Cara Mendidik Anak Menurut Islam Sesuai Umur

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mendidik anak merupakan salah satu pekerjaan berat orang tua yang dilakukan bukan hanya satu atau dua tahun saja namun seumur hidup. Dalam artikel ini akan kita bahas mengenai cara mendidik anak menurut Islam berdasarkan umur. Serta bagaimana Islam memberikan aturan atau panduan yang umumnya dilakukan. Sehingga mempermudah orang tua dalam membesarkan putra putrinya.

Dalam islam terdapat tuntunan yang jelas bagaimana cara mendidik anak secara Islami berdasarkan umur. Tentu anak akan terus bertumbuh, begitu pula pemikirannya. Di dalam Al-Qur’an sebenarnya sudah dijelaskan pesan di dalam hadits yang banyak menuturkan mengenai bagaimana cara mendidik anak.

Anak merupakan karunia dari Allah SWT sekaligus titipan kepada kita untuk mendidiknya dengan baik. Terdapat kutipan dari Imam Ali Zainal Abidin dalam kitab Risatul Huquq yang juga dapat menjadi renungan bagi orang tua.

“Adapun hak anakmu adalah, ketahuilah bahwa ia berasal darimu. Dan segala kebaikan dan keburukannya di dunia, dinisbatkan kepadamu. Engkau bertanggung jawab untuk mendidiknya, membimbingnya menuju Allah dan membantunya untuk menaati perintah-Nya.”

“Maka, perlakukanlah anakmu sebagaimana perlakuan seseorang yang mengetahui bahwa andaikan ia berbuat baik pada anaknya, niscaya ia akan mendapatkan pahala dan andaikan ia berbuat buruk niscaya ia akan memperoleh hukuan.” (Al Khislal, hal.568)

Berkaitan dengan cara mendidik anak menurut islam sesuai umur. Dimulai saat anak baru lahir, dimana tahapannya sebagai berikut :

1. Anak hingga Balita

Ketika seorang anak masuk usia bayi, anak dan juga balita umumnya kita mengajarkan bagaimana mereka bersikap dan juga melakukan kegiatan sehari-hari. Tentu saja anak pada umur 3 hingga 5 tahun bahkan lebih kecil. Umumnya mempelajari berbagai hal dengan cara melihat dan juga meniru.

Sebagai orang tua kita harus mengajarkan banyak bahasa yang baik memperdengarkan suara yang baik dan tentu saja menunjukkan sikap yang baik. Sesuai dengan hadist riwayat berikut.

“Barang siapa yang mendapat ujian atau menderita karena mengurus anak-anaknya, kemudian ia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anaknya akan menjadi penghalang baginya dari siksa neraka.” (HR Bukhari-Muslim)

  • Saat anak baru lahir, berikan nama yang baik untuk anak. Karena dalam islam diperintahkan untuk orang tua memberikan nama yang baik untuk anaknya.
  • Mengakikahkan dan memotong rambut anak pada hari ketujuh.
  • Memberikan pengajaran dan budi pekerti yang baik bagi anak. Termasuk mengajarkan ilmu agama kepada anak.
  • Saat anak mendekati usia baligh, maka wajib bagi orang tua untuk mewajibkan shalat, mengajarkan anak berpuasa, mengajarkan anak membaca Al-Qur’an, mencari ilmu, dan apabila tidak mampu maka perintahkan padanya untuk mencatat.

Berdasarkan Hadist Nabi di atas, maka, dalam kitab Al Amali hal.475, Imam Al Baqir dan Imam ash Shadiq ra menjabarkan cara mendidik anak menurut islam berdasarkan umur. Kemudian mereka berkata jika ada tahapan untuk mengenalkan Allah kepada anak adalah sebagai berikut:

  • Saat usia anak 3 tahun, orang tua mengajarkan anaknya kalimat Tauhid yakni “Laila ha illallah” sebanyak tujuh kali.
  • Saat usia anak menginjak 3 tahun 7 bulan, ajarkan kepadanya kalimat “Muhammad Rasullullah.”
  • Kedua hal tersebut adalah cara sederhana untuk memperkenalkan kepada anak tentang Agama, Tuhan dan Rasulnya. Dengan demikian, maka anak bisa mengenal tauhid dalam lingkup yang paling inti.

Saat anak berusia 5 tahun dan telah memahami arah, cobalah untuk orang tua bertanya mana bagian kanan dan mana bagian kiri. Kemudian ajarkan padanya arah kiblat dan mengajak anak untuk shalat Bersama.

2. Usia 7-14 tahun

Ketika seorang anak memasuki usia 7 Hingga 14 tahun maka anak tersebut sedang memasuki masa remaja. Mereka sudah bisa mulai berpikir dan memilih berbagai hal namun sudah bisa menunjukkan rasa ketidaksukaan dan juga kurang setuju akan berbagai hal. Namun hal ini menjadi tantangan dan uji kesabaran bagi orang tua.

Pada fase tersebut orang tua tetap harus mendidik anak-anaknya dengan sabar dan menunjukkan berbagai hal yang benar dan yang salah serta mengingatkan setiap saat. Karena pada anak dengan usia remaja mereka seringkali merasa penasaran. Alasannya karena mereka masih membutuhkan ilmu dan juga pengajaran yang tepat.

Seperti penjelasan surah An Nahl ayat 78,  “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”

Saat usia anak 7 tahun ajak anak untuk berwudhu, di usia ini minta padanya untuk mengerjakan shalat 5 waktu. Sebelum itu biasakan anak untuk berwudhu, agar lama kelamaan anak akan hafal. Saat anak berusia 9 tahun, kewajiban anak untuk mendirikan shalat adalah wajib.

Serta pemberian hukum meninggalkan shalat bila anak meninggalkan shalat sudah dapat diterapkan pada usia ini. Pada usia ini biasanya anak sudah pandai memahami aturan dan tata tertib. Sehingga diharapkan di usia 9 tahun ini anak sudah disiplin dalam menjalankan shalat 5 waktu.

Pada usianya ini, ajarkan pula anak untuk bersikap tenang saat melakukan ibadah. Meski anak belum memahami bacaan shalat, mengajarkan anak untuk tenang alias khusyuk ini sudah menjadi bagian pembelajaran ibadah yang baik untuk anak.

3. Usia Menjelang Dewasa 15 – 22 tahun

Saat seorang anak memasuki usia menjelang dewasa tentu saja menjadi tantangan bagi orang tua mereka sudah bisa memiliki menjawab dan juga mengambil konsekuensi dari berbagai tindakan namun akan berarti orang tua melepaskan tanggung jawab mereka untuk mendidik dan juga membesarkan anak.

Pada usia ini juga menjadi usia yang tepat di mana kita mengajarkan anak untuk bisa mengamalkan ilmu yang selama ini mereka dapatkan baik dari orang tua ataupun dari tempat lainnya. Seperti yang dijelaskan pada hadis berikut.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak saleh yang berdoa untuknya.” (HR. Muslim).

4. Usia Dewasa > 21 Tahun

Pada usia ini orang tua sudah bisa berkomunikasi dan juga diskusi dengan anak secara terbuka dan juga mengingatkan berbagai hal yang benar dan juga yang salah. Pada usia 21 tahun ke atas juga mereka sudah banyak memasuki kehidupan dewasa. Mulai dari bekerja, beraktivitas, bahkan beberapa sudah menikah dan juga memiliki anak.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali bin Abi Thalib RA, Rasulullah SAW bersabda, “Didiklah anak-anakmu atas tiga hal:  mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya dan membaca Alquran. Sebab, orang yang mengamalkan Alquran nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci.”

Dijelaskan dalam hal ini, orang tua tidak memiliki batasan dalam memberikan pendidikan kepada anak dan selama masih hidup dan sehat. Diharapkan orang tua bisa mendidik anaknya sepanjang hayat begitupun keturunanya.

Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq ra menerangkan bagaimana orang tua harus mengenalkan dan mendidik anak tentang shalat. Ini sudah masuk kedalam ritual, sehingga mengajarkan shalat baru bisa diajarkan pada anak saat memasuki usia balita.

fbWhatsappTwitterLinkedIn