Hukum Tidur Tengkurap dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tidur merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tidur berfungsi sebagai sarana istirahat dan merileks-kan tubuh setelah beraktivitas seharian. Dengan tubuh, energi dalam tubuh kembali penuh dan badan menjadi lebih segar. Meski demikian, tidur tidak boleh dilakukan terlalu lama karena justru akan menyebabkan gangguan kesehatan.

Manfaat tidur hanya dapat diperoleh jika kita melakukannya dengan posisi yang benar dan pada waktu yang tepat. Ada banyak posisi tidur, tetapi dalam Islam sangat tidak disarankan tidur dalam posisi tengkurap. Meski sebagian orang merasa nyaman dengan posisi tersebut. Mengapa demikian? Simak penjelasannya berikut ini.

Dari Ya’isy bin Thokhfah Al Ghifariy, dari bapaknya, ia berkata,

فَبَيْنَمَا أَنَا مُضْطَجِعٌ فِى الْمَسْجِدِ مِنَ السَّحَرِ عَلَى بَطْنِى إِذَا رَجُلٌ يُحَرِّكُنِى بِرِجْلِهِ فَقَالَ « إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ يُبْغِضُهَا اللَّهُ ». قَالَ فَنَظَرْتُ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

Ketika itu aku sedang berbaring tengkurap di masjid karena begadang dan itu terjadi di waktu sahur. Lalu tiba-tiba ada seseorang menggerak-gerakkanku dengan kakinya. Ia pun berkata, “Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah.” Kemudian aku pandang orang tersebut, ternyata ia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Abu Daud no. 5040 dan Ibnu Majah no. 3723. Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dalam hadits lain disebutkan,

عَنِ ابْنِ طِخْفَةَ الْغِفَارِىِّ عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ مَرَّ بِىَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنَا مُضْطَجِعٌ عَلَى بَطْنِى فَرَكَضَنِى بِرِجْلِهِ وَقَالَ « يَا جُنَيْدِبُ إِنَّمَا هَذِهِ ضِجْعَةُ أَهْلِ النَّارِ ».

Dari Ibnu Tikhfah Al Ghifari, dari Abu Dzarr, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di hadapanku dan ketika itu aku sedang tidur tengkurap. Beliau menggerak-gerakkanku dengan kaki beliau. Beliau pun bersabda, “Wahai Junaidib, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka.” (HR. Ibnu Majah no. 3724. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Berdasarkan hadits di atas, tidur dengan posisi tengkurap merupakan tidurnya penduduk neraka. Bagi kita yang masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini tentunya ingin menghindari siksaan api neraka. Jadi, segala macam perbuatan yang dapat menjerumuskan ke neraka harus dihindari. Jika dilihat dari segi kesehatan, tidur tengkurap ini dinilai tidak baik bagi tubuh. Sebagaimana yang diterangkan berikut ini.

Ulama sekaligus pakar kedokteran, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,

، وكثرة النوم على الجانب الأيسر مضر بالقلب بسبب ميل الأعضاء إليه، فتنصب إليه المواد. وأردأ النوم على الظهر، ولا يضر الاستلقاء عليه للراحة من غير نوم، وأردأ منه أن ينام منبطحاً على وجهه

“terlalu sering tidur dengan sisi kiri membahayakan bagi jantung karena kecendrungan anggota (organ dalam) ke kiri, maka bisa menekannya. Dan cara tidur yang kurang baik juga adalah terlentang. Tetapi tidak mengapa jika sekedar untuk beristirahat tanpa tidur. Dan yang kurang baik juga adalah cara tidur berbaring dengan mukanya (tengkurap).”

Tidur dengan posisi tengkurap tidak dianjurkan karena dapat menekan organ dalam, terutama organ pernapasan sehingga proses pernapasan berjalan tidak maksimal dan masuknya oksigen ke dalam tubuh bisa melambat. Akibatnya bisa terjadi sesak napas. Padahal meskipun dalam keadaan tertidur, tubuh harus mendapatkan asupan oksigen yang memadai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum tidur tengkurap dalam Islam merupakan hal yang terlarang (makruh), serta tidak baik pula bagi kesehatan. Pahami adab tidur dalam islam agar tidur yang kita lakukan meraih manfaat dan mendapat keridhaan-Nya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn