Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, banyak sekali umat islam yang menyiapkan alat atau bahan yang akan digunakan selama bulan Ramadhan.
Terutama fasilitas masjid yang sudah tidak layak dipakai diganti dengan yang baru.
Salah satu fasilitas masjid yang sering diganti adalah beduk. Beduk seringkali digunakan untuk menandakan waktu masuknya adzan ataupun sahur dan berbuka puasa.
Banyak pro dan kontra mengenai cara membangunkan sahur dengan menggunakan beduk. Bagaimanakah hukumnya?
Beduk identik dengan suara yang lantang dan keras, sehingga membuat banyak orang memilih beduk sebagai media untuk membangunkan sahur.
Membangunkan orang lain untuk sahur sangatlah terpuji, agar orang lain tidak melewatkan waktu sahurnya.
Tentunya, niat orang yang membangunkan sahur pun pasti baik. Namun, banyak yang menanggapi masalah ini sebagai hal yang tidak wajar. Mengapa?
Pasalnya, yang bertugas membangunkan sahur kebanyakan saat ini adalah anak anak muda.
Biasanya ia membangunkan sahur dengan cara berteriak dan menabuh beduk secara berlebihan.
Inilah yang membuat orang yang dibangunkan untuk sahur menjadi tidak menyukainya.
Pada dasarnya membangunkan sahur dengan alat apapun adalah boleh terlebih lagi dengan beduk.
Asal tidak berlebihan dalam menggunakannya, agar orang yang dibangunkan merasa senang hati dan bagi yang membangunkan sahur memperoleh pahala.