Abbas, perkataannya sebagai berikut :
”Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali berturut-turut, berarti dia telah membuang islam ke belakang punggungnya.” (HR. Abu Ya’la secara Mauquf dengan sanad yang shahih – shahih Targhib: 732).
2. Berdasarkan penjelasan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yakni sebagai berikut :
“Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali berturut-turut tanpa udzur, Allah akan mengunci mati hatinya.” (HR. At-Thayalisi dalam Musnadnya 2548 dan dishahihkan al-Albani dalam shahih Jami’ as-Shaghir).
3. Berdasarkan penjelasan dari Usamah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yakni sebagai berikut :
Siapa yang mendengar adzan jumatan 3 kali, kemudian dia tidak menghadirinya maka dicatat sebagai orang munafik. (HR. Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir, dan dihasankan al-Albani dalam Shahih Targhib, no. 728).
4. Berdasarkan penjelasan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yakni sebagai berikut :
“Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali, bukan karena darurat, Allah akan mengunci hatinya.” (HR. Ibnu Majah 1126 dan dishahihkan al-Albani)
5. Berdasarkan penjelasan dari Abul Ja’d ad-Dhamri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yakni sebagai berikut :
”Siapa yang meninggalkan 3 kali jumatan karena meremehkan, maka Allah akan mengunci hatinya.” (HR. Ahmad 15498, Nasai 1369, Abu Daud 1052, dan dinilai hasan Syuaib al-Arnauth)
6. Berdasarkan penjelasan dari Ibnu Umar dan juga Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yakni sebagai berikut :
”Hendaknya orang yang suka meninggalkan jumatan itu menghentikan kebiasaan buruknya, atau Allah akan mengunci mati hatinya, kemudian dia menjadi orang ghafilin (orang lalai).” (HR. Muslim 865)
Baca juga :
- keutamaan puasa di bulan syawal
- keutamaan doa seorang ibu
- keutamaan membaca alquran di bulan ramadhan
- keutamaan shalat sunnah rawatib
- keutamaan surat al kafirun
- keutamaan nisfu sya ban
Hikmah
Dari penjelasan mengenai beberapa riwayat yang sudah diulas di atas, dapat kita ambil banyak pelajaran penting untuk kehidupan yang akan datang, seperti halnya :
Pelajaran Pertama, maksud dari ‘Allah kunci hatinya’ ialah Allah Swt akan menutup semua bagian hatinya, kemudian akan menghalangi hidayah serta rahmat yang masuk ke bagian dalam hatinya. Selanjutnya akan diambil alih dengan sifat beringas, keras kepala dan juga kebodohan di dalam hatinya tersebut. Bisa dikatakan bahwa hatinya akan seperti halnya hati orang yang munafik. Itulah penjelasan dari al-Munawi dalam Faidhul Qodir (6/133).
Pada saat bagian hati seseorang telah dikunci rapat oleh Allah Swt, maka ia akan menjadi lebih kebal terhadap hidayah. Berapa banyak suatu peringatan yang telah ia dengarkan, pasti sia-sia dan tidak akan memberikan pengaruh, manfaat serta tidak bisa membuat hatinya menjadi tergerak. Seakan-akan terdapat suatu jarak dan penghalang untuk ia bertaubat kembali ke jalan yang benar.
baca juga:
- keutamaan berdzikir
- keutamaan adzan subuh
- keutamaan doa nurbuat
- keutamaan ar rahman
- keutamaan bulan rabiul akhir
Hukuman seperti ini serupa terhadap hukuman kepada iblis, yang diberikan oleh Allah Swt. Karena ketidak patuhannya terhadap kewajiban yang harus dilakukan, maka Allah tidak memberikan suatu kesempatan untuk melakukan taubat bagi iblis. Hukuman tersebut terlihat sangat menakutkan bukan.
Sama halnya dengan kondisi orang yang tergolong dalam kategori sebagai orang munafik. Karena di dalam batin mereka memang menjauhi sebuah kebenaran. Lalu Allah Swt akan kunci mati semua bagian hatinya, sehingga mereka secara perlahan akan menjadi bodoh terhadap hidayah yang diberikan oleh Allah.
”Lalu hatinya dikunci mati, sehingga mereka tidak memahami.” (QS. Al-Munafiqun: 3).
Baca juga :
- keutamaan malam jumat dalam islam
- keutamaan berbakti kepada orang tua
- keutamaan shalat witir
- keutamaan shalat tarawih berjamaah
- keutamaan menyambung tali silaturahmi
- keutamaan shalat hajat
Pelajaran Kedua, ialah semua tindakan yang mengarah ke dosa dan juga maksiat, akan menjadi salah satu penyebab utama tertutupnya hati. Jika seseorang semakin banyak melakukan dosa yang telah dilakukannya, maka akan semakin banyak pula hatinya menjadi tertutup. Berdasarkan penjelasan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.’ (HR. Turmudzi 3334, dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
Mengabaikan kewajiban melaksanakan shalat jum’at tanpa adanya udzur bisa dikatakan masuk dalam kategori melakukan dosa yang berbahaya, kemudian nantinya akan menyebabkan hati seseorang tersebut menjadi dikunci mati.
Baca juga :
- keutamaan surat al mulk
- keutamaan shalat dhuha
- keutamaan surat al kahfi
- keutamaan puasa daud
- keutamaan bulan shafar
- keutamaan puasa rajab
Pelajaran Ketiga, yang didapatkan apakah harus berturut-turut?
Terdapat dua kemungkinan maksud di dalamnya, berdasarkan penjelasan dari As-Syaukani yakni sebagai berikut:
Maksud pertama ialah, suatu ancaman bisa terjadi pada saat dia mengabaikan shalat jum’at, baik secara berturut-turut atau pun secara terpisah-pisah. Sehingga pada saat ada seseorang yang mengabaikan shalat jum’at sebanyak 1 kali dalam satu tahun, maka Allah Swt akan mengunci seluruh hatinya terhadap suatu pelanggaran ketiga yang ia lakukan. Itulah zahir hadis.
Maksud kedua, suatu ancaman bisa terjadi pada saat dia mengabaikan shalat jum’at sebanyak 3 kali secara berturut-turut, berdasarkan pada hadits Anas yang telah disebutkan disebutkan. Karena apabila melakukan suatu dosa dengan cara berturut-turut ataupun secara terus-menerus, berarti hal tersebut secara tidak langsung akan memperlihatkan sedikitnya rasa takutnya.
Baca juga :
- keutamaan puasa rajab
- keutamaan ayat seribu dinar
- keutamaan aqiqah
- keutamaan al waqiah
- keutamaan adil terhadap diri sendiri
- keutamaan adzan
Pelajaran Keempat, suatu ancaman bisa terjadi bagi orang yang mengabaikan shalat jum’at tanpa adanya udzur, berdasarkan yang sudah ditegaskan di dalam banyak penjelasan mengenai hadis di atas. Sedangkan bagi orang yang mempunyao udzur untuk tidak melaksanakan shalat jum’at, seperti misalnya karena ia sakit, sedang dalam safar (perjalanan), berada di laut, atau pun sedang udzur lainnya, bisa dikatakan tidak masuk dalam kategori mendaptkan ancaman ini.
Pada zaman Umar, ada seseorang yang mempunyai sebuah rencana ingin melakukan perjalanan tepat pada hari jumat. Lalu dia mempunyai niat untuk membatalkan rencananya tersebut, dikarenakan ingat bahwa ia berkewajiban untuk melaksanakan shalat jum’at. Selanjutnya ia ditegur oleh Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, yakni sebagai berikut :
”Berangkatlah, karena jumatan tidaklah menghalangi orang untuk melakukan safar.” (HR. Ibnu Abi Syaibah 5107).
Baca juga :
- keutamaan aisyah
- keutamaan doa kanzul arasyi
- keutamaan abu sufyan
- keutamaan bulan maulid
- keutamaan shalat ashar berjamaah
Dapat diambil kesimpulan bahwa artikel mengenai azab meninggalkan shalat jum’at yang diulas secara detail dan dikemas dengan menarik, diharapkan akan memudahkan anda dalam mempelajari serta memahami lebih dalam lagi, sehingga mungkin bisa anda jadikan sebagai referensi untuk menambah wawasan baru.
Sampai disini dulu ya artikel kali ini yang membahas mengenai azab meninggalkan shalat jum’at. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel saya ini