Dalam keseharian, kita sering mendengar kalimat dalam do’a yang dilakukan sebagian masyarakat kita dengan kalimat, “Semoga Allah berikan rezeki yang halal dan thoyyib.”
Do’a merupakan salah satu bentuk instrumen seseorang akan keimanannya kepada Allah Ta’ala, salah satu bentuk pengakuan seseorang akan kelemahan dirinya dan pengakuan akan ke-Maha Kuasaannya, serta salah satu bentuk penghambaan kepada Rabbnya.
Kita juga mengenal bahwa do’a merupakan senjata bagi orang-orang yang beriman, dengan berdo’a seseorang akan terhindar dari penyakit stres, ada harapan dari apa yang hendak diraihnya, hati kita menjadi tenang dan tenteram.
Itulah mengapa kita diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk senantiasa berdo’a kepada Allah atas setiap kebutuhan kita bahkan rangkaian hidup kita selalu beriringan dengan do’a. Akan tidur, makan, bahkan hubungan suami istri pun Rasul ajarkan do’anya. Hal itu tidak hanya untuk kebaikan ummatnya.
Namun perlu kita ingat, ketika kita telah berdo’a kita tidak boleh tergesa-gesa untuk segera terealisasikan atas apa yang kita inginkan. Sebab, ketergesaan akan menjadi sumber kekecewaan bagi seseorang, dan merupakan bentuk ketidaktawakkalan seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang datangnya dari syaithon. “Al isti’jaalu mina syaithon.”
Maka yang perlu kita pahami adalah bahwa terdapat tiga hasil dari do’a yang telah kita panjatkan.
- Do’a yang disegerakan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui bahwa kita membutuhkan dan waktunya sudah tepat untuk di kabulkan.
- Do’a yang ditunda karena Allah tahu bahwa waktunya belum tepat untuk kita terima dan Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin kita lebih dekat lagi dengan-Nya.
- Do’a yang ditolak, nah ini yang perlu kita dalami, apa penyebab do’a kita ditolak sampai-sampai Rasul juga mengajarkan kepada kita agar do’a kita tidak tertolak.
Agar kita tahu kenapa do’a kita ditolak mari kita lihat apa saja penyebab do’a seseorang dikabulkan oleh Allah. Jika kita sudah mengetahui sebab diterimanya do’a, maka sebab ditolaknya do’a merupakan kebalikan dari sebab diterimanya do’a. Sebab diterimanya do’a diantaranya:
1. Segera Memenuhi Perintah-Nya
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S Al Baqarah 2: 186)
2. Perkataan yang Baik
Maksudnya adalah dengan mengikuti apa yang dicontohkan Nabi dan memenuhi adab-adabnya serta mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allahlah kemuliaan itu semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka adzab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.(Q.S Fathir 35:10)
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa perkataan yang baik itu ialah kalimat tauhid “laa ilaa ha illallaah” dan ada pula yang mengatakan dzikir kepada Allah dan ada pula yang mengatakan semua perkataan baik yang diucapkan karena Allah.
Amal shaleh yang dinaikkan maksudnya ialah bahwa perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala.
3. Halal dan Thoyyib
Perintah ini berlaku bukan saja bagi orang-orang beriman melainkan juga bagi para utusan Allah. Di mana jika sesuatu itu berlaku bagi orang beriman dan para utusannya, maka hal itu menunjukkan bahwa sesuatu itu sangat penting.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu thoyyib Dia tidak akan menerima kecuali yang thoyyib. Dan Dia memerintahkan yang demikian itu kepada orang beriman sebagaimana Dia juga perintahkan kepada para utusan-Nya.”