Kisah KH Samanhudi yang Berpengaruh pada Ekonomi Indonesia

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Salah satu tokoh terkenal dalam pembangunan ekonomi Indonesia adalah K. H. Samanhudi. Dirinya mendirikan Sarekat Dagang Islam, yang menjadi tombak perlawanan atas ketidakadilan ekonomi yang diterapkan Belanda.

Menurut pandangannya, kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah Belanda saat itu, hanya menguntungkan orang-orang Tiongkok. Sedangkan orang-orang Pribumi tenggelam dalam kesengsaraan ekonomi.

Meruntut biografinya, K. H. Samanhudi merupakan santri yang pernah mengaji pada beberapa kiyai. Pondok Pesantren K. H. Sayuthy di daerah Ciawigebang, Pondok Pesantren K.H. Abdur Rozak di daerah Cipancur, Pondok Pesantren Sarajaya di daerah Cirebon, dan Pondok Pesantren K.H. Zainal Mustafa di daerah Tasikmalaya pernah menjadi tempat belajarnya.

Dalam lingkup pesantren, beliau sangat dekat dengan guru-gurunya, terutama K.H. Zainil Mustafa yang terkenal dengan perlawanannya terhadap Jepang. Dari sosok guru-guru yang hebat, beliau mempunyai corak pemikiran berkemajuan, terutama dalam bidang ekonomi. Karena bisa jadi, di masa yang akan datang, corak birokrasi sepenuhnya dikendalikan atas unsur ekonomi.

Selain memiliki kemampuan analisis yang luar biasa, K. H. Samanhudi dikenal dekat dengan masyarakat. Sehingga memudahkan dirinya menjaring relasi dan kerjasama-kerjasama antar daerah. Belum lagi, ditambah keuletannya dalam bekerja.

Maka di tahun 1900-an beliau sudah mampu meraup keuntungan sebesar 800 gulden per hari, yang ini sudah melampaui jauh dari gaji bupati dengan kisaran 1000 gulden per bulan. Keuntungan itu di dapat berkat usaha batiknya yang melejit. Hingga di tahun 1904, beliau berhasil menunaikan ibadah haji.

Akan tetapi, seiring berkembangnya usaha yang di jalankan K. H. Samanhudi, beliau mulai menyadari adanya ketidakadilan yang menimpa masyarakat. Dalam pandangannya, masyarakat lebih diperlakukan tidak adil karena pemerolehan gaji yang sedikit. Dan apabila mereka mengembangkan usaha, akan ada perlakuan khusus agar usaha mereka tidak bisa berkembang lebih jauh.

Di balik semua itu, alasan paling kuat adalah monopoli perdagangan yang luar biasa dari VOC. Dimana VOC melakukan kerjasama hampir kepada seluruh negara di dunia dalam bidang ekonomi. Pun melalui VOC pula, Belanda berhasil mengendalikan setengah dari kebijakan dunia.

Bayangkan saja, keuntungan yang didapatkan oleh VOC saat itu berkisar triliyunan miliyar dolar Amerika. Keuntungan itu belum sebanding dengan keuntungan yang di dapatkan oleh perusahaan ternama saat ini, seperti Amazon, Facebook, Apple, dan lainnya.

Tentu menjadi kewajiban bagi mereka untuk mempertahankan bisnis yang menggiurkan ini. Dan salah satu solusi yang diambil adalah memiskinkan dan membodohkan negeri yang memberi keuntungan, agar tidak bisa menggugat kekuasaan mereka.

Dengan berbagai perlakuan, misalnya pembelian yang murah dari rakyat dan penjualan yang sangat mahal dari mereka, menjadi bisnis kecil yang melingkupi VOC. Itu belum termasuk perampasan tanah, kekayaan alam, hingga upah murah yang mereka berikan pada penduduk pribumi. Bayangkan, dengan sistem seperti itu, mereka lebih cepat mendapat keuntungan.

Tentu saja hal ini menjadi keresahan tersendiri bagi K.H. Samanhudi. Pemikiran keras beliau dalam perekonomian pribumi, akhirnya membuahkan solusi. Pada tanggal 16 Oktober 1905, menjadi awal perjuangan beliau memajukan Sarekat Dagang Islam. Organisasi ini tidak hanya menjadi harapan K.H. Samanhudi sendiri, namun juga menjadi harapan bagi seluruh rakyat pribumi.

Dalam perkembangannya, Sarekat Dagang Islam terus mengalami kemajuan. Apalagi setelah berevolusi menjadi Sarekat Islam berkat usulan Tjokroaminoto. Maka kini yang menjadi titik perjuangan dari organisasi ini tidak hanya masalah perekonomian, namun bagaimana gerakan ekonomi ini bisa menjadi urusan politik yang ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Peralihan kepemimpinan dari K.H. Samanhudi ke HOS Tjokroaminoto membawa dampak positif bagi pergerakan organisasi. Di tahun 1914, Tjokroaminoto sudah mampu membawa organisasi ini ke level yang perlu diperhitungkan pemerintah Belanda.

Terhitung ada 81 cabang dengan 440.000 orang yang turut bergabung dalam upaya pergerakan. Sayang sekali, di puncak kejayaan itu, K.H. Samanhudi harus menghembuskan nafas terakhirnya. Akan tetapi, perjuangannya akan selalu dikenal dan tercatat dalam sejarah Pahlawan Nusantara.

K.H. Samanhudi telah mampu membuktikan kepada Indonesia bahwa seorang santri mampu membawa perubahan birokrasi. Dengan sistem ekonomi yang beliau miliki, rasanya siapapun akan berpikir ulang untuk tidak mengajaknya untuk bekerjasama. Tentunya orang yang mempunyai tingkat perekonomian tinggi, bisa lebih dominan dalam urusan pengaruh sosial. Dan itu yang menjadi cita-cita dari K.H. Samanhudi sendiri. Dimana upaya kemerdekaan bisa diraih dengan pengelolaan ekonomi secara mandiri.

Maka yang harus dijadikan interpretasi bagi santri adalah bagaimana caranya menyebarkan gagasan ke ruang publik. Dan pengelolaan ekonomi mandiri bisa dijadikan salah satu alternatif tersendiri dalam penyuaraan itu.

Barangkali suara santri dalam isu UU Cipta Kerja tidak terdengar karena pengaruh ekonomi yang masih lemah kepada negara. Maka, kemandirian ekonomi menjadi komponen wajib sebagai jalan menyuarakan gagasan.

K.H. Samanhudi menjadi contoh nyata bagaimana kemandirian ekonomi bisa menarik perspektif masyarakat luas. Tidak hanya masyarakat, namun pihak pemerintahan juga turun tangan memerhatikan salah satu pemegang kuasa ekonomi.

K .H. Samanhudi menunjukkan kelasnya dalam keteguhan membangun ekonomi kerakyatan. Beliau mempunyai daya tawar yang tinggi untuk setiap pengeluaran kebijakan yang diambil pihak Belanda. Bagaimanapun keputusan yang diambil, juga dipertimbangkan dari daya tawar K.H. Samanhudi.     

Pun terhadap gerakan demonstrasi, ketika berkali-kali dicoba dan tidak didengarkan, maka sudah saatnya mencari daya tawar yang lebih tinggi dibandingkan turun ke jalan.

Misalnya santri bisa menjadi penggerak ekonomi dan ikut memberikan daya tawar yang tinggi terhadap keputusan yang diambil. Atau bisa juga mempengaruhi penggerak ekonomi lainnya untuk sama-sama mendukung gerakan yang sudah dibina. Karena dari sisi ekonomi inilah K. H. Samanhudi mampu menarik perhatian pihak pemerintah. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn