“Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. “ (QS: An Nisa 103)
Ayat diatas adalah perintah untuk berzikir dan mengingat Allah SWT. Zikir bukan hanya sekedar bacaan melainkan lebih dari itu adalah bentuk penghambaan manusia terhadap Allah SWT yang dilakukan dengan lafadz.
Berzikir bermakna mengingat. Mengingat dalam hal ini bukan sekedar mengingat biasa atau sekedar terlintas di benak atau di pikiran. Untuk itu, mengingat dalam berzikir bermakna juga merenungi dan menyadari apa yang diingatkan tersebut. Mengingat atau menyadari dalam berzikir yakni mengingat asma Allah atau mengingat segala mengenai Allah dan Aturannya.
Untuk itu, zikir bukan hanya sekedar membaca saja, menyebut-nyebutkan saja tanpa memahami makna dan artinya disertai penghayatan yang mendalam akan apa yang dibaca. Tentu tidak akan bermakna jika kita membaca apapun tanpa kita bisa memahami makna dan artinya. Dalam hal ini, berzikir terhadap Allah SWT bisa berupa mengingat:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42- Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. “ (QS: Al Ahzab 41-42)
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya lah mereka bersujud.” (QS: Al A’raaf 205-206)
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa berzikir terhadap Allah bisa bermakna zikir terhadap asma atau nama Allah. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam 99 Asmaul Husna. Hanya saja, kembali lagi disampaikan bahwa mengingat dan menyebutkan asmaul husna pun tetap harus memahami makna dan isi dari Asmaul Husna tersebut. Nama Allah di 99 Asmaul husna memiliki makna yang dalam juga contoh kebesaran akan sifatnya tersebut.
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.“ (QS: Ali Imran 191)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa mengingat Allah tidak dibatasi oleh keadaan dan waktu. Untuk itu termasuk merenungi atau memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi adalah sebagai bentuk zikir, apalagi jika kita mampu untuk memahami kebesaran tersebut melalui Ilmu Pengetahuan atau Sunnatullah terkait penciptaan tersebut.
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.” (QS: Az Zumar 23)
Berzikir kepada Allah SWT juga bisa berupa mengingat dan merenungi aturan-aturan Allah. Aturan-aturan Allah yang ada di muka bumi ini sangat banyak sekali bahkan tidak terhitung. Bahkan kita pun bisa juga bisa berzikir mengingat akan hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah dalam Al-Quran atau yang sudah diterapkan oleh Rasulullah SAW.
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku.” (QS: Al Baqarah 152)
Mengingat Allah juga bisa dengan zikir-zikir yang berisi nikmat dan balasan Allah baik di dunia dan di akhirat terhadap manusia. Untuk itu kita juga bisa sekaligus merasakan dan menhayati secara mendalam mengenai nikmat Allah tersebut dalam kehidupan kita.
“Dari Abu Musa ra Nabi saw bersabda “ Perumpamaan orang orang yang berdzikir kepada Allah dan orang orang yang tidak berdzikir kepada allah, seperti orang yang hidup dan orang yang mati (HR Bukhari, Muslim, Baihaqi).
Dari Hadist diatas dapat dipahami bahwa zikir adalah seperti nafas seseorang, yang dimana tanpa zikir adalah hidup dan mati. Maka termasuk dalam aktivitas apapun manusia khususnya umat islam diperintahkan untuk berzikir, termasuk ketika akan melaksanakan tidur atau beristirahat.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk berzikir sebelum tidur. Hal ini sebagaimana anjuran Rasulullah SAW yang diadapatkan melalui beberapa hadist. Berikut adalah beberapa bacaan zikir dari Hadist yang telah diriwayatkan.
“Rapatkan kedua telapak tangan, kemudian ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas (Qul huwallaahu ahad), surat Al-Falaq (Qul a’uudzi bi rabbil-falaq), dan surat An-Naas (Qul a’uudzu bi rabbin-naas). Lalu, dengan kedua telapak tangan itu, bagian tubuh yang dapat dijangkau diusap. Mulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan.” (HR. Bukhari, Muslim, Malik, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An-Nasa’i)
Setelah itu baca ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) (bersumber dari HR. Bukhari) Lalu membaca surat Al-Baqarah ayat 285-286 (bersumber dari HR. Bukhari & Muslim)
Terakhir, baca doa sebelum tidur: “Bismika Allaahumma amuut wa ahyaa”. (Dengan namaMu, Ya Allah, aku mati dan hidup) (HR. Bukhari & Muslim)
Hal tersebut adalah hal-hal yang dianjurkan untuk dibaca sebelum tidur. Namun, jika ada tambahan bacaan dari Al-Quran atau ayat-ayat maka bisa juga ditambahkan selagi hal tersebut membantu kita semakin mendekat pada Allah.
Zikir sebelum tidur tentu ada banyak manfaat yang bisa diperoleh. Berikut adalah manfaat dari zikir jika dilakukan oleh seorang muslim.
Dengan berzikir atau mengingat Allah makan akan menenangkan hati dan jiwa. Untuk itu, berzikir sebelum tidur dapat membuat tidur kita lebih tenang dan terlelap. Mengingat Allah sebelum tidur, sampai kita tertidur tentu bukan masalah, karena kita tidur dalam kondisi yang sudah beribadah.Tentu tidak hanya berzikir yang dapat menentramkan jiwa. Ibadah sunnah lainnya yang dicontohkan Rasulullah pun dapat juga dilakukan untuk menentramkan jiwa sekaligus menambah keimanan kita. Ibadah sunnah lainnya sepert:
Selain itu, kita pun bisa memulai untuk melaksanakan sunnah lainnya yang diajarkan Rasulullah. Berzikir saja tentu tidak cukup tetapi juga butuh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari seperti mengikuti apa yang rasullah lakukan dalam cara makan Rasulullah , cara mandi dalam Islam , macam -macam shalat sunnah , adab ziarah kubur , adab ziarah kubur sesuai Sunnah dsb.
Selamat berzikir dan mengamalkan ibadah lainnya. Semoga kita senantiasa termasuk orang-orang yang senantiasa mengamalkan rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama yang telah Allah tunjukkan.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…