Hukum Balas Dendam yang Perlu dipahami

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ketika merasa terusik, dimana seseorang mulai meremehkan dan menganggap lemah diri kita, tentu rasa sakit akan terbenam dalam hati. Hati Terasa terluka dengan perkataan ataupun perbuatan tersebut.

Maka disitulah seringkali banyak orang yang mengumpat amarah. Dan amarah akan menimbulkan rasa dendam.

Seseorang yang menyimpan dendam terhadap orang lain biasanya menginginkan orang lain juga merasakan seperti apa yang ia rasakan. Jelas islam tidak menganjurkan umatnya untuk mempunyai sifat pendendam.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidaklah seseorang memaafkan kedzaliman (terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliaannya,” (HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).

Balas dendam bukan perbuatan yang baik bagi siapapun. Sehingga tidak patut dilakukan karena balas dendam juga dilarang dalam islam.

Kalau pun balas dendam itu tetap di lakukan karena terlalu bencinya terhadap sesuatu. Maka yang bersangkutan akan mendapatkan pengaruh buruk juga.

Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW:

“Tidaklah seseorang memaafkan kezaliman (terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliaannya,” (HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).

Selain itu kita lebih baik untuk saling memaafkan. Karena pada dasarnya semua tak luput dari sebuah kesalahan.

Allah berfirman: “Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi, jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS an-Nahl [16] : 126 -128). 

Menjadi pemaaf juga dapat membuat kita lebih tenang dan damai. Hati dan fikiran kita menjadi ringan dan tenang.

Tentu saja balas dendam tidak sama dengan ketika membalas perbuatan yang dzalim.

Allah berfirman:

“Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri setelah teraniaya tidak ada satupun dosa atas mereka, sesungguhnya dosa itu atas orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di muka tanpa hak. Mereka mendapat adzab yang pedih. Tetapi orang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang amat utama,” (QS. Asy Syuro: 39-43).

Seperti hadis dibawah ini dijelaskan tentang hukum membalas dendam :

ﺃَﺑْﻐَﺾُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻟَﺪُّ ﺍﻟْﺨِﺼَﺎﻡِ

“Orang yang paling dibenci Allahialah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar).” (HR.Muslim).

Berikut ini adalah lima faktor mengapa balas dendam dilarang dalam Islam

1. Membenamkan kebencian dalam jiwa orang yang berbuat balas dendam bukanlah orang yang terhormat

Dawud bin Rasyid mengutip perkataan orang bijak India yang menyebutkan:

“Saya tidak akan menang melawan orang bodoh, tetapi saya tidak akan membalas dendam.”

Dari ibnu al-kalani dari ayahnya, dia mengatakan bahwa salam bin nawfal al-daili adalah guru bani kenana. Suatu malam seseorang dari bani kenana keluar untuk melawan dengan pedang.

Lalu dia dibawa ke hadapan salam bin nawfal dan bertanya soal apa yang sudah kamu lakukan dengan orang tersebut. Salam mengingatkan bahwa tidak ada gunanya untuk membalas dendam.

Sebab akan lebih terhormat menahan amarah. Akan lebih baik jika kita memaafkan orang yang berbuat buruk kepada kita.

Justru membalas dendam adalah sebuah kebodohan. Karena mentoleransi atau membenamkan kebencian dalam jiwa dan hartanya.

Berikut Ayat yang menjelaskan tentang sabar:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. – (Q.S Al-Baqarah: 45).

2. Bukan Perbuatan Terhormat

Balas dendam itu bukan perbuatan terhormat. Orang bijak berkata:

“Bukan kebiasaan yang terhormat untuk membalas dendam dengan cepat, dan juga bukan salah satu syarat kemurahan hati serta menghilangkan keberkahan”

Hadis yang menjelaskan tentang orang yang bersabar:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. – (Q.S Al-Baqarah: 153)

3. Tidak Diapresiasi

Orang yang melakukan balas dendam tidak perlu diberikan Ucapan terimakasih dan tidak perlu untuk dipuji. Al-Abshihi berkata:

“Orang yang membalas dendam telah menyembuhkan amarahnya dan mengambil haknya. Sehingga dia tidak wajib disyukuri atas perbuatannya itu.”

Allah SWT berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan,” (QS. Ali Imran: 133-134).

4. Bakal menyesal

Baala dendam itu akan diikuti oleh rasa penyesalan, percayalah. Ini sebagaimana perkataan Ibnu Qayyim yang menjelaskan tentang:

“Tidak ada yang pernah membalas dendam. Jika dilakukan, penyesalan akan datang.”

5. Menimbulkan kebencian

Membalas dendam tidak akan mendatangkan sebuah kebaikan. Perbuatan itu justru menimbulkan kebencian ditengah masyarakat.

Sifat pendendam sangat dilarang dalam islam. Karena bisa memperburuk akhlak seseorang.

Selain itu sifat ini juga dapat menjauhkan kita kepada Allah SWT. Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat membenci sifat pendendam, dan sangat menganjurkan kita untuk menjadi orang yang pemaaf.

fbWhatsappTwitterLinkedIn