Hukum Islam di Indonesia Pada Masa Penjajahan Belanda

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Islam memberikan dampak besar dengan masuknya ke Indonesia. Dampaknya memiliki pengaruh besar bagi masyarakat Indonesia. Melalui ajaran hukum, Islam terus menjelajah ke seluruh bumi nusantara. Sampai Indonesia memiliki masyarakat yang paling banyak menganut agama islam.

Ada tiga hukum yang merupakan bagian dari hukum di Indonesia. Diantaranya adalah Hukum Islam, hukum adat, dan hukum kolonial. Dan diantara ketiga hukum tersebut, hukum adat dan hukum islam yang saling berakulturasi satu dengan yang lainnya. Maka itu, seperti hal nya hukum islam mempengaruhi hukum adat, dan hukum adat mempengaruhi hukum islam.

Bagaimana Perkembangan Hukum Islam Pada Masa Pemerintahan Belanda

Pada mulanya, Belanda datang ke Indonesia karena tertarik dengan rempah rempah dan hasil bumi yang dimiliki Indonesia. Karena pada saat itu rempah rempah sangat amat laris di pasaran Eropa. Untuk itu, Belanda melakukan monopoli perdagangan dan Belanda memerlukan kekuasaan penuh atas Indonesia.

Direbutlah kekuasaan Indonesia dengan cara politik adu domba, kepandaian diplomasi, dan berbagai cara dilakukan Belanda untuk merebut kekuasaan Indonesia. Dalam lingkup masalah yang dibahas dala artikel ini, dibahas bagaimana pengaruh hukum islam dan perkembangannya pada masa pemerintahan Belanda.

Terdapat 3 sistem hukum yang berlaku seperti hukum islam, hukum adat, dan hukum adat yang terdapat persamaan dan perbedaan. Contoh kesamaan ada pada hukum barat dan hukum adat karena keduanya mengatur hubungan antar manusia serta penguasa dalam masyarakat.

Sedangkan ruang lingkup dalam hukum islam, mengatur antara hubungan manusia dengan Allah SWT, Tuhan yang maha esa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hukum islam termasuk masalah akhirat dan tidak terbatas pada hubungan duniawi saja.

Perkembangan hukum islam di Indonesia pada masa penjajahan Belanda dapat dilihat dengan diberikannya toleransi oleh VOC sebagai pihak Belanda dalam memberikan ruang bagi perkembangan hukum islam. Dan upaya Belanda terhadap hukum islam dengan menghadapkannya dengan hukum adat.

Bagaimana Sistem Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Belanda

Sebelum Belanda datang ke Indonesia, Agama Islam sudah menyebar melalui kegiatan perdagangan saat itu. Para pedagang menjalankan misinya untuk berdakwah melalui ajaran mengenai agama islam kepada masyarakat, baik itu masyarakat biasa maupun kalangan bangsawan.

Saat itu pengajaran amat sangat sederhana, dimulai dari kalimat syahadat sebagai landasan keislaman seseorang. Selanjutnya berkembang dengan pendidikan islam yang kini berkembang sebagai Pesantren terbaik di Indonesia.

Sementara proses pertumbuhan pendidikan islam, ketika Belanda datang menjajah Indonesia pada tahun 1691, tepatnya ketika Jan Pieter Coen datang ke Jakarta. Kemudian Belanda terus memperluas jajahannya ke seluruh wilayah Nusantara bermotif ekonomi, politik dan agama. 

Belanda datang ke Indonesia, dengan sebagian besar penduduk di Indonesia adalah beragama muslim. Saat itu Belanda sempat khawatir akan timbulnya pemberontakan orang islam yang fanatik, sehingga Belanda tidak mencampuri urusan agama secara langsung.

Namun semakin berjalannya waktu, Belanda masuk pada satu kesimpulan bahwa jika agama islam jangan dibiarkan tumbuh dan berkembang di Indonesia, karena agama islam dikenal sebagai agama yang membenci segala bentuk penindasan dan penjajahan.

Dengan demikian pihak Pemerintah Belanda membuat kebijakan terhadap pendidikan Islam dengan memberikan penekanan terhadap keberlangsungan pendidikan islam di Indonesia. Kesadaran bahwa pemerintahan yang menjajajah mereka adalah pemerintahan kafir, semakin mendalam tetanam di benak para santri.

Saat itu pesantren mengambil sikap anti pemerintahan penjajah, yakni anti Belanda. Di mata umat islam, pemerintahan penjajah ini merupakan pemerintahan kristen, dan hanya fokus terhadap kepentingan mereka saja.

Dengan sikap yang ditunjukkan oleh umat muslim di Indonesia, walau dengan segala kekurangan dan kelemahannya, umat muslim terus mempertahankan diri dengan prinsip mereka. Perang diponogero merupakan contoh perlawanan yang melibatkan banyak tokoh agama termasuk para santri kepada Belanda. Termasuk perang pada masa Peperangan yang terjadi di zaman rasulullah saw.

Agama Islam menganjurkan untuk bersatu dan bergotong royong “Ukhuwah Islamiyah”, sebagaimana Firman Allah SWT dalam  Q.S. al-Maidah/5: 2.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢)

Artinya;

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.

Setelah itu pemerintahan Belanda mulai mengurangi tindakan mereka yang menekan umat islam, pengawasan, atau pembatasan terhadap aktivitas keagamaan umat isla. Pihak Belanda akhirnya memberikan kelonggaran terhadap umat muslim yang ingin menunaikan ibadah Haji juga mereka umat muslim yang mempelajari ilmu agama dengan tekun.

Kelonggaran yang diberikan Belanda itu, makin menjayakan umat Muslim, sehingga mereka yang kembali dari tanah suci, mereka mengamalkan dan mengajarkan ilmu sebagai guru agama di lembaga Ilmu Pendidikan Islam meningkat pesat.

Setelah Indonesia merdeka diskriminasi yang pernah dilakukan oleh negara penjajah yaitu Belanda dan Jepang dihapuskan. Indonesia tidak lagi mengadakan perbedaan antara ras, suku, maupun agama yang dianut oleh warga negaranya.

Karena semua warga negara memperoleh hak dan kewajiban yang sama. Namun, di sana-sini masih terdapat sisa-sisa semangat diskriminasi dari zaman penjajahan yang harus dilenyapkan di sisi lain ada hal-hal yang bisa diambil hikmah dibalik penjajahan yakni antara lain Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta sistem pendidikan yang sesuai dengan ajaran Islam.

fbWhatsappTwitterLinkedIn