Pernikahan dilakukan untuk memenuhi syarat keimanan seseorang, oleh sebab itu sebagai umat muslim kita harus memenuhi kewajiban menikah agar iman kita menjadi sempurna selain itu manfaat menikah dalam Islam sangatlah banyak. Pernikahan dilakukan untuk mencapai tujuan pernikahan dalam Islam, yaitu mendapatkan keturunan dan memenuhi hasrat biologis manusia. Dan untuk mencapai tujuan tersebut seorang suami istri haruslah melakukan hubungan yang dihalalkan bagi keduanya, yaitu berjima. Namun bagaimana jika istri menolak suaminya untuk melakukan jima? Hukum wanita tidak melayani suami dalam Islam sudah jelas adalah sebuah dosa besar. Apa saja dosa-dosa tersebut menurut Islam?
Dosa Istri Menolak Suami Menurut Islam
Seorang istri terkadang menolak ajakan suami untuk berjima dikarenakan beberapa faktor, misalnya lelah, atau sedang dalam suasana hati yang tidak baik atau faktor lainnya. Tanpa diketahui penolakan tersebut menimbulkan dosa bagi sang istri, karena dalam sebuah hadits telah dikatakan :
Dari Thalqu bin Ali, Rasulullah SAW. bersabda :
“Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk berkumpul hendaknya wanita itu mendatanginya sekalipun dia berada di dapur.” (HR. Tirmidzi)
Dari hadits tersebut dapat diketahui dengan jelas, bahwa istri diarang menolak ajakan suaminya untuk berjia sekalipun ia seddang berada didapur, itu berarti istri tidak boleh menolak suami hanya karena faktor lelah dan sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Seorang istri diperbolehkan menolak suaminya apabila ia sedang dalam keadaan sakit, haid, atau setelah 40 hari setelah melahirkan.
Berikut beberapa dosa atas penolakan yang dilakukan seorang istri kepada suaminya :
- Dilaknat dan dikutuk oleh malaikat
Dalam sebuah hadits telah dikatakan bahwa malaikat mengutuk seorang istri yang menolak suaminya untuk melakukan jima.
Rasulullah SAW. bersabda :
“Apabila seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjangnya, lalu istri tidak mendatanginya, hingga dia (uaminya) bermalam dalam keadaan marah kepdanya, maka malaikat melaknatnya hingga pagi tiba.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
- Shalatnya tidak diterima
Al-Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah ra., Rasulullah SAW. bersabda :
“Ada tiga orang yang shalatnya tidak akan diterima, dan kebaikan mereka tidak akan naik kepada Allah. 1) orang yang mabuk hingga dia sadar, 2) seorang wanita yang dibenci suaminya, dan 3) seorang hamba sahaya yang lari hingga dia kembali dan meletakkan tangannya ditangan tuannya.
Maksud dari seorang wanita yang dibenci suaminya dalam hadits tersebut adalah, seorang wanita yang dibenci suaminya karena telah melakukan hal-hal buruk dan durhaka terhadap suami, dan salah satu faktornya bisa jadi karena sering menolak suami.
- Kebaikannya tidak diterima
Al-Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah ra., Rasulullah SAW. bersabda :
“Ada tiga orang yang shalatnya tidak akan diterima, dan kebaikan mereka tidak akan naik kepada Allah. 1) orang yang mabuk hingga dia sadar, 2) seorang wanita yang dibenci suaminya, dan 3) seorang hamba sahaya yang lari hingga dia kembali dan meletakkan tangannya ditangan tuannya.”
Dalam hadits tersebut telah dijelaskan bahwa seorang istri yang dibenci suaminya, kebaikannya tidak akan naik atau diterima oleh Allah SWT.
- Shalatnya tidak pernah melewati kepala (tidak diterima)
Al-Imam Ath-Thabrani juga meriwayatkan, dari Ibnu ra. Rasulullah SAW. bersabda :
“Ada dua orang yang shalat mereka tidak pernah melewati kepala mereka : 1) seorang hamba sahaya yang lari dari tuan-tuannya hingga ia kembali pada mereka dan 2) seorang wanita yang berbuat maksiat kepada suaminya hingga ia kembali”
Maksud dari hadits tersebut adalah wanita yang berbuat maksiat kepada suaminya hingga ia kembai dan mendapat ampunan dari suaminya.
- Tidak dapat masuk surga
Sebagaimana yang telah kita ketahui sebagai umat muslim, bahwa surge seorang wanita yang telah menikah ada pada suaminya, dan apabila seorang istri selalu menolak ajakan suaminya untuk berjima yang mana hal tersebut merupakan hak seorang suami dan membuat sang suami murka dan tidak mengampuni serta memberikan ridha padanya, maka wanita tersebut telah menjadi istri yang durhaka. Dan seorang istri hanya akan mendapatkan surga apabila ia menjadi istri yang sholehah dan taat kepada Allah dan suaminya meridhainya. seperti hadits berikut, dari Ummu Salamah ra., Rasulullah SAW. bersabda :
“Siapa saja perempuan yang meninggal dunia sedang suaminya ridha terhadapnya, maka pastilah ia masuk surga.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
- Tidak mendapatkan ridha suami dan Allah
Jika seorang istri selalu membangkang suami dengan menolak ajakannya maka wanita tersebut bisa jadi tidak akan mendapatkan ridha suami, apabila sang suami sampai murka. Dan bagi wanita muslimah yang telah menikah, ridha suami adalah ridhanya Allah.
- Mendapatkan dosa
Seorang istri yang menolak ajakan suaminya untuk melakukan jima, maka ia telah mendapatkan dosa. Karena menurut Islam, seorang istri yang melayani suaminya dianggap sebagai pahala.
- Mendapat murka Allah SWT
Dalam Islam, untuk wanita yang telah menikah, ridha suami adalah ridha Allah, dan murka suami juga murkanya Allah. Dan apabila seorang istri membuat suami murka dikarenakan penolakan yang dia lakukan terhadap suaminya, maka sudah dapat dipastikan bahwa Allah SWT. pun akan murka terhadapnya hingga sang suami meridhainya.
- Menjadi istri durhaka
Istri yang selalu menolak untuk diajak berjima oleh suaminya dan menyebabkan suaminya murka, maka ia bisa jadi akan masuk kedalam golongan istri durhaka.
- Suami berpaling
Dalam perkara ini, suami yang terus menerus mendapat penolakan dari istrinya sedangkan seorang laki-laki menginginkan agar hasratnya terpenuhi, sang suami akan berpikir untuk berpaling dan mencari wanita lain yang bisa memenuhi hasratnya, dikarenakan hasrat laki-laki dalam kebutuhan biologis lebih besar dibandingkan hasrat wanita, dan laki-laki lebih sulit untuk mengendalikan hasratnya dibandingkan wanita.
Jadi, sebagai istri sholehah, akan lebih baik apabila senantiasa mengikuti perkataan dan memenuhi permintaan suami, selama hal tersebut masih tergolong dalam kebaikan. Menerima ajakan berjima suami selain sebagai wujud memenuhi kewajiban istri terhadap suami dalam Islam, juga dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya konflik dalam keluarga, dan menjaga agar keluarga tetap harmonis, sakinah, mawaddah, dan wa-rahmah. Dan hal tersebut juga merupakan salah satu tips keluarga bahagia dalam Islam.
Sekian, semoga bermanfaat (: