Ketindihan atau yang biasa masyarakat sebut dengan rep-repan seringkali dikaitkan dengan hal mistis yang masyarakat percayai. Kondisi tersebut ialah ketika kita tertidur lalu tidak bisa bergerak.
Masyarakat menyebutnya Kamu sedang ditindih oleh mahluk ghaib. Namun, pernyataan tersebut adalah mitos. Tidur dalam islam dianggap sebagai salah satu relaksasi pada tubuh setelah seharian beraktifitas dan hal ini sangat penting.
Fakta sebenarnya tentang kondisi tubuh tidak dapat bergerak saat tidur menurut medis merupakan sleep paralysis dimana kondisi ketika kamu tidur itu mengalami pelumpuhan.
Berdasarkan hadits yang shahih dari rasulullah shallallahu’alaihi Wasallam:
الرؤيا الصالحة من الله، والحلم من الشيطان، فإذا رأى أحدكم ما يكره فلينفث عن يساره ثلاثا، وليتعوذ بالله من الشيطان ومن شر ما رأى ثلاثاً، ثم ينقلب على جنبه الآخر، فإنها لا تضره ولا يخبر بها أحداً
“Mimpi yang baik itu dari Allah. Sedangkan mimpi yang buruk itu dari setan. Jika salah seorang dari kalian bermimpi yang tidak ia sukai, maka hendaknya ia meniup ke sebelah kirinya tiga kali dan membaca ta’awwudz sebanyak tiga kali. Kemudian setelah itu hendaknya ia membalik tubuhnya ke sisi yang lain, dengan demikian tidak ada lagi yang membahayakan dan jangan ceritakan kepada seorang pun mimpi tersebut” (HR. Bukhari no. 6995, Muslim no. 2261).
Faktor Memicu Terjadinya Ketindihan Saat Tidur
Setelah mengetahui penyebab ketindihan, ada baiknya juga mengetahui faktor yang bisa memicu terjadinya ketindihan saat tidur. Tidak semua orang pernah mengalami peristiwa sleep paralysis, tapi ada juga beberapa orang yang sering mengalami ketindihan.
Bukan karena diikuti hal mistis, namun ada beberapa faktor risiko yang secara tidak sadar menyebabkan seseorang sering ketindihan. Di antaranya adalah:
1. Mengalami Gangguan Mental
Meski tidak diketahui apa hubungan pastinya, orang yang sedang mengalami gangguan kecemasan atau depresi dilaporkan sering mengalami kondisi “rep-repan”. Orang yang sedang mengalami gangguan mental juga cenderung minum-minuman beralkohol dan ini diyakini bisa memicu ketindihan.
2. Salah Posisi Tidur
Kebanyakan orang yang mengalami ketindihan saat tidur mengatakan bahwa itu terjadi saat posisi tidur mereka sedang telentang atau berbaring. Sedangkan orang yang tidurnya sering tengkurap atau miring, mengaku jarang mengalami sleep paralysis.
3. Mengidap Narkolepsi
Orang yang memiliki gangguan tidur narkolepsi biasanya akan mengalami mimpi atau halusinasi. Penderita narkolepsi juga dilaporkan sering mengalami kesulitan berbicara atau bergerak seperti ketindihan. Ketahui pula waktu tidur yang baik menurut islam.
Ada juga penyebab lainnya, yaitu:
- Memiliki jadwal tidur yang tidak teratur, misalnya pada orang yang harus bekerja shift pagi dan malam bergantian.
- Memiliki anggota keluarga yang juga pernah mengalami kelumpuhan tidur.
- Mengalami penyakit obstructive sleep apnea yang ditandai dengan sumbatan jalan napas saat tidur.
Cara Mencegah Ketindihan
- Usahakan untuk memiliki jadwal tidur yang teratur, termasuk pada hari libur.
- Tidur dalam kondisi yang nyaman, salah satunya dalam ruangan yang gelap.
- Hindari mengonsumsi makanan ’berat’ dalam dua jam menjelang tidur.
- Lakukan hal yang bikin badan jadi lebih rileks atau menenangkan menjelang tidur, misalnya mendengarkan alunan musik, meditasi atau berdoa.
- Hindari bekerja, belajar dan nonton TV diatas tempat tidur.
- Olahraga rutin.
- Konsumsi makanan bergizi.
- Simpan barang elektronik jauh dari tempat tidur.
- Coba posisi tidur baru jika Anda tidur telentang atau tengkurap.
- Jika ada depresi atau gangguan cemas, segera berkonsultasi dengan psikiater.
Bacaan Doa Ketika Mengalami Mimpi Muruk atau Ketindihan
Ada baiknya sebelum berdoa, seorang muslim mengambil air wudhu dulu dan wudhu dengan cara berwudhu yang benar. Diriwayatkan oleh Ibnu Sunni, ada dua doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika mengalami mimpi buruk.
Doa pertama sebagai berikut:
هُوَ اللهُ ، اَللهُ رَبِّيْ لَا شَرِيْكَ لَه. أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَمِنْ شَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ
Huwallahu, allahu rabbi, la syarika lahu. A‘udzu bikalimatillahit tammati min ghadhabihi wa min syarri ibadihi wamin hamazatis syayatini wa an yahdhuruni.
Artinya: “Dialah Allah, Allah Tuhanku. Tiada sekutu bagi-Nya. Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan para hamba-Nya, dan godaan setan. Aku pun berlindung kepada-Nya dari kepungan setan itu.”
Doa kedua adalah sebagai berikut:
أَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَان وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ
Allohumma inni a’zubika min ‘amalis syaithoni wa sayyi-atil ahlam.
Artinya: “Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari perbuatan setan dan buruknya mimpi.”
Apa yang Harus Dilakukan Saat Tindihan?
Jika ketindihan tersebut terjadi ketika sebelumnya kita bermimpi buruk, maka ada sunnah yang bisa kita lakukan saat mengalami mimpi buruk,
“Jika seseorang bermimpi sesuatu yang ia benci (buruk) hendaklah ia meludah kesebelah kirinya sebanyak tiga kali, dan memohon perlindungan dari Allah عزوجل dari syetan sebanyak tiga kali, serta merubah posisi tidurnya dari posisi semula ia tidur.” (HR. Muslim 2262).
Tapi berhubung tubuh kita juga tidak bisa digerakkan, maka cukup berta’awwudz/memohon perlindungan pada Allah ta’ala dalam kesadaran kita, karena mimpi tadi (dan ketindihannya) merupakan gangguan dari syaitan. Memang lebih baiknya untuk bangun dan melaksanakan sholat (dalam hadits lain menyebutkan demikian).
Tinggal tunggu beberapa saat, nanti perlahan mulai dari ujung jari kita akan dapat bergerak dengan sendirinya, tidak perlu memaksakan tubuh untuk bergerak, karena hanya akan menimbulkan kelelahan yang sangat. Namun, jika bukan karena mimpi buruk, jangan parno duluan, tetap tenang dan kembali ke dalam tidur kita. InsyaAllah tidak terjadi apa-apa.
Ketahui pula keutamaan tidur di awal waktu malam dalam islam bagi seorang muslim. Dan hal diatas haruslah diterapkan dengan baik oleh seluruh umat manusia.