عن عمر بن أبي سلمة رضي الله عنه يقول :كنت غلاما في حجر رسول الله صلى الله عليه وسلم وكانت يدي تطيش في الصحفة، فقال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا غلام سم الله وكل بيمينك وكل مما يليك فما زالت تلك طعمتي بعد. متفق عليه
Artinya:
“Dari sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahu ‘anhu, ia mengisahkan: Dahulu ketika aku masih kecil dan menjadi anak tiri Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, dan (bila sedang makan) tanganku (aku) julurkan ke segala sisi piring, maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘Hai nak, bacalah bismillah, dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari sisi yang terdekat darimu.’ Maka semenjak itu, itulah etikaku ketika aku makan.” (Muttafaqun ‘alaih)
Hadist di atas menjelaskan bagi kita tentang pentingnya pendidikan agama (amalan-amalan baik yang bersifat wajib dan sunnah, serta adab-adab yang diajarkan oleh Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam) bagi anak-anak semenjak usia mereka masih dini.
Kita tahu bahwa anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada para orang tua, sehingga sudah sepatutnyalah jika amanah tersebut selalu dijaga dengan sebaik-baiknya, salah satu caranya adalah dengan mendidik mereka dengan benar, khususnya masalah pendidikan agama seperti mengajarkan mereka untuk melakukan sholat.
Kapankah seorang anak seharusnya mulai diajarkan untuk melaksanakan sholat?
Membiasakan anak-anak dengan adab-adab, amalan, maupun akidah islami harus dilakukan semenjak dini, karena dengan begitu akan membuat apa-apa yang kita ajarkan dapat tertanam kokoh di dalam jiwa mereka, salah satunya adalah mengajarkan mereka sholat, di mana sholat merupakan rukun islam yang kedua yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim.
Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :
مروا أولادكم بالصلاة و هم أبناء سبع سنين و اضربوهم عليها و هم أبناء عشر
Artinya:
“Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim)
Jadi kesimpulanya adalah bahwa Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dengan tegas telah mensyariatkan agar pendidikan sholat dimulai sejak usia dini, yaitu sebelum mereka mencapai usia baligh. Bahkan ketika anak-anak berusia tujuh tahun, mereka telah diperintahkan untuk menjalankan shalat.
Bagaimanakah Cara Yang Tepat Mengajarkan Anak-Anak Untuk Menjalankan Sholat?
Tidak mudah mengajarkan anak-anak untuk mulai bisa menjalankan sholat, ini memerlukan berbagai persiapan seperti bagaimana cara berwudhu, mengajari mereka tentang rukun-rukun sholat, hal-hal yang diwajibkan, disunahkan, serta hal-hal yang membatalkannya. Berikut ini adalah beberapa cara mengajarkan anak-anak untuk sholat, yaitu :
- Orang tua harus menjadi contoh kedisiplinan dalam menjalankan Sholat
Cara mengajari anak shalat yang pertama adalah orangtua harus menjadi contoh agar anak mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya. Usia anak-anak merupakan masa dimana mereka sangat lekat dalam memperhatikan atau mengamati serta meniru tingkah laku atau perilaku dari orang tua mereka. Dan anak-anak adalah peniru yang sangat handal, tidak butuh waktu lama bagi seorang anak untuk meniru perilaku yang ia lihat.
Jadi, untuk mengajarkan sholat sejak dini pada anak-anak kita, maka yang harus dilakukan orang tua adalah mereka harus bisa menjadi contoh atau tauladan yang baik bagi anak-anaknya, yaitu dengan tetap konsisten menjaga kedisiplinan dalam menjalankan sholat.
- Orang tua harus menanamkan tentang arti pentingnya sholat dalam kehidupannya
Sejak usia anak-anak, seseorang harus ditanamkan tentang arti pentingnya sholat bagi kehidupannya, di mana shalat merupakan salah satu kewajiban bagi manusia. Shalat merupakan penghubung antara manusia dengan penciptanya, yaitu Allah SWT.
Ketika manusia lalai dalam melakukan kewajiban tersebut, maka sudah pasti Allah SWT akan menenggelamkan orang tersebut dalan adzab di akhirat kelak. Akan tetapi jika manusia konsisten dalam menjalankan kewajiban tersebut, maka Allah SWT akan membalasnya dengan surga.
- Mulai mengajak Anak untuk shalat
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ath- Thabari, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda, yang artinya:
“Apabila seorang anak dapat membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah dia untuk mengerjakan shalat.”
Itu artinya, bahwa ketika seorang anak mulai bisa membedakan mana yang kanan dan mana yang kiri menandakan bahwa otak anak tersebut sudah cukup berkembang, dan saat itulah waktu yang tepat untuk mulai mengajarinya shalat, yaitu dengan mengajaknya shalat bersama-sama. Anak akan dengan mudah meniru setiap gerakan sholat dari ayah dan ibunya.
- Memberikan hukuman bagi anak ketika ia lalai melaksanakan sholat
Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya:
“Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim)
Hadist di atas menjelaskan bahwa ketika anak-anak telah mencapai usia tujuh tahun, maka orang tua harus memerintahkannya untuk melaksanakan sholat, dan apabila pada usia sepuluh tahun anak-anak tidak mau melaksanakan kewajiban tersebut, maka orang tua harus memukulnya sebagai bentuk hukuman atas kelalaian mereka itu.
Mengapa harus pada umur-umur tersebut? Karena pada umur tujuh tahun, kemampuan akalnya mulai berkembang secara bertahap, sehingga pada usia itu anak-anak harus mulai diperintahkan untuk melaksanakan salah satu kewajiban sebagai seorang muslim, yaitu sholat.
Sedangkan ketika anak-anak telah berusia sepuluh tahun, perkembangan akalnya telah mencapi tahap kesempurnaan. Di usia tersebut, mereka sudah mampu membedakan antara hal-hal yang bermanfaat dan hal-hal yang mengandung bahaya. Hal inilah yang diperlukan untuk memahamai arti pentingnya dari sholat, di mana sholat merupakan sarana penghubung di antara makhluk dan penciptanya, menjalankan sholat akan membawa seseorang untuk lebih dekat dengan surga, sedangkan meninggalkannya akan membuat seseorang tertimpa adzab di akhirat kelak.
Oleh karena itu ketika anak-anak mencapai usia tersebut maka ia diwajibkan untuk melaksanakan sholat, dan apabila mereka lalai dengan kewajiban tersebut, maka orang tua harus memperingatkannya dengan memberikan mereka hukuman.
Hukuman yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak boleh dilakukan dengan semena-mena dan sembarangan yang nantinya justru dapat membuat anak-anak tersebut cidera atau terluka. Selain itu, orang tua juga tidak boleh memukul bagian wajah, baik itu mulut, hidung, serta bagian wajah lainnya. Sebagaimana sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berikut ini :
فاضربوهن ضربا غير مبرح رواه مسلم
Artinya:
“Pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras (tidak membikin patah tulang, atau luka, atau mengeluarkan darah, atau meninggalkan bekas).” (HR. Muslim)
Dan hukuman yang diberikan tidak boleh dilakukan setiap saat, akan tetapi dilakukan ketika anak-anak tidak menghiraukan atau menganggap tidak berguna nasihat dan peringatan lisan dari orang tua.
- Mengajak anak-anak untu sholat berjamaah di Masjid
Langkah selanjutnya dalam cara mengajarkan anak shalat adalah sholat adalah dengan mengajaknya melaksanakan sholat berjama’ah di Masjid. Hal ini memiliki beberapa tujuan, seperti mengajari anak-anak untuk bisa membaur dengan masyarakat, terutama dengan sesama kaum muslimin. Selain itu anak-anak juga bisa mengenal ulama maupun ustadz di lingkungannya. (baca juga: keutamaan shalat berjama’ah)
artikel terkait lainnya: