Islam tidak hanya mengatur hubungan antara orang tua dan anak-anaknya, melainkan juga hubungan antara kakak dan adik-adiknya.
Hubungan antara kakak dan adik adalah hubungan yang dilandasi dengan rasa hormat dan saling menyayangi.
Jika kakak tidak menyayangi adiknya atau adik tidak menghormati kakaknya, maka mereka tidak termasuk dalam golongan Rasulullah shallallahu ‘alalihi wasallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tidaklah termasuk golonganku orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dan tidak menyayangi yang muda.” (HR. Imam Ahmad dan Ath-Thabrani)
Berdasarkan hadits di atas, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda merupakan salah satu dari macam-macam amal shaleh yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Adik sebagai orang yang lebih muda berhak disayang oleh kakaknya dan kakak sebagai orang yang lebih tua berhak dihormati adiknya.
Antara kakak dan adik juga harus bersedia membantu satu sama lain ketika salah satu pihak berada dalam kesulitan.
Selain itu, kakak dan adik juga harus saling mengingatkan tentang kebaikan, saling memberikan dukungan, dan menjaga silaturahmi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Berbaktilah kepada ibu dan ayahmu, lalu pada saudari perempuanmu dan saudara laki-lakimu, kemudian kepada yang terdekat denganmu dan yang terdekat lagi denganmu.” (HR. Al-Hakim, asalnya terdapat dalam Shahih Al Bukhari dan As-Sunan).
Menurut dalil di atas, berbuat baik kepada kakak hendaknya dilakukan secara berurutan yakni saudara perempuan baru, saudara laki-laki, saudara yang lebih dekat hubungan kekerabatannya, dan terakhir saudara yang lebih jauh.
Berbuat baik kepada saudara dimaksudkan untuk menjaga hubungan silaturahmi sebagaimana firman Allah SWT dalam surat AN Nisa’ ayat 1 yang artinya,
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An Nisa’ : 1).
Hubungan antara kakak dan adik tidak selamanya berjalan dengan mulus. Selalu ada masalah yang timbul antara kakak dan adik yang dapat mengarah pada terjadinya konflik.
Misalnya, kakak yang iri kepada adiknya atau sebaliknya, merasa diperlakukan secara berbeda oleh orang tua, perbedaan pendapat yang tajam, dan lain sebagainya. Kata-kata kasar pun tak jarang terlontar ketika terjadi pertengakaran antara kakak dan adik.
Jika adik yang mengeluarkan kata-kata kasar atau hal-hal lain yang dapat menyakiti hati sang kakak, maka si adik sejatinya telah durhaka kepada sang kakak.
Durhaka kepada kakak tidaklah dibenarkan dalam Islam karena Islam memandang adab adik kepada kakak sama seperti adab anak kepada orang tuanya.
Dalam artian, adik harus berbuat baik kepada kakak sebagai orang yang lebih tua sama seperti seorang anak yang berbuat baik kepada orang tuanya. Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa’ ayat 36 yang artinya,
“Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak.” (QS. An Nisa’ : 36).
Menurut ayat di atas, berbuat baik kepada kedua orang tua yakni Ibu dan Bapak adalah perintah Allah SWT yang menunjukkan kewajiban setelah perintah untuk beribadah dan tidak mempersekutukan Allah.
Dengan demikian, hukum berbuat baik kepada kakak sama seperti hukum berbuat baik kepada orang tua yakni wajib pada selain perkara yang haram.
Demikianlah ulasan singkat tentang hukum adik durhaka kepada kakak. Artikel lain yang dapat dibaca di antaranya adalah keutamaan menyambung tali silaturahmi, hikmah silaturahmi, bentuk-bentuk persaudaraan dalam Islam, cara mendidik anak yang baik menurut Islam, cara mendidik anak dalam Islam, cara meningkatkan akhlak, keutamaan instropeksi diri dalam Islam, hukum merasa paling benar dalam Islam, dan keutamaan berbakti kepada orang tua. Semoga bermanfaat.