Fatwa MUI Tentang Ahmadiyah

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Indonesia menjadi negara dengan mayoritas umat Islam terbesar di dunia. Selain itu, di Indonesia agama Islam memang terbagi menjadi beberapa jenis atau golongan, namun tidak terpecah terlalu jauh. Salah satu lembaga yang mengatur dan merilis tentang fatwa dan berbagai hukum Islam dalam pandangan umat Islam Indonesia adalah MUI.

Di Indonesia sendiri cukup banyak aliran yang sempat menghebohkan dan dianggap sebagai aliran yang berbeda dengan pengetahuan dan kajian ilmu yang didapatkan salah satunya adalah Ahmadiyah. Bagaimana fatwa MUI tentang Ahmadiyah dan pandangan umat islam di Indonesia?

Apa itu Aliran Ahmadiyah?

Bagi yang belum mengetahuinya, Aliran Ahmadiyah merupakan aliran agama yang telah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad yang berasal dari India di tahun 1889, tepatnya 23 maret 1889. Selain itu gerakan ini didirikan dalam bentuk gerakan kebangkitan Islam mengenai ajaran pokok perdamaian, cinta, keadilan serta kesucian hidup.

Namun pengikut Ahmadiyah mempercayai bahwa Allah SWT telah mengutus Mirza untuk menegakan akhlak dalam kehidupan sehari-hari, keadilan perdamaian dan hal lainnya. Jika melihat pengertian diatas mungkin tidak jauh bukan?

Namun pengikutnya percaya bahwa Mirza Ghulam Ahmad merupakan nabi yang telah diutus oleh Rasulullah SAW dan menjadi metafora Nabi Isa dan Imam Mahdi. Jelas hal ini menjadi kontroversi yang ditolak oleh semua umat muslim di dunia. Walaupun begitu, di Indonesia sendiri jamaah Ahmadiyah cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia.

Apakah Ahmadiyah Termasuk Agama Islam?

Lantas pernyataan yang sering diajukan adalah apakah Ahmadiyah termasuk agama Islam? Di Indonesia sendiri cukup banyak yang menentang dan menganggap bahwa Ahmadiyah masuk kedalam agama Islam. Hal ini karena adanya pemikiran tidak berdasar mengenai Rasul dan Nabi Allah SWT.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Quran dan hadist secara lengkap dan jelas.

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ

Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.

Disisi lain terkait wahyu kenabian yang sudah terputus, Nabi Muhammad pernah bersabda:

 عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله :إن الرسالة والنبوة قد انقطعت فلا رسول بعدي ولا نبي، قال: فشق ذلك على الناس فقال: «ولكن المبشرات»، قالوا: يا رسول الله وما المبشرات؟ قال: «رؤيا الرجل المسلم وهي جزء من أجزاء النبوة» رواه الإمام أحمد والترمذي والحاكم  

Rasulullah Muhammad bersabda, “Sesungguhnya kerasulan dan kenabian itu sudah terputus. Maka tak ada rasul juga tak ada nabi setelahku.” Anas ibn Malik (periwayat hadits) berkata: “Hal itu memberatkan manusia.” Kemudian Rasulullah bersabda: “Tetapi (masih ada) al-mubasyirat.” Para sahabat bertanya, ” Ya Rasulullah, apakah maksud al-mubasyirat itu?” Rasulullah menjawab, “Mimpi (yang baik) dari seorang Muslim adalah bagian dari kenabian.” (Hadits riwayat Imam Ahmad, Turmudzi, dan al-Hakim).

Mengapa Aliran Ahmadiyah Dilarang di Indonesia?

Jika melihat ajaran terutama kontroversi yang ditimbulkan, lalu apakah Ahmadiyah menjadi agama yang diperbolehkan atau dilarang di Indonesia? Maka Jawabannya dilarang. Ada beberapa alasan yang disampaikan oleh pemuka agama di Indonesia serta beberapa ulama yang menjelaskan bahwa Ahmadiyah dilarang. Diantaranya adalah:

  • Karena Ahmadiyah telah menganggap adanya nabi setelah nabi Muhammad SAW. Hal ini jelas menjadi kontroversi yang paling ramai termasuk di Indonesia
  • Ahmadiyah dianggap tidak memiliki konsistensi terhadap keutamaan syahadat bagi seorang muslim. Sehingga hal ini menjadikan pengikut Ahmadiyah diragukan
  • Faktor ketiga bisa saja timbul karena pemahaman yang mulai keliru. Menurut peneliti Ahmadiyah dari FISIP Universitas Merdeka Malang menjelaskan bahwa wahyu yang disebutkan diterima oleh Mirza Ghulam Ahmad oleh penganutnya telah dibukukan hingga beliau wafat, hal ini akan membahayakan eksistensi kitab suci Al-Quran sebagai firman Allah SWT.

Apakah Masih Ada Ahmadiyah di Indonesia?

Apakah masih ada Ahmadiyah di Indonesia? Berdasarkan informasi yang dimiliki oleh lembaga Agama di Indonesia, Ahmadiyah memilih umat dan juga pengikut yang tersebar di seluruh Indonesia.

Bahkan pengikut Ahmadiyah berada di daerah terpencil dan menjadikan Ahmadiyah tersebar dengan berbagai cara dan metode.

Selain itu, beberapa dari mereka berkelompok dan dengan mudah mendeklarasikan diri sebagai pengikut Ahmadiyah. Walaupun golongan ini tidak diakui di Indonesia.

fbWhatsappTwitterLinkedIn