“Beliau (Nabi Muhammad SAW) yang menjahit kainnya, menjahit sepatunya, dan mengerjakan apa yang biasa dikerjakan oleh kaum laki-laki di rumah mereka .” (Hadis Asiyah yang dikeluarkan oleh Ahmad dan Ibnu Sa’ad, disahihkan oleh Ibnu Hibban)
Sebagai orang tua pasti pernah merasakan rasa khawatir yang terlalu berlebihan pada anak, alias protektif. Mulai saat ini, belajarlah untuk mempercayai anak, namun tetap memantau dan mengawasi tanpa melakukan pengekangan.
Misal, anak harus diajarkan untuk mengetahui barang-barang miliknya dan wajib merapikan bila telah selesai bermain. Ketika anak sudah masuk sekolah, ajarkan pula anak untuk mempersiapkan keperluannya. Contoh lain adalah dengan menyuruh anak untuk menyisihkan sebagian uang sakunya untuk ditabung.
Orang tua wajib menanamkan rasa percaya diri pada anak sejak dini. Bila anak melakukan kesalahan, atau memiliki sifat keras kepala, orang tua tidak boleh mengkritik secara berlebihan, sebab itu bisa membuat harga diri anak jatuh. Jadi, pandai-pandailah dalam memilih kalimat membangun.
Membangun kepercayaan pada anak, bisa memberikan beberapa dampak positif. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk membangun kepercayaan pada anak:
Jika orang tua ingin membangun kepercayaan pada anak, maka orang tua wajib memberikan teladan yang baik. Misal, selalu menetapi janji yang diberikan pada anak, selalu ada saat suka dan duka bagi anak, jujur, terbuka, dan sebagainya.
Ketika orang tua memperlakukan anak dengan hormat, maka mereka juga akan melakukan hal yang sama bagi orang tua dan orang-orang di sekitarnya.
Orang tua harus bisa menjadi tempat pertama kala anak ingin menceritakan segala keluh kesahnya. Sebagai orang tua, berterimakasihlah atas keterbukaan anak.
Jadilah pendengar yang baik, lalu berikan solusi atas masalah yang ia hadapi. Jadikan percakapan tersebut menjadi menyenangkan, bukan menjejalinya dengan berbagai nasihat ataupun teguran.
Rasa percaya dibangun melalui proses yang cukup panjang. Mulailah hari ini, hingga tanpa Anda sadari, hal tersebut telah menjadi sebuah kebiasaan.
Anak merupakan fase di mana mereka sering kali membuat kesalahan. Sebenarnya siapapun bisa melakukan hal yang sama, tanpa memandang usia. Hanya saja orang tua harus meyakinkan anak untuk selalu belajar dari kesalahan.
Semua kesalahan yang diperbuat pasti akan memberikan hikmah. Biarkan anak Anda merasakan segala akibat dari kesalahan yang mereka perbuat, namun pastikan bahwa Anda anak selalu ada untuk mereka untuk memulai kembali.
Orang tua yang baik adalah orang tua yang selalu meluangkan waktu untuk keluarga. Jangan jadikan pekerjaan ataupun aktivitas lain sebagai alasan. Dengan waktu bersama yang dimiliki, akan muncul kepercayaan satu sama lain.
Beberapa saran di atas dijadikan sebagai jalan yang lebih mudah untuk membangun kepercayaan orang tua pada anak. Meskipun kita mengasihi dan menyayangi anak, janganlah sampai membuat mereka merasa tidak nyaman. Orang tua harus benar-benar tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan dan diinginkan oleh anak.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…