Begini lho Ternyata Hukum Mencium Hajar Aswad!

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mengapa seorang muslim disunnahkan mencium hajar Aswad? Jawabannya sebenarnya begitu simpel yaitu ingin mengikuti tuntunan Nabi. Karena Nabi menciumnya maka kita menciumnya. Itu saja alasan sederhananya.

Hajar Aswad, Bagaimana Dulunya?

Perlu diketahui bahwa hajar aswad adalah batu yang diturunkan dari surga. Asalnya itu putih seperti salju. Namun karena dosa manusia dan kelakukan orang-orang musyrik di muka bumi, batu tersebut akhirnya berubah jadi hitam.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877. Shahih menurut Syaikh Al Albani)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَكَانَ أَشَدَّ بَيَاضاً مِنَ الثَّلْجِ حَتَّى سَوَّدَتْهُ خَطَايَا أَهْلِ الشِّرْكِ.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam.” (HR. Ahmad 1: 307. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa lafazh ‘hajar Aswad adalah batu dari surga’ shahih dengan syawahid-nya. Sedangkan bagian hadits setelah itu tidak memiliki syawahid yang bisa menguatkannya. Tambahan setelah itu dho’if karena kelirunya ‘Atho’).

Diketahui bahwa Hajar Aswad merupakan batu berasal dari surga yang pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail AS dan diletakkan oleh Nabi Ibrahim AS pada sudut Ka’bah. Umat Islam yang melaksanakan ibadah Haji dan Umroh dapat berkesempatan untuk mencium Hajar Aswad meskipun harus berdesakan dengan jamaah lainnya saat melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah.

Mencium batu Hajar Aswad merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW karena setiap melaksanakan tawaf selalu menciumnya. Hajar Aswad tentunya memiliki berbagai macam keistimewaan bagi para umat Islam diseluruh dunia.

Keistimewaan Hajar Aswad

1. Merupakan batu berasal dari Surga

Hajar Aswad merupakan sebuah batu berasal dari surga seperti yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hajar Aswad memiliki arti “hajar” yang berarti batu,, dan “Aswad” berarti hitam.

Diketahui bahwa batu Hajar Aswad pada awalnya berwarna seputih susu, namun doa umat manusia yang membuat batu tersebut menjadi hitam. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Batu hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam.” (HR Tirmidzi).

2. Merupakan Pondasi Kakbah

Pada zaman Nabi Ibrahim AS, ia diutus oleh Allah SWT untuk membangun Kakbah. Untuk membuat Ka’bah diperlukannya batu untuk menutupi ruangan Ka’bah. Kemudian Malaikat Jibril memberikan batu tersebut kepada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

3. Mencium Hajar Aswad

Nabi Muhammad SAW selalu mencium Hajar Aswad ketika sedang melakukan ibadah tawaf mengelilingi Ka’bah. Diketahui bahwa Hajar Aswad memiliki aroma yang wangi secara alami. Mencium dan mengusap Hajar Aswad hukumnya adalah sunnah seperti yang diriwayatkan oleh hadits.

“Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu.” (HR Bukhari).

4. Batu yang menjadi Saksi Hari Kiamat

Batu Hajar Aswad merupakan batu yang akan menjadi saksi pada hari Kiamat yang akan datang seperti keterangan Ibnu Abbas dalam sabda Nabi Muhammmad SAW mengenai Hajar Aswad. Keadaan batu mulia ini di hari kiamat sebagaimana dikisahkan dalam hadits:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْحَجَرِ « وَاللَّهِ لَيَبْعَثَنَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ يُبْصِرُ بِهِمَا وَلِسَانٌ يَنْطِقُ بِهِ يَشْهَدُ عَلَى مَنِ اسْتَلَمَهُ بِحَقٍّ »

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai hajar Aswad, “Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya” (HR. Tirmidzi no. 961, Ibnu Majah no. 2944 dan Ahmad 1: 247. Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan dan Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini).

Hukum mencium hajar aswad

Perhatikan hadits berikut:

عَنْ عَابِسِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ يُقَبِّلُ الْحَجَرَ وَيَقُولُ إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُقَبِّلُكَ لَمْ أُقَبِّلْكَ

“Dari ‘Abis bin Robi’ah, ia berkata, “Aku pernah melihat ‘Umar (bin Al Khottob) mencium hajar Aswad. Lantas ‘Umar berkata, “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu” (HR. Bukhari no. 1597, 1605 dan Muslim no. 1270).

Dalam lafazh lain disebutkan,

إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

“Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.” (HR. Muslim no. 1270).

Bagaimana jika kita tidak dapat mencium hajar Aswad?

Dilansir dari buku 100 Tanya-Jawab Haji & Umrah karya Yusuf Al Qaradhawi, dijelaskan apabila seseorang ke Tanah Suci, namun tidak dapat mencium atau bahkan mengusap Hajar Aswad maka hal tersebut tidak menjadi masalah dan Ibadahnya selama di Tanah Suci itu tetap diterima.

Hal tersebut dikarenakan mencium dan mengusap Hajar Aswad hukumnya sunnah, bukan bagian dari rukun dan wajib haji ataupun umrah.

Yusuf mengatakan, mencium Hajar Aswad dianjurkan bagi orang yang bisa melakukannya dengan mudah tanpa harus menyakiti diri.

“Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu,” (HR Bukhari).

fbWhatsappTwitterLinkedIn