Hukum Buka Aib Orang dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Islam adalah agama yang indah, karena selalu mengajarkan dan memberikan kebaikan pada umatnya, mulai dari hal-hal besar hingga hal-hal kecil sekalipun. Dan Allah telah menuliskan segala larangan-larangan dan anjurannya dalam sumber syariat Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadits. Didalam Al-Qur’an dan hadits, Islam sebagai agama yang baik tidak hanya melarang umatnya untuk melakukan perbuatan dosa besar seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan lain-lain.

Namun, Islam juga melarang kita untuk menyakiti hati orang lain dengan lisan kita, karena hukum menyakiti orang lain dalam Islam adalah dilarang dan berdosa. Bagaimana lisan dapat menyakiti hati seseorang? Misalnya, membuka aib seseorang didepan orang lain atau dimuka umum, itu pun dapat mempermalukan seseorang dan melukai hatinya. Lalu bagaimana hukum membuka aib orang lain dalam Islam?

Membuka Aib Orang Lain Menurut Islam

Dari segi bahasa, kata aib berarti cacat atau memiliki kekurangan. Dan seperti yang diketahui oleh masyarakat luas bahwa aib adalah sesuatu yang buruk yang dapat mempermalukan seseorang ketika aib tersebut diketahui oleh orang lain. Maka dari itu, Islam melarang umatnya untuk mencari-cari kesalahan orang lain, membuka aib orang lain yang termasuk dalam perbuatan ghibah atau menggunjing, dan ghibah dalam Islam sama saja seperti memakan bangkai saudaranya yang sudah mati. Seperti firman Allah dalam (QS. Al-Hujurat:12) :

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.”

Dalam sebuah hadits dikatakan, Rasulullah SAW. pernah bersabda :

“Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim sewaktu didunia, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat” (HR. At-Tirmidzi)

Aib diibaratkan seperti sebuah aurat, harus dijaga dan tidak boleh diumbar kepada orang lain. Karena dengan membuka aib orang lain secara tidak langsung kita sama seperti melakukan ghibah dalam Islam dan hal tersebut sama seperti membuka aib sendiri. Telah dikatakan oleh Rasulullah SAW. bahwa Allah akan membuka aib seseorang yang suka membicarakan aib orang lain meskipun orang tersebut menyimpannya didalam lubang sekalipun.

Lalu pada suatu hari Rasulullah pernah bersabda kepada sahabatnya :

“Seluruh umatku akan diampuni kecuali al-Mujahirun” Lalu sahabat bertanya “Siapa itu Mujahirun, Ya Rasulullah?” Lalu Rasulullah menjawab, “Dia yang berbuat dosa dimalam hari dan Allah SWT . menutup aibnya. Tetapi kemudian pada pagi harinya ia membuka aibnya sendiri.”

Sebagai umat muslim kita juga dilarang untuk membicarakan aib diri sendiri. Maksud dari sabda Rasulullah diatas adalah, kita terkadang menceritakan aib diri sendiri kepada orang lain secara sengaja dan bahkan ada sebagian orang yang berbangga diri dengan menceritakan aibnya kepada orang lain padahal hal tersebut adalah perbuatan dosa dan hina.

Namun, ada aib yang diperbolehkan untuk dibicarakan dan di beritahukan kepada orang lain jika hal itu diperlukan. Misalnya, seseorang membuka aib orang lain karena dirinya adalah seorang saksi pelaku kejahatan, maka orang yang menjadi saksi tersebut boleh membuka aib si pelaku kejahatan dimuka umum.

Atau, seorang korban yang mengatakan aib seseorang kepada orang lain sebagai bentuk meminta perlindungan. Dan seorang istri boleh membuka aib suaminya apabila sang suami tidak menunaikan kewajibannya dan tidak memenuhi hak istri serta melakukan tindak kekerasan, maka sang istri diperbolehkan membuka aib sang suami untuk mendapatkan hak dan perlindungan.

Jadi, dari beberapa dalil diatas dapat disimpulkan bahwa membuka aib orang lain menurut Islam adalah dilarang jika hal tersebut bertujuan untuk menjatuhkan dan mempermalukan orang lain, dan diperbolehkan apabila hal tersebut diperlukan untuk mendapatkan keadilan dan mengungkapp kejahatan.

Perlu diketahui pula, bahwa dalam Islam setiap hal yang kita lakukan akan mendapatkan balasannya atau yang biasa disebut hukum karma dalam Islam, termasuk menyakiti hati orang lain, didalam Islam akan ada balasan menyakiti hati orang lain. Oleh sebab itu, sebagai muslim yang baik lebih baik kita menjaga lisan dan perilaku selayaknya umat Islam yang taat kepada Allah SWT.

Sekian, semoga bermanfaat (:

fbWhatsappTwitterLinkedIn