Banyak dari kita yang menyukai aktivitas berangan – angan, atau berandai – andai. Dan biasanya, apa yang kita andaikan adalah apa – apa yang kita inginkan untuk segera terwujud. Ketika kita berandai, kita akan merasa segala sesuatunya akan mudah untuk menggapai apa yang kita tuju. Baca juga tentang Hukum Mengeluh Dalam Islam, Hukum Memakai Rambut Sambung dalam Islam, dan Cara Menghadapi Musibah Dalam Islam
Kemudian, sebaliknya, ketika kita menyesali sesuatu yang sudah terjadi, dan merasa putus asa karena alasan kenapa dia mau melakukan itu. Lalu setelahnya, ia pun mengatakan, “Kalo aja…, “Seandainya”, “Ah, tau gitu..”, dan lainnya. Padahal sejatinya, bentuk pengandaian itu adalah merupakan bentuk protes terhadap takdir yang sudah Allah SWT tetapkan untuk kita.
Selanjutnya, bagaimana Islam memandang kita yang suka berandai-andai atau berangan – angan? Simak selengkapanya dibawah ini.
Allah SWT pernah menjelaskan dalam firmanNya, dalam ayat berikut:
“Mereka (orang-orang munafik) berkata: Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?. Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”.
Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.” (QS Ali Imran: 154).
Ditelaah dari firman Allah SWT diatas, bisa kita ambil sebuah pernyataan yaitu pengandaian adalah sebuah bentuk protes kita kepada takdir Allah SWT. Kemudian, beberapa ulama juga sepakat hukumnyna haram. Baca juga tentang Hukum Mengeluarkan Hadist Palsu dalam Islam, Larangan Memelihara Anjing dalam Islam, dan Keutamaan Disiplin Dalam Islam
Hal ini dikarenakan pengandaian semacam ini biasa dilakukan orang-orang yang munafik. Ia percaya takdir Allah SWT, namun di lain waktu ia meragukanya, dan menyesalinya apabila takdir tersebut tidak sejalan sesuai dengan keinginannya.
Rasullullah SAW juga pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Muslim:
“Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah. Jangan pula mengatakan: Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian namun katakanlah: Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti Allah wujudkan karena berandai-andai membuka tipuan setan.” (HR Muslim 2664).
Kemudian, hukum dari pengandaian itu sendiri tergantung dari apa yang kita andaikan. Apabila kita angankan suatu kebaikan dengan bernilai pahala didalamnya. Sebaliknya, apabila yang diangankan keburukan, maka bernilai dosa. Baca juga tentang Cara Menyikapi Takdir Allah, Hukum Mengurangi Timbangan Dalam Islam, dan Hukum Membaca Al-Quran Digital Bagi Wanita Haid.
Diriwayatkan dalam hadits dari Abu Kabsyah Al-Anmari, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Aku sampaikan kepadamu sebuah hadis, mohon dijaga: sesungguhnya penduduk dunia ada 4 macam:
Pertama, hamba yang Allah berikan rezeki berupa harta dan ilmu. Kemudian dia gunakan rezekinya untuk bertakwa kepada Allah, menyambung silaturahim, menunaikan hak harta untuk Allah. Inilah jenis manusia yang paling mulia.
Kedua, hamba yang Allah berikan ilmu namun tidak Allah beri harta. Kemudian dia jujur dalam niatnya, dan berangan-angan: Andai aku memiliki harta, maka aku akan beramal seperti yang dilakukan si A (sedekah, zakat, dst) Dua orang ini pahalanya sama.
Ketiga, hamba yang Allah berikan harta namun tidak Allah beri ilmu. Kemudian dia habiskan hartanya tanpa ilmu, tidak digunakan untuk bertakwa kepada Allah, tidak menyambung silaturahim, dan tidak menunaikan haknya untuk Allah. Inilah jenis manusia yang paling jelek.
Hamba yang tidak Allah berikan harta dan ilmu, namun dia berangan-angan, Andaikan saya memiliki harta, akan saya lakukan seperti yang dilakukan si A. Dua orang ini dosanya sama.” (HR. Thabrani, 110)
Itulah tadi bagaimana hukum berandai-andai dalam Islam yang bisa kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar tidak mendapatkan dosa yang menumpuk amalan buruk di akhirat nanti.