Bertambahnya umur bagi sebagian orang memang menjadi momen yang ingin dilewati dengan penuh kebahagiaan. Mengundang sanak saudara dan sahabat, makan bersama, hadiah-hadiah yang datang silih berganti, dan masih banyak lagi. Salah satu hal yang sekan-akan sudah menjadi tradisi dalam acara ulang tahun adalah meniup lilin. Rasa-rasanya sebagian umat muslim pun masih melakukan hal ini. Namun, bagaimana islam memandang hal tersebut? Bolehkah? Atau hal tersebut malah merupakan sesuatu yang dilarang?
baca juga:
- Hukum Shalat Shubuh Kesiangan
- Hukum Menggambar Makhluk Hidup
- Hukum Keluar Air Mazi Bagi Perempuan
- Hukum Ekonomi Syariah
- Hukum Zakat Pendapatan
Dilansir dari merdeka, tradisi tiup lilin sudah lahir sejak zaman Yunani Kuno. Dalam sejarah disebutkan bahwa menyalakan lilin adalah sebuah cara khusus seseorang untuk membayar semcam upeti kepada dewi bulan yang terdapat dalam mitologi Yunani, yakni dewi Artemis. Pada zaman dahulu, kue yang dipakai haruslah berbentuk bulat agar dapat melambangkan bulan dan lilin yang ditaruh di atasnya menyiratkan cahaya bulan. Sebelum orang-orang Yunani Kuno meniup lilin, mereka terlebih dahulu berdoa.
Asap dari lilin yang melayang di udara dianggap sebagai penghantar doa-doa mereka kepada sang dewi. Oleh karena itu tradisi tiup lilin tidak hanya dilakukan pada saat ulang tahun, tetapi setiap mereka memiliki keinginan. Oleh karena itu, tradisi meniup lilin ketika seseorang ulang tahun termasuk ke dalam aktivitas keagamaan orang-orang Yunani Kuno. Lilin juga dapat diibaratkan sebagai cahaya kehidupan bagi menurut orang-orang non-muslim.
Baca juga:
- Cara agar Tidak Malas Shalat
- Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa
- Menahan Nafsu di Bulan Ramadhan
- Cara Menghilangkan Rasa Cinta
- Cara Mendapatkan Jodoh menurut Islam
- Cara Bahagia Menurut Islam
Dalil Islam tentang Tiup Lilin saat Ulang Tahun
Nah, dikarenakan meniup lilin pada saatu ulang tahun adalah “warisan” tradisi dari budaya non-muslim, maka, Rasulullah menjelaskannya terkait hal tersebut dalam hadits di bawah ini :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barang siapa yang menyerupai dengan suatu kaum, maka ia bagian dari kaum itu.” [HR. Abu Daawud]
Jika kita melihat pada hadits di atas, maka sebaiknya kita meninggalkan tradisi tiup lilin tersebut, karena tradisi tiup lilin bukan merupakan tradisi umat islam dan menyerupai tradisi umat non-muslim. Tradisi tersebut juga sering dilakukan oleh kaum yahudi dan nasrani.
baca juga:
Alasan Umat Muslim Tidak Boleh Melakukan Tiup Lilin saat Ulang Tahun
Pada intinya, beberapa hal yang dapat dijadikan alasan mengapa tidak diperbolehkannya umat islam mengikuti tradisi meniup lin dalam acara ulang tahun adalah :
- Rasulullah tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan tradisi perayaan ulang tahun termasuk di dalamnya tradisi meniup lilin. Berbahaya jika tradisi ‘tiup lilin’ sekan-akan sudah menjadi bagian dari kewajiban di setiap tahunnya, karena Rasulullah tidak pernah mengajarkan dan mewajibkan hal tersebut.
- Pesta ulang tahun yang berlebihan merupakan salah satu sikap pemborosan yang dibenci oleh Allah. Uang yang digunakan untuk membeli lilin ulang tahun, memiliki manfaat yang lebih bernilai di mata Allah. Untuk sedekah, misalnya?
- Tradisi tiup lilin bukan merupakan tradisi umat muslim dan tidak dianjurkan karena menyerupai tradisi umat non-muslim. Meniru-niru kebiasaan suatu kaum disebut juga dengan tasyabuh, dan hal tersebut dilarang di dalam islam. Sebagian orang masih melakukan tradisi “tiup lilin” karena tidak mengetahui bagaimana asal-usul tradisi tersebut dan apa maksud dibaliknya. Oleh karena itulah kita perlu menjadi muslim yang cerdas agar dapat membedakan secara jelas mana yang baik dan mana yang buruk. Jangan hanya mengikuti sesuatu tanpa memiliki ilmu tentangnya.
- Umat islam hanya memiliki 3 perayaan besar, yakni Idul Fitri, Idul Adha dan hari Jumat. Jadi ulang tahun tidak termasuk di dalamnya.
- Menurut salah satu penelitian, meniup lilin yang berada di atas kue ulang tahun menjadi salah satu penyebab penyebaran bakteri, kuman atau zat-zat negatif di kue tersebut.
Tak masalah jika anda menganggap hari bertambahnya umur menjadi hari yang spesial. Namun harus kita sadari, bahwa di hari itulah umur kita pada hakikatnya berkurang. Satu tahun dalam hidup kita telah berakhir dan tahun demi tahun akan terus berganti. Lebih baik jika hari itu kita jadikan momen untuk mensyukuri karunia Allah yang telah menciptakan kita dan membuat kita lahir di dunia ini, mensyukuri kedua orangtua yang telah merawat kita sejak keluar dari rahim ibu dan mensyukurisetiap masa yang telah kita lalui.
Momen berkurangnya umur pun dapat kita jadikan sebagai momen untuk bermuhasabah, apakah kiranya yang akan kita lakukan di sisa hidup kita dalam ketaatan kepada Allah. Mintalah kepada Allah agar Ia karuniakan ketaatan kepada kita di sisa umur kita. Tanamkanlah hal-hal positif yang telah dijelaskan sebelumnya kepada adik-adik kita atau anak-anak kita.
Baca juga:
- Cara agar Tidak Malas Shalat
- Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa
- Menahan Nafsu di Bulan Ramadhan
- Cara Menghilangkan Rasa Cinta
- Cara Mendapatkan Jodoh menurut Islam
- Cara Bahagia Menurut Islam
Jika anda mau memberi hadiah kepada seseorang yang berulang tahun pun, tidak masalah. Saling memberi hadiah sesama muslim sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam, karena dengan itu kita akan saling mencintai satu sama lain.
Seandainya pun mau melakukan sebuah perayaan seperti makan-makan bersama dengan sanak saudara, mengudang tetangga dan teman-teman, maka niatkanlah itu untuk ibadah dan janganlah berlebihan. Niatkanlah perayaan itu untuk membagi rezeki yang kita miliki kepada orang lain dalam bentuk makanan ataupun bingkisan atau untuk bersedekah, sehingga kita tidak menggunakan rezeki yang telah diberikan oleh Allah kepada kita untuk hal-hal yang sia-sia.