Hukum Puasa di Hari Kelahiran dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hakekat beragama Islam ialah ketaatan terhadap Allah swt. dan rasul-Nya. Taat adalah mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tidak dikatakan beragama Islam jika tidak taat kepada Allah swt. dan rasul-Nya. Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadits merupakan perintah Allah. Selain memenuhi segala kewajiban sebagai umat Islam, menjalankan sunnah rasul juga sangat dianjurkan.

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ ﴿٣١﴾ قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. [Ali Imran/3:31-32].

Sebagai manusia tentulah memiliki keterbatasan dalam pengetahuan beragama. Seperti pada suatu perbuatan yang belum diketahui apakah itu termasuk sunnah rasul atau bukan. Contohnya ialah puasa di hari kelahiran atau yang dikenal juga dengan istilah puasa weton (bahasa Jawa, artinya hari kelahiran dalam kalender Jawa).  Sebagian orang ada yang mengamalkan puasa hari kelahiran ini setiap bulannya. Di sisi lain, sangat penting untuk mengetahui hukum puasa di hari kelahiran sebelum mengamalkannya. Simak penjelasannya berikut ini.

Dalil Puasa Sunnah

Hikmah puasa sunnah bukan hanya akan kita dapatkan di dunia ini, tetapi juga di akhirat kelak (Aamiin). Berikut ini dalil puasa sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

1. Puasa Senin – Kamis

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Amal-amal perbuatan itu diajukan (diaudit) pada hari Senin dan Kamis, oleh karenanya aku ingin amal perbuatanku diajukan (diaudit) pada saat aku sedang shaum,” (H.R. Tirmidzi).

2. Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Diriwayatkan dari Abu Ayyub r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang shaum pada bulan Ramadan kemudian diikuti dengan shaum (sunnah) enam hari pada bulan Syawal, ia seakan-akan shaum sepanjang tahun,” (H.R. Muslim).

3. Puasa Daud

Rasulullah saw. bersabda, “Shaumlah sehari dan berbukalah sehari. Itu adalah shaum Daud a.s. Dan itu shaum yang paling tangguh,” (H.R. Muslim).

4. Puasa 3 Hari Setiap Bulan

Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Shaum tiga hari setiap bulan itu seperti shaum sepanjang tahun,” (H.R. Bukhari-Muslim). “Abu Dzar ra berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila kamu shaum tiga hari dalam sebulan, shaumlah pada tanggal 13,14,15,” (H.R. Tirmidzi).

5. Puasa Tasu’a dan A’syura (9-10 Muharram)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Telah bersabda Rasulullah saw., ‘Shaum yang paling utama setelah shaum Ramadan adalah shaum pada bulan Muharram, dan salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat malam,’” (H.R.Muslim).

6. Puasa Arafah

Rasulullah saw. ditanya tentang shaum hari ‘Arafah, beliau menjawab, “Dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang tersisa,” (H.R. Muslim).

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. melarang shaum ‘Arafah bagi mereka yang sedang berada di ‘Arafah (sedang haji),” (H.R. Abu Daud dan An-Nasai).

7. Puasa di Bulan Sya’ban

Aisyah r.a. menjelasakan, “Tidak terlihat oleh saya Rasululllah saw. melakukan shaum dalam waktu sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadan, dan tidak satu bulan pun yang sehari-harinya lebih banyak diisi dengan shaum oleh Nabi daripada bulan Sya’ban,” (H.R. Bukhari-Muslim).

Berdasarkan jenis-jenis puasa sunnah di atas, tidak ada dalil yang membuktikan bahwa puasa di hari kelahiran merupakan sunnah rasul. Jadi, jangan mengerjakan sesuatu yang tidak ada dalilnya dalam Al-Qur’an maupun hadist.

fbWhatsappTwitterLinkedIn