Malaysia adalah salah satu negara islam yang lebih mengutamakan dan mengamalkan sistem ekonomi islam ketimbang sistem kapitalisme (ekonomi barat) yang dianggap hanya menguntungkan salah satu pihak saja.
Malaysia mengutamakan ekonomi islam sebagai ekonomi yang tidak memperbolehkan campur tangan pemimpin kerjaaan untuk memperkaya diri demi kerabat atau golongan tertentu, tetapi ekonomi islam yang telah diciptakan dan dijalankan semata mata untuk kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan tanpa ada unsur riba didalamnya dan untuk keadilan bagi umat islam secara keseluruhan.
Berikut ini adalah ciri ciri ekonomi Islam yang ada dinegeri jiran Malaysia;
1. Menjalankan peraturan Islam berdasarkan hukum Allah SWT
Ekonomi islam dilakukan semata mata niatnya karena allah ta’ala dan menjalankan semua hukum yang berlaku termasuk masalah aktifitas berniaga yang dilakukan harus berdasarkan ibadah dan karena zikir, maksudnya menjalankan berniaga dengan jalan yang lurus menjadi seorang jihad fisabililah dan menjadi satu tujuan untuk memperjuangkan sekaligus menegakkan islam.
2. Untuk mendapatkan taqwa dan ahklak yang lebih baik
Berekonomi dan berniaga secara islam yaitu jalan termudah untuk mendekatkan diri pada allah SWT agar mempercepat ketebalan rasa tagwa dan akhlak kita. Ekonomi islam dinegeri Jiraan Malaysia dijalankaan berdasarkan taqwa dan akhlak yang baik tanpa ada sedikitpun kecurangan didalamnya.
Didalam sistem ekonomi Islam kapitalisme modalnya adalah uang dan akan mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya yang berbentuk uang juga, sedangkan didalam ekonomi Islam hanya bermodalkan taqwa dan akhlak yang jujur yang juga akan melahirkan keuntungan yang diridhai allah SWT dalam jumlah yang berlipat ganda.
3. Tidak memperbolehkan adanya riba dalam bentuk apapun
Biasanya riba selalu berbentuk bunga uang yang setiap bulan bertambah dan hanya membuat sipeminjam menjadi sengsara. Kebanyakan bunga pinjaman akan menumpuk melebihi hutang yang dipinjamnya, inilah mengapa islam melarang adanya riba yang cenderung hanya merugikan orang lain.
Dalam ekonomi Islam tidak diperbolehkan adanya riba dalam bentuk uang, harta pusaka, benda benda yang termasuk perhiasanyang berharga atau bentuk lainnya. Oleh karena itu , umat islam di anjurkan untuk tidak memakan harta riba yang di karenakan haram. (baca juga: cara menghindari riba)
4. Tujuan ekonomi untuk keadilan yang merata
Ekonomi islam di ciptakan daan dilaksamakn untuk tujuan kearah perbaikaan masyarakat kecil yang tidak mampu dan bagi umat islam secara keseluruhan. tidak dibenarkan untuk menolong orang orang yang sudah memiliki harta kekayaan melimpah atau golongan tertentu yang telah mempunyai taraf hidup yang cukup. Kesejahteraan masyarakat secaara keseluruhan adil dan merata adalah tujuan dari ekonomi Islam.
5. Mengutamakan kesimbangan bermasyarakat
Ekonomi Islam mengutamakan asas keadilan, kebersamaan dan keseimbangaaan bagi seluruh masyarakat dan umaat islam secara keseluruhan. Akan selalu mengabaikan riba yang cenderung mempengaruhi iman karena ada unsur godaaan harta melimpah didalamnya.
6. Musyawarah untuk mencapai mufakat
Dalam ekonomi Islam dalam pelaksanaanya berlandaskan saling menghormati, saling menghargai dan saling mengikat tali persaudaraan untuk orang lain dan menghormati orang lain dapat mengemukakan pendapatnya yang berbeda. dengan jalan bermusyawarah akan diambil jalan tengah sebagai solusi terakhir agar tidak merugikan pihak lain.
7. Menjalankanya sebagai ibadah
Ekonomi Islam di Malaysia sama saja seperti sedang beribadah pada allah SWT karena didalaamnya ada penciptaan rasa kasih sayang terhadap sesama, penciptaan rasa kebersamaan yang mengabaikan rasa perbedaan dan senantiasa berbuat adil dan tidak merasa paling benar serta tertap menjalankan perintah Allah swt dengan bahagia dan semangat termasuk sholat lima waktu, puasa ramadhan, puasa sunnah, sholat sunnah, beramal dan lain lain.
Tahukah anda bahwa ada 2 bagian penting yang diterapkan dalam ekonomi Islam di Malaysia
- Sebagai ideologi yang tetap
Ekonomi islam ditetapkan sebagai ideologi dalam berniaga ditengah masyarakat dimana ekonomi tersebut dijalankan sesuai dengan kaidah islam dan perintah dari Allah swt yang cara pelaksanaannya telah tertulis dengan jelas di Alqur’an. Apapun ketentuan yaang berlaku akan selalu tetap, tidak bisa berubah walaupun ada perubahan waktu, wilayah, perubahan kondisi negara ataupun ada perubahan kebiasaan masyarakat dalam berniaga sekalipun, Peraturan yang sudah berlaku dalam alqur’an tidak akan pernah berubah.
- 2. Sebagai sistem kepengurusan yang dilandasi rasa kebersamaan
Sistem kepengurusaan dalam pelaksanaan ekonomi Islam selalu mengutamakan kebersamaan dan etika yang baik yang telah disepakati bersama. Tetapi peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama tersebut masih bisa terjadi perubahan sewaktu waktu, tergantung pada situasi danm kondisi wilayah dan kebutuhan masyarakat dan negara tetapi tetap mengutamakan keadilan dan kepentingan masyarakat yang lebih membutuhkan.
Sistem kepengurusan ini dapat diseimbangkan dan dilaraskan dengan cara pelaksaannnya , kepentingannya dan cara penyelesaiannya agar selalu bisa berjalan dengan kondisi masyarakat yang mungkin akan mengalami perubahan setiap tahunnya.
Dalam ekonomi Islam di Malaysia ada beberapa hadist yang selalu menjadi pedoman dan landasan yang mengandung arti ukhuwah dan pelarangan riba dalam pelaksanaannya ditengah masyarakat.
- ” Wahai orang orang yang beriman, janganlah kamu mengambil riba dengan berlipat lipat tetapi seharusnya kamu bertahan dan percaya pada Allah swt agar kamu tetap tercukupi. Peliharalah diri kamu dari api neraka yang telah disediakan cbagi orang orang kafir.” (Q.S. Ali- Imran : 130-131)
- “Seseorang bebas memiliki harta sebanyak banyaknya tetapi hendaknya dengan cara yang telah ditentukan oleh syariat islam. Yaitu tidak boleh memiliki harta dengan cara riba atau memakan hak oraang miskin , hak harta anak yatim dan mengambilnya secara batil.” (Q.S. Al-baqarah : 188)
- “Segala harta yang dimiliki hendaklah dibelanjakan secara sederhana tidak dengan jalan yang bakhil dengan berboros. Senantiasa membelanjakannya harta untuk jaalan Allah SWT.” Fiman yang dimaksud adalah Sesungguhnya pemboros pemboros itu adalah saudara ataau kerabatnya para syaitan. (Q.S. Al-Isra : 27)
- Dalam ekonomi Islam tidak ada jurang yang memisahkan antara kehidupan yang miskin dan yang kaya. Ekonomi islam mengedepankan atau mengutamakan keseimbangan keadilan sosial, kebersamaan ,dan hajat hidup orang banyak. Firman allah adalah : “Supaya harta yang dimiliki tidak hanya dinikmati dan di belanjakan diantara orang orang kaya saja dikalangan kamu.” (Q.S. Al-hasyr: 7)
- Demi kesejahteraan masyarakat secara meluas dan merata, ekonomi islam selalu mengutamakan hasil harta sesorang yaang kaya dapat digunakan dengan baik dengan orang orang yang berakal sehat dan yang selalu berjalan pada jalan kebaikan agar manfaatnya dapat dirasakan bagi orang orang yang membutuhkan. Hal ini ada pada hadist “Janganlah kamu serahkan hartamu pada orang orang yang belum sempurna akalnya harta mereka yang ada dalam kekuasaanmu yang dijadikan allah sebagai pokok kehidupan.” (Q.S. An -nisa :5)
- “Segala apa yang ada dilangit dan bumi adaalah milik allah swt. Semua manusia seharusnya menikmati nikmat tersebut dengan mengutamakan keseimbangan serta keharmonisan dalam bermasyarakat.” (Q.S. Al-maidah : 17)
- “Dan hendaklah kamu tolong menolonglah dalam melakukan kebaikan dan taqwa, dan janganlah kamu menolong sesama hanya untuk melakuakn dosa dan perseteruan.” (Q.S. Al-maidah : 2)
Inilah alasan mengapa Negeri Jiran Malaysia lebih mengutamakan ekonomi Islam dari pada ekonomi kapitalisme (barat)
- Paham ekonomi kapitalisme lebih banyak mengambil keuntungan sebesar besarnya dan tidak terlalu memperdulikan kondisi orang lain, contohnya dari aktifitas pinjam meminjam yang telah lama ada.
- Selalu terselip kecurangan kecurangan yang berbentuk riba yaitu kewajiban bagi si peminjam untuk wajib menyetujui apapun yang menjadi kehendak yang punya uang agar membayar bunga pinjaman dengan jumlah yang telah disepakati sebelumnya. Cenderung bunga yang diminta sangat tinggi dan hanya membuat pihak sipeminjam akan terlilit hutang yang sulit untuk dilunasinya.
- Adanya diskriminasi antara hak peminjam dan yang meminjam. karena yang meminjam uang biasanya hanya bisa membayar bunganya saja tanpa memperdulikan pinjaman uang awalnya masih tetap berjumlah sama dan tidak terbayarkan. kondisi ini terasa tidak adil bagi sipeminjam.
- Mengutamakan uang untuk dilipat gandakan menjadi keuntungan yang sebesar besarnya guna untuk memperbanyak harta diri sendiri tapi tidak ada sedikitpun yaang disisakan untuk diamalkan untuk hak orang miskin , hak anak yatim atau untuk amal amal lainnya.
(baca juga: perbedaan bank syariah dan bank konvensional)
Catatan Penting :
- Didalam ekonomi islam diharapkan akan dapat memperluas. memperbesar, memperbanyak dan memperpanjang kaidah islam yang benar tentang ekoni daan berniaga dengan cara yang jujur , tentang syariat tuhan keseluruh manusia didunioa yaitu ekonomi ibadah, akhlak jujur dan jalan untuk berjihad.
- Kegiatan aktifitas ekonomi islam di negara Jiran Malaysia tidak diperbolehkan adanya perkara atau masalah yang didalmnya ada kecurangan yaang terselubung walaupun dalam jumlah kecil sekalipun. karena kecurangan tersebut hanya akanaa membuat penderitaan pada orang lain.
- Ada keuntungan besar dari adaanya ekonomim islam yang telah dilaksanaakan di Malaysia yaitu terbentuknya secara luas tentaang nilai nilai Ukhuwah dan rasa kasih sayang, rasa persaudaraan, memperkecil pertikaian dan salah pendapat, munculnya sikap suka menolong pada orang lain yang membutuhkan dan dapat meredam rasa egoisme yang merubah sifat individu menjadi mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri atau golongan tertentu.
- Dengan adanya ekonomi islam di Malaysia diharapkan pula menjadi ketiadaan atau menghapuskan penindasan, pemaksaan, penghinaan, deskriminasi, penekanan, penzoliman, penyiksaan atau ketidakadilan, dengan kata lain yang miskin terbantu oleh yang kaya tanpa menginginkan riba dan yang miskin mempertajam rasa persaudaraan dengan ikhlas membantu sang kaya jika tenaganya dibutuhkan.
- Dalam ekonomi Islam selalu menginginkan keadilan ditengah masyarakat, contohnya harta benda yang dimiliki seseorang dengan taraf hidup yang mampu untuk bersedia dengan tulus memberikan hak setengah atas hartanya untuk diberikan pada fakir miskin daan orang orang yang membutuhkan tanpa ada unsur riba sedikitpun didalamnya.
Semoga bermanfaat.