Pernikahan

Hukum Hubungan Intim Setelah Sahur

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Saat bulan Ramadhan yang terdapat pahala puasa ramadhan selama 30 hari, tentu kita disibukkan dengan ibadan dan berlomba-lomba melakukan kegiatan positif untuk meraih pahala. Tetapi, jangan sampai melupakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dari pasangan hidup, yang juga memilki nilai ibadah.

Ketika bulan Ramadan yang terdapat pahala shalat sunnah di bulan ramadhan, ada waktu yang diharamkan untuk melakukan hubungan intim, yakni pada siang hari. Melakukan hubungan intim dengan suami atau istri saat siang hari di bulan Ramadan mendatangkan dosadan puasanya batal. Sehingga waktu yang tepat untuk melakukan hubungan suami istri adalah saat sahur.

 “ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (Qs. al-Baqarah: 187).

Ayat ini menunjukkan tentang hubungan seksual suami istri dalam islam bolehnya berhubungan suami istri di malam bulan Ramadan, baik di awal, tengah atau di akhirnya, walaupun telah makan sahur, selama belum muncul fajar subuh yang menjadi awal waktu puasa.

Bila telah masuk waktu fajar ikutitips berhubungan intim saat bulan ramadhan, tentu saja suami istri wajib menghentikannya dan segera mandi setelah berhubungan intim suami istri. Namun sebaiknya berhati-hati, sebab kalau sampai melewati waktu fajar belum mandi setelah berhubungan intim suami istri bisa membatalkan puasa dan bahkan denda yang harus dibayarkan sungguh sangat berat.

Apa dendanya? Harus Membebaskan Budak

Bila tidak mendapatkan budak untuk dibebaskan, maka harus puasa dua bulan berturut-turut.

Bila itu pun tidak mampu, maka wajib memberi makan 60 individu miskin, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Abu Hurairah yang artinya, “ Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘slaihi wa sallam, tiba-tiba datanglah seindividu sambil berkata, ‘Celaka, wahai Rasulullah!’

Beliau menjawab, ‘Ada apa denganmu?’

Ia berkata, ‘Aku berhubungan intim dengan istriku dalam keadaan aku berpuasa saat Ramadhan.’

Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Apakah kamu bisa mendapatkan budak untuk dimerdekakan?’

Ia menjawab, ‘Tidak.’

Lalu beliau berkata lagi, ‘Mampukah kamu berpuasa dua bulan berturut-turut?’

Ia menjawab, ‘Tidak.’

Lalu beliau menyatakan lagi, ‘Mampukah kamu memberi makan enam puluh individu miskin?’

Ia menjawab, ‘Tidak’

Lalu Rasulullah diam sebentar. Ketika kami dalam keadaan demikian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi satu ‘Irq berisi kurma – Al-Irq adalah alat takaran –. Beliau berkata, ‘Mana individu yang bertanya tadi?’

Ia menjawab, ‘Saya.’

Beliau menyatakan lagi, ‘Ambillah ini dan bersedakahlah dengannya!’

Kemudian individu tersebut berkata, ‘Apakah ada yang lebih fakir dariku wahai Rasulullah? tidak ada yang lebih fakir dari keluargaku.’

Mendengar itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi taringnya, kemudian berkata, ‘Berilah makan keluargamu!’” (HR. Muttafaqun ‘alaihi).

Allah Membolehkan Kaum Muslimin untuk Melakukan Segala yang Membatalkan Puasa di Malam Hari Sampai Masuk Subuh. Baik Makan, Minum, Maupun Hubungan Intim.

Allah berfirman:

Makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu terbit fajar. (QS Al-Baqarah: 187)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah memberikan izin untuk makan, minum, atau melakukan hubungan intim sampai kita benar-benar yakin, fajar telah terbit. Dan ini ditandai dengan masuknya waktu subuh.

An-Nawawi mengatakan,

“Apabila fajar terbit ada individu yang masih melakukan hubungan intim, jika dia lepas seketika maka puasanya sah. Jika tidak, puasanya batal.” (Al-Majmu Syarh Muhadzab, 7/400).

Bagaimana dengan mandinya?

Mandi setelah berhubungan intim suami istri yang sesuaisyarat behrubungan intim dalam islambisa ditunda setelah masuk subuh, karena bukan syarat sah puasa, harus suci hari hadats. Dan jika dia hendak shalat subuh, dia harus mandi terlebih dahulu.

Sudah seharusnya kita mengetahui hukum-hukum seputarnya, agar memperoleh keutamaan dan dapat menjadikannya sarana menjadi individu yang bertakwa, sebagaimana disampaikan dalam firman-Nya (yang artinya),

“Hai individu-individu yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas individu-individu sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 183).

Di antara hukum-hukum tersebut adalah hukum berhubungan suami istri setelah sahur. Tentang hal ini, Allah telah menjelaskan kebolehan berhubungan suami istri di malam hari sejak matahari terbenam sampai fajar subuh terbit dalam firman-Nya (yang artinya),

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (Qs. al-Baqarah: 187).

Ayat ini menunjukkan berhubungan suami istri di malam bulan Ramadhan, baik di awal, tengah atau di akhirnya walaupun telah makan sahur, selama belum muncul fajar subuh yang menjadi awal waktu puasa, bila telah masuk waktu fajar wajib menghentikannya. Namun sebaiknya berhati-hati, sebab kalau sampai melewati waktu fajar tersebut itu bisa membatalkan puasa Anda.

Lebih-lebih dalam perkara ini, sulit sekali sadar dan dapat memperhatikan waktu dengan seksama. Permasalahannya memang tidak sekadar batal puasanya, yakni individu yang berhubungan suami istri di siang hari – mulai waktu fajar sampai terbenam matahari– dari bulan Ramadhan diwajibkan membayar denda, berupa membebaskan budak, bila mendapatkannya dan bila tidak, maka beralih kepada puasa dua bulan berturut-turut. Bila itu pun tidak mampu, maka wajib memberi makan 60 individu miskin.

Wajib Berhati Hati

Diusahakan mandi sebelum adzan subuh biar bisa shalat sunnah qabliyah subuh dan shalat subuh berjamaah di masjid. Namun bila keadaan tidak memungkinkan, maka tetap sah walaupun sampai waktu subuh belum juga mandi wajib, sebab Rasulullah pernah mendapati waktu subuh masih setelah berhubungan intim suami istri belum mandi, kemudian tetap berpuasa, sebagaimana dikisahkan oleh Aisyah,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah mendapati waktu fajar (subuh) pada bulan Ramadhan dalam keadaan setelah berhubungan intim suami istri bukan karena mimpi, lalu mandi dan berpuasa.”

Bahkan, ini juga dikisahkan oleh Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam pernyataan beliau,

“Sesungguhnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah mendapati waktu fajar subuh dalam keadaan setelah berhubungan intim suami istri dari hubungan dengan istrinya, kemudian mandi dan berpuasa.”

Kapan Sebaiknya Berhubungan Intim Suami Istri Saat Ramadhan?

Bulan puasa adalah bulan yang suci bagi umat Muslim. Karena kesan suci inilah cukup banyak pasangan yang segan untuk melakukan hubungan intim.

Mereka takut jika hubungan intim yang mereka lakukan pada akhirnya akan membuat kesucian bulan Ramadhan ini menjadi kurang sempurna. Padahal, berhubungan intim suami istri di bulan puasa ternyata bukan hal yang haram. Tidak ada larangan sama sekali untuk melakukannya, asalkan tidak di siang hari dimana kita sedang menjalankan ibadah puasa.

Di dalam surat Al Baqarah ayat 187, disebutkan bahwa waktu yang tepat untuk melakukan hubungan intim adalah di malam hari hingga waktu fajar. Selain rentang waktu tersebut, barulah hubungan intim haram untuk dilakukan dan dianggap bisa membatalkan puasa.

Dalam ayat dari kitab suci Al Quran ini, disebutkan bahwa siapa saja boleh melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan di hari-hari biasanya layaknya makan, minum, hingga berhubungan intim suami istri, namun hanya di malam hari saja. Hanya saja, setelah melakukannya, ada baiknya pasangan mandi wajib sebelum melakukan salat Subuh agar tubuh berada dalam kondisi suci kembali.

Pakar kesehatan seksual dr. Naek Tobing SpKJ menyebutkan bahwa waktu terbaik bagi pasangan untuk melakukan hubungan intim di bulan Ramadhan adalah di malam hari, yakni sekitar pukul 21 atau 22 malam.

Waktu tersebut dianggap ideal karena biasanya kita sudah tidak lagi makan atau melakukan ibadah layaknya salat tarawih dan membaca Al Quran. Beliau sendiri menyarankan kita untuk tidak melakukannya terlalu malam karena bisa membuat kita kurang tidur atau kesulitan untuk bangun di jam sahur.

Beberapa individu berkelakar dengan menyebutkan bahwa mereka akan berbuka puasa dengan cara berhubungan intim suami istri. Memang, hal ini tidak dilarang untuk dilakukan, namun, karena kita tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman apapun seharian, maka kita pun masih belum memiliki energi yang cukup untuk melakukannya dengan baik.

Semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya.

Recent Posts

Sejarah Masuknya Islam Ke Aceh

Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Myanmar

Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Andalusia

Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Afrika

sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam Ke Nusantara

Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Pulau Jawa

Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…

6 months ago