Semua manusia membutuhkan harta supaya bisa memenuhi segala kebutuhan dalam hidup dan salah satu cara untuk mendapatkan harta tersebut adalah dengan bekerja. Tanpa adanya usaha, manusia tidak akan mendapatkan apapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam Islam, sebenarnya kekayaan dalam bentuk materi atau spiritual menjadi keutamaan dan memiliki nilah lebih jika dibandingkan dengan kemiskinan, akan tetapi kekayaan dalam bentuk materi sendiri bukan lantas menjadi hal yang paling utama dan menjadi tujuan akhir hidup manusia.
Kekayaan yang diperoleh dengan cara bekerja hanya menjadi jalan untuk memakmurkan bumi sehingga dalam Al Quran sendiri juga mencela orang yang hanya bekerja untuk menumpuk harta akan tetapi tidak peduli dengan nasib lainnya. [Al Quran 104:1-9]
Artikel terkair:
Bekerja di dalam Islam merupakan sebuah usaha yang dilakukan dengan serius dengan cara mengerahkan semua pikiran, aset dan juga dzikir untuk memperlihatkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus mentaklukkan dunia dan memposisikan dirinya menjadi bagian masyarakat paling baik [Khairu Ummah].
Bekerja menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis serta sosial. Dengan jalan bekerja, maka manusia bisa mendapatkan banyak kepuasan yang meliputi kebutuhan fisik, rasa tenang dan aman, kebutuhan sosial dan kebutuhan ego masing-masing. Sedangkan kepuasan di dalam bekerja juga bisa dinikmati sesudah selesai bekerja seperti liburan, menghidupi diri sendiri dan juga keluarga.
Jika dilihat secara hakiki, maka hukum bekerja di dalam Islam adalah wajib dan ibadah sebagai bukti pengabdian serta rasa syukur dalam memenuhi panggilan Ilahi supaya bisa menjadi yang terbaik sebab bumi sendiri diciptakan sebagai ujian untuk mereka yang memiliki etos paling baik. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan apa-apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, supaya Kami menguji mereka siapakah yang terbaik amalnya”. (Al-Kahfi : 7)
Kebudayaan bekerja dalam Islam juga bertumpu pada akhlaqul karimah umat Islam yang akan menjadikan akhlak untuk sumber energi batin yang treus berkobar dan membantu setiap langkah kehidupan untuk menuju jalan yang lurus dan semangatnya adalah minallah, fisabilillah, Illah (dari Allah, dijalan Allah, dan untuk Allah)
Artikel terkait:
Reseki memang menjadi urusan Allah dan kita sebagai manusia hanya diwajibkan untuk selalu berusaha sekuat tenaga sekaligus tidak merasa sombong dengan rezeki yang sudah didapatkan. Meskipun sudah berusaha sekuat mungkin, namun tanpa adanya campur tangan dari Allah SWT, maka bukan tidak mungkin jika rezeki tersebut tidak akan datang pada kita. Seseorang yang bekerja apa saja biasanya akan cenderung melihat sebara banyak upah atau imbalan kerja yang akan didapat dan memikirkan apakah upah tersebut adalah baik dan juga halal.
Jika dilihat secara umum, maka umat Islam berorientasi pada sabda Rasulullah SAW yaitu, “Berikanlah upah kepada pekerja”, Namun seringkali lupa dengan adanya kelanjutan yang berbunyi, “Sebelum kering keringatnya”. Ini mengartikan jika pekerjaan yang mendapatkan upah merupakan pekerjaan memeras otak serta tenaga, sementara bekerja dalam bentuk apapun yang tidak menuntut tanggung jawab atau tidak mengeluarkan keringan dan tidak perlu digapai dengan susah payah, maka tidak halal jika diterima upahnya.
Berikut hadits yang menguatkannya:
“Bekerja mencari yang halal itu suatu kewajiban sesudah kewajiban beribadah”. (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Hadits Sahih mengatakan:
“Orang yang paling rugi di hari kiamat kelak adalah orang yang mencari harta secara tidak halal, sehingga menyebabkan ia masuk neraka”. (HR. Bukhari)
Seorang muslim yang dapat menghayati etos dalam bekerja dengan sikap dan tingkah laku berlandaskan ibadah dan prestasi yang baik maka bisa dihasilkan dengan mengikuti beberapa etos bekerja dalam Islam
Artikel terkait:
Bekerja dalam ajaran Islam tidak sekedar berlandaskan tujuan yang bersifat duniawi, namun lebih kepada bekerja untuk ibadah. Bekerja akan membuahkan hasil dan hasil itulah yang bisa memberikan makan, tempat tinggal, pakaian, menafkahi keluarga sekaligus menjalani bentuk ibadah lain dengan baik.
“Bahwa Allah sangat mencintai orang-orang mukmin yang suka bekerja keras dalam usaha mencari mata pencaharian”. (HR. Tabrani dan Bukhari)
“Dari ‘Aisyah (istri Rasulullah), Rasulullah Saw bersabda : “Seseorang bekerja keras ia akan diampuni Allah”. (HR. Tabrani dan Bukhari)
Bekerja di dalam Islam merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga seperti istri, anak dan orangtua. Islam teramat menghargai semua itu sebagai sebuah sedekah, ibadah dan amalan saleh.
Apabila bekerja dianggap sebagai hal yang suci, maka begitu pun juga dengan harta benda yang didapatkan dari bekerja. Alat untuk memuaskan kebutuhan dan juga sumber daya manusia lewat proses kerja merupakan hak orang yang yang sudah bekerja dan harta dianggap menjadi satu bagian yang suci. Jaminan hak milik perorangan dengan fungsi sosial lewat institusi zakat, shadaqah dan juga infaq menjadi sebuah dorongan kuat untuk lebih keras dalam bekerja yang pada dasarnya merupakan penghargaan Islam pada usaha manusia.
Islam sangat menghargai pekerjaan, bahkan jika kiamat semakin mendekat dan kita belum emnikmati hasil dari pekerjaan, maka kita juga tetap diberikan perintah untuk tetap bekerja untuk mewujudkan penghargaan terhadap pekerjaan itu sendiri seperti yang tertulis dalam hadits, “Bekerjalah seakan-akan engkau hidup seribu tahun lagi, dan beribadahlah seakan-akan besok engkau akan mati”(Al-Hadis)
Hadits tersebut adalah anjuran Nabi Muhammad untuk umat yang sudah bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan ridho Allah dan bahkan sampai diwajibkan umat Muslim untuk mencari rizki halal seperti yang tertulis dalam hadits, “Sesungguhnya, Allah senang pada hamba-Nya yang apabila mengerjakan sesuatu berusaha untuk melakukannya dengan seindah dan sebaik mungkin.” (al-Hadits)
Selain menjadi sebuah kewajiban, Islam juga memberikan penghargaan mulia untuk setiap pemeluknya yang dengan ikhlas dalam bekerja dan mengharapkan keridhaan Allah SWT dan penghargaan tersebut tertuang dalam beberapa riwayat hadits berikut ini.
Ibnu Abbas ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang merasakan keletihan pada sore hari, karena pekerjaan yang dilakukan oleh kedua tangannya, maka ia dapatkan dosanya diampuni oleh Allah SWT pada sore hari tersebut.” (HR. Imam Tabrani, dalam Al-Mu’jam Al-Ausath VII/ 289)
Beberapa dosa tertentu juga akan dihapuskan dimana beberapa dosa itu tidak bisa dihapuskan dengan melaksanakan shalat, puasa dan juga shadaqah.
Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan shalat, puasa, haji dan juga umrah.” Sahabat bertanya, “Apa yang bisa menghapuskannya wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Semangat dalam mencari rizki”. (HR. Thabrani, dalam Al-Mu’jam Al-Ausath I/38)
Ibnu Umar ra bersabda, ‘Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu’min yang bekerja dengan giat”. (HR. Imam Tabrani, dalam Al-Mu’jam Al-Aushth VII/380)
Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Abu Zar dan Al-Hakim, “Sesungguhnya Ruhul Qudus membisikkan bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itulah kamu harus bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Jika datangnya rezeki itu terlambat maka jangan memburunya dengan bermaksiat karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan taat pada-Nya.”
Hadits riwayat Bukhari, “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)
Hadits riwayat Ahmad, “Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bekerja dan terampil. Siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka ia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah.”
Artikel terkait:
Secara garis besar, hukum bekerja dalam Islam adalah wajib dan menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan manusia meliputi diri sendiri dan keluarga serta ibadah dan juga kepentingan sosial. Islam sendiri teramat menjunjung tinggi nilai bekerja namun Islam juga memberikan balasan dalam memilih jenis pekerjaan yang halal dan juga yang haram.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…