Salah satu tujuan pernikahan dalam Islam adalah untuk mendapatkan keluarga sakinah mawadah warahmah dengan anak yang shaleh maupun shalehah. Memiliki anak adalah impian setiap pasangan suami istri.
Anak memberikan banyak kebahagiaan dalam sebuah keluarga. Namun anak juga memerlukan cara mendidik anak ala Rasulullah agar anak selalu berada di jalan yang benar. Ketika seorang anak lahir ke dunia, hendaknya kita memanjatkan doa sebagai bentuk syukur juga pengharapan akan masa depan anak. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah ketika melihat seorang bayi lahir.
Baca juga:
Shahih Al-Bukhari, dari Asma’ binti Abi Bakar Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata: Aku hamil Abdullah bin al-Zubair. Aku keluar berhijrah ke Madinah. Dan tiba di Quba’. Aku melahirkannya. Kemudian aku membawanya ke Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Aku menaruh anakku di pengkuannya. Beliau minta kurma lalu mengunyahnya. Kemudian mengoleskannya di mulut Ibnu al-Zubair sehingga yang pertama kali masuk ke perutnya adalah ludah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bercampur dengan kurma itu.
ثم دعا له وبرك عليه، وكان أول مولود ولد في الإسلام
“Kemudian beliau mendoakan kebaikan dan keberkahan kepadanya. Abdullah bin Zubari adalah anak yang pertama kali terlahir dalam Islam.”
Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: terlahir anak laki-lakiku. Lalu aku bawa ke Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau menamainya dengan Ibrahim. Beliau mentahniknya dengan sebutir kurma dan mendoakan keberkahan untuknya. Beliau serahkannya kepadaku. Dia adalah anak terbesar Abu Musa Radhiyallahu ‘Anhu. (HR. al-Bukhari)
Diriwayatkan dari Ayyub as-Sikhtiyani, bahwa beliau ketika mendengar kabar ada tetangga yang punya anak, beliau mendoakan,
جَعَلَهُ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم –
“Semoga Allah menjadikannya anak yang diberkahi untukmu dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Keterangan Ayyub ini juga dikuatkan dengan riwayat Thabrani dalam kitab ‘ad-Dua’ (no. 870) dari jalur Amr bin Rabi’, dari as-Siri bin Yahya, dari Hasan al-Bashri, bahwa ada salah satu muridnya yang anaknya lahir laki-laki.
Baca juga:
Lalu dia mendoakan, ‘Semoga menjadi ahli menunggang kuda.’
Kata Hasan al-Bashri, ’Dari mana kamu tahu dia akan menjadi penunggang kuda? Bisa jadi dia menjadi tukang kayu atau penjahit.’
’Lalu apa yang harus kuucapkan?’ tanya orang itu.
Perintah Hasan, ”Bacalah,
جَعَلَهُ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم –
“Semoga Allah menjadikannya anak yang diberkahi untukmu dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. ”
Mengapa perlu mendoakan anak yang baru lahir? Hal ini dikarenakan anak adalah amalan yang tidak akan terputus nantinya dan doa orang tua pada anaknya adalah doa yang mustajab.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuberkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Jika anak Adam meninggal maka amalnya terputus, kecuali dari tiga perkara: Sedekah jariah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak sholeh yang berdoa kepadanya,” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga doa mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi,” (HR. Abu Daud)
Baca juga:
Berikut ini adalah beberapa doa untuk bayi baru lahir dalam Islam yang biasa dipanjatkan para orang tua:
Doa bayi baru lahir 1:
Wa innî u’îdzu bika wadzurriyyatahâ minasysyaithânir rajîm
“Aku memohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari pada setan yang terkutuk.”
Doa bayi baru lahir 2:
Allâhummaj’alhu bârran taqiyyan rasyîdan wa-anbit-hu fil islâmi nabâtan hasanan
“Ya Allah, jadikanlah ia (bayi) orang yang baik, bertakwa, dan cerdas. Tumbuhkanlah ia dalam islam dengan pertumbuhan yang baik.”
Doa bayi baru lahir 3:
A’ûdzu bikalimatiLlâhi at-tâmmati min kulli syaithânin wa hâmmatin wamin kulli ‘ainin lâmmatin
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah dari segala setan, kesusahan, dan pandangan yang jahat.”
Doa bayi baru lahir 4:
اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”
Baca juga:
Doa bayi baru lahir 5:
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.”
Doa bayi baru lahir 5:
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.”
Mendoakan anak sama dengan mendidik anak agar bisa menjadi orang yang memiliki masa depan yang cerah di dunia maupun akhirat. Banyak keutamaan ketika kita berhasil mendidik anak sesuai syariat Islam.
Baca juga:
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَاْلأَمِيْرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.
“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan isteri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.”
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عال جارتين (بنتين) حتى تبلغا، جاء يوم القيامة أنا وهو وضم أصابعه
“ Barangsiapa yang mengasuh dua anak wanita hingga keduanya baligh, maka ia akan datang pada hari Kiamat, aku dan dia seperti ini (beliau menyatukan dua jarinya)”. [Diriwayatkan oleh Muslim].
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata (artinya). ‘Seorang wanita datang menemuiku dengan membawa dua putrinya sambil meminta, ia tidak dapati padaku selain sebuah kurma saja, lalu aku memberikan kurma tersebut kepadanya, ia pun membagikannya kepada dua putrinya sedang ia sendiri tidak makan sedikitpun, kemudian ibu itu bangkit lalu keluar, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menemui kami, dan akupun memberitahukan hal tersebut kepada beliau, maka beliau bersabda,
من ابْتُلِي من هذهِ البناتِ بشيٍء كُنَّ لهُ سِترًا من النار
“ Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan, lalu ia berbuat baik kepada mereka, niscaya mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka. ” ‘ . [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim].
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…