Di dalam Islam banyak sekali perkara yang memiliki ganjaran pahala yang cukup besar. Salah satu perkara yang dianjurkan oleh Islam dan memiliki pahala yang cukup besar adalah kesabaran.
Kata sabar menurut bahasa artinya adalah tertahan. Sedangkan sabar menurut istilah adalah menahan diri dalam melaksanakan sesuatu atau menjauhi sesuatu. Sehingga perkara sabar ini terbagi menjadi tiga macam, diantaranya:
1. Sabar dalam Ketaatan
Sabar dalam ketaatan yang dimaksud adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Terkadang dalam menjalankan suatu ibadah ada rasa lelah, letih yang terjadi pada tubuh kita, terasa berat untuk dilakukan. Sebagai contoh lain apabila kita memiliki harta yang cukup melimpah, dan dalam islam dianjurkan untuk menginfakan sebagian harta yang kita punya, namun terasa berat untuk mengeluarkannya.
Jadi dalam hal ketaatan terkadang ada rasa berat di dalam jiwa, sehingga dibutuhkanlah rasa sabar tersebut dan harus dipaksakan. Sesuai firman Allah SWT, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran:200).
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa kita sebagai orang yang beriman diperintahkan untuk bersabar dan tetap dalam ketakwaannya kepada Allah.
2. Sabar Dalam Menjauhi Maksiat
Sabar yang kedua ini cukuplah sulit kita sebagai manusia untuk dilakukan. Terlebih jika hawa nafsu yang kita punya lebih mendominasi.
Maka dari itu kita diperintahkan untuk menahan diri dalam menjauhi segala maksiat. Menjauhi dari segala hal yang telah dilarang oleh Allah SWT. Sebagai contoh menjauhi zina, mencuri, menipu, dan lain sebagainya.
Dan ini juga yang terjadi pada Nabi Yusuf as. Dimana kisah Nabi Yusuf ini diabadikan dalam Al-Qur’an, sehingga pada akhir kisahnya, Nabi Yusuf lebih memilih bersabar dalam menjauhi kemaksiatan sehingga ia pun dipenjara. Sebagaimana Allah SWT ceritakan dalam firmanNya, yang artinya:
“Yusuf berkata: ‘Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf:33).
3. Sabar Dalam Menerima Takdir
Sabar yang ketiga adalah bersabar dalam menerima takdir Allah SWT. Allah berfirman, yang artinya:
“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu.” (QS. Al-Insan: 24).
Takdir Allah adalah suatu ketetapan Allah, dan takdir yang sudah Allah tetapkan ada dua macam, yaitu ada takdir yang baik dan ada juga takdir yang buruk.
Kita selaku seorang muslim, apapun yang sudah Allah takdirku, yang sudah Allah tetapkan kita harus menerimanya. Karena pada dasarnya, segala sesuatu takdir yang Allah tetapkan pasti ada hikmahnya.
Sebagai contoh apabila kita tertimpa takdir yang buruk, semisal musibah kecelakaan atau bahkan kematian, kita seorang muslim harus bisa menerima takdir yang sudah Allah haruskan itu kepada kita.
Perlu kita ingat, Rasulullah SAW memiliki cobaan jauh lebih berat dan sulit dibandingkan kita semua. Oleh karena itu Allah perintahkan kita untuk meniru para Rasul dalam hal bersabar. Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para Rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar (adzab) disegerakan untuk mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 35).
Demikian 3 macam kesabaran yang tertera dalam Al-Qur’an. Di setiap macam kesabaran memiliki keutamaannya masing-masing sesuai dengan orang yang menjalankannya. Semoga setelah mengetahui ini semua, semakin bertambah kesabaran dalam diri kita.