Hukum Berbohong Dalam Candaan

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bercanda menjadi sebuah cara untuk menumbuhkan chemistry dengan orang lain. Sering kali dalam candaan akan timbul tawa sehingga tampak sebagai suatu hiburan yang menyenangkan. Bahkan di era yang modern ini, ada yang menjadikan candaan sebagai suatu ajang kompetisi yang diperlombakan oleh masyarakat dengan berbagai usia.

Namun, terkadang kita mendapati seseorang yang berbohong dalam candaannya. Hal itu dilakukan hanya untuk menimbulkan gelak tawa terhadap orang yang menyaksikannya. Sebagai umat Islam, kita mesti berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan agar tidak terjerumus pada jalan yang salah.

Bagaimanakah hukum berbohong dalam candaan?

Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنِّي لأَمْزَحُ , وَلا أَقُولُ إِلا حَقًّا

Aku juga bercanda namun aku tetap berkata yang benar.” (HR. Thobroni dalam Al Kabir 12: 391. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih dalam Shahih Al Jaami’ no. 2494).”

Meskipun untuk tujuan bercanda, berbohong atau berdusta sangatlah tidak dibenarkan karena sesungguhnya hal itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang kafir.

Sebagaimana Allah Ta’ala jabarkan dalam firman-Nya,

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَأُوْلـئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta” (QS. An-Nahl [16]: 105).

Bercanda boleh saja, tetapi tidak boleh menyelipkan kebohongan atau dusta apapun di dalamnya. Bercandalah seperlunya dan jangan berlebihan. Bercanda begitu identik dengan tawa atau tertawa, dan banyak tertawa itu bukanlah hal yang baik karena dapat mematikan hati. Seperti dalil berikut ini.

لاَ تُكْثِرُ الضَّحَكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحَكِ تُمِيْتُ القَلْبَ

“Janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” (Shahih Al Jami’ no. 7435, dari Abu Hurairah)

Begitu bahaya dusta dalam Islam seperti yang disebutkan dalam dalil berikut ini.

“Seorang hamba tidak beriman dengan sempurna, hingga ia meninggalkan berkata bohong saat bercanda dan meninggalkan debat walau ia benar.” (HR. Ahmad).

Tinggalkanlah kebohongan atau dusta dalam bercanda meski sekecil apapun itu. Kejujuran dalam keadaan bagaimana pun merupakan suatu kebaikan untuk meraih keridhaan dan surga-Nya.

Rasulullah bersabda: “Aku menjamin sebuah rumah di pinggir Surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan meskipun mengandung kebenaran. Aku juga menjamin rumah di tengah Surga bagi siapa saja yang meninggalkan kebohongan meskipun bercanda. Dan rumah di puncak Surga bagi siapa saja yang memperbaiki akhlaknya (sampai berakhlakul karimah atau akhlak yang baik)”. (HR. Abu Dawud)

Berdasarkan ulasan di atas, maka jelaslah bahwa hukum berbohong dalam candaan itu haram.

Semoga ulasan kami bermanfaat untuk Anda, sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanallahu wata’ala.

fbWhatsappTwitterLinkedIn