Hukum Bersedekah Dengan Uang Pinjaman, Begini Menurut Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dijelaskan dan dipraktikkan sedekahkan harta dapat menjadikan harta menjadi lebih suci dan berkah. Dijauhkan dari bahaya musibah dan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT.

Bahkan harta yang disedekahkan tersebut itu tidak perlu menunggu harta cukup nishab, milik penuh atau menunggu banyak harta. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa bersedekah dalam kondisi apapun.

Bersedekah tidak mengenal waktu. Dalam alquran Allah SWT berfirman:

{وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ}

Artinya: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu ia berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10).

Sebagaimana Firman Allah Swt yang artinya:

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan/menyedekahkan (hartanya), baik di waktu lapang (banyak rizki) maupun sempit (tidak banyak rizki), dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Al-Imran (3): 134)

Sedekah dalam islam itu sendiri sering dipraktekan oleh para sahabat. Misalnya, sahabat Ali bin Abi Thalib dalam sebuah riwayat ketika memilik empat dirham. Ia menyedekahkan satu dirham waktu malam. Dia juga menyedekahkan satu dirham waktu siang. Dan satu dirham secara terang-terangan dan satu dirham lagi secara diam-diam.

Menurut ulama melakukan amal kebajikan jika termasuk bersedekah tidak sepengetahuan suami diperbolehkan. Sedekah adalah penolak balak, penyubur pahala dan pelipat ganda rezeki.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pun pernah bersabda tentang penyesalan bagi orang yang lalai bersedekah.

َ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah Radiallahu anhu berkata,: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SWA dan berkata,: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?”. Beliau menjawab: “Kamu bersedekah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada ditenggorakanmu. Lalu kamu berkata, si fulan begini (punya ini) dan si fulan begini. Padahal harta itu milik si fulan”. (HR. Bukhari) [No. 1419 Fathul Bari] Shahih.

Dalam hadits lain disebutkan:

حَدَّثَنَا مَعْبَدُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ سَمِعْتُ حَارِثَةَ بْنَ وَهْبٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَصَدَّقُوا فَإِنَّهُ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ فَلَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا يَقُولُ الرَّجُلُ لَوْ جِئْتَ بِهَا بِالْأَمْسِ لَقَبِلْتُهَا فَأَمَّا الْيَوْمَ فَلَا حَاجَةَ لِي بِهَا

Telah menceritakan kepada kami Mabad bin Khalid berkata; Aku mendengar Haritsah bin Wahab berkata; Aku mendengar Nabi SWA bersabda: “Bersedekahlah, karena nanti akan datang kepada kalian suatu zaman yang ketika itu seseorang berkeliling dengan membawa sedekahnya namun dia tidak mendapatkan seorangpun yang menerimanya. Lalu seseorang berkata,: “Seandainya kamu datang membawanya kemarin pasti aku akan terima. Adapun hari ini aku tidak membutuhkannya lagi”. (HR. Bukhari) [ No. 1411 Fathul Bari] Shahih.

Sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. (QS. Al-Baqarah (2): 261)

”Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah (kesuksesan).” (QS. Al-Lail (92): 5-7)

”Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah (2): 271)

Betul segala sesuatu perbuatan atau tindakan termasuk bersedekah atau berzakat syah atau tidak tergantung niatnya. Sebagaimana sabda Rasulullah:

“Sesungguhnya sahnya sesuatu tergantung niatnya” (HR. Muslim).

Ingatlah saudaraku di dalam harta kita ada hak orang lain yang harus diberikan. Seperti firman Allah SWT:

“..dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bagian.” (QS. Adz Dzariyat:19)

Mengenai kesalahpahaman atau selisih paham antara suami istri terletak sedekah dikeluarkan 2,5% dari harta pinjaman. Menurut Mufassirin kata sedekah didalamnya alquran memiliki dua makna yaitu sedekah wajib dinamakam zakat.

Dan ada pula sedekah sunnah yang dinamakan sedekah kepada umumnya tidak ada presentase. Lebih jelasnya sedekah wajib atau zakat berasal dari kata dasar zakat yang artinya suci, baik, berkah dan berkembang.

Menurut istilah syariat zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan sebagiannya dan diberikan kepada yang berhak menerimanya. Dengan persyaratan tertentu pula.

Sedangkan sedekah sunnah atau yang dikenal sedekah pada umumnya asal katanya adalah sedekah yang artinya benar. Jadi orang yang bersedekah adalah orang yang suka bersedekah itu adalah orang yang benar-benar dan yakin akan pengakuan imannya kepada Allah SWT.

Pengertian Sedekah

Pengertian sedekah sesungguhnya sama dengan pengertian infaq. Perbedaan infaq dan sedekah itu terletak pada luas cangkupannya saja. Jika infaq hanya terkait dengan materi saja. Dan tidak terkait dengan non-materi.

Sedangkan sedekah meliputi materi dan non-materi. Non-materi itu seperti bacaan takbir, tahmid, tahlil, dan sejenisnya dikatagorikan juga bersedekah. Ketahui pula sedekah yang mudah dilakukan menurut islam.

اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid: 18).

fbWhatsappTwitterLinkedIn