6 Tips Keluarga Bahagia dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Keluarga adalah bagian dari hidup yang sangat penting posisinya bagi kita. Dalam keluarga lah akan muncul keturunan, potensi untuk berkembang, menghidupi diri, bekerjasama dengan suami istri, dan juga muncul cinta dan kasih sayang. Tentunya keluarga lah tempat pertama dimana kita akan meminta bantuan dan menyelesaikannya.

Keluarga juga menjadi bagian dari proses mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

Keluarga yang baik dalam islam tentunya harus sesuai dengan bagaimana nilai-nilai islam. Dengan mengikuti aturan islam, akhirnya adalah kebahagiaan yang dicapai. Hal ini sebagaimana disampaikan Allah dalam ayat berikut, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS:  Ar-Rum : 30)

Untuk bisa mencapai keluarga bahagia tersebut, berikut adalah tips cara membangun keluarga yang bahagia, sesuai dengan landasan dan nilai-nilai islam.

Membangun Keluarga Bahagia dalam Islam

Setiap orang yang membangun keluarga tentunya menginginkan kebahagiaan. Tidak ada satupun orang yang menginginkan keluarganya hancur dan berantakan. Walaupun ada berbagai ujian dan cobaan yang menerpa, tentu saja keluarga muslim harus dapat mengatasinya. Untuk itu, agar mencapai kebahagiaan tersebut berikut adalah tips keluarga bahagia dalam islam :

  1. Membangun Kekuatan Keluarga dengan Visi Ketauhidan

Ketauhidan adalah nilai dasar yang harus ada dalam diri seseorang ketika akan membangun keluarga. Ketika keluarga tidak dibangun atas landasan atau visi ketauhidan, maka keluarga tersebut juga tidak akan menjalankan kehidupan berkeluarganya dengan nilai-nilai yang sesuai islam. Untuk itu, membangun visi ketauhidan adalah hal yang harus dilakukan sebelum menikah dan seterusnya selama masa pernikahan atau berkeluarga dilakukan.

Hal ini sebagaimana Allah sampaikan dalam Al-Quran, bahwa Allah adalah segala tempat untuk kembali dan tidak boleh ada yang dapat menjadikan hal lain sekutu atau penentang Allah, termasuk dalam hal keluarga. Keluarga yang mengikuti aturan Allah, tentu saja akan mendapatkan keberkahan dan keselamatan dunia dan akhirat.

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 22)

  1. Membangun Podansi Keluarga dengan Cinta dan Kasih Sayang

Rasa cinta dan kasih sayang ini adalah sebagai alat untuk dapat bersama-sama pasangan membangun Keluarga Dalam Islam. Jika tanpa cinta dan kasih sayang, tentu saja satu sama lain tidak akan bisa berkorban dan memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Untuk itu, pasangan suami istri harus senantiasa mencari jalan dan cara untuk senantiasa merawat dan memupuk cinta atau kasih sayang yang tercurah untuk keluarganya.

 “Di antara tanda- tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri, sehingga kamu merasa tenteram (sakinah) dengannya, dan dijadikan-Nya diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Dan di dalam itu semua terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS: Ar-Ruum : 21)

Dalam hal ini, menumbuhkan cinta dan kasih sayang tentu harus dilakukan oleh pasangan suami istri. Bentuk dan teknisnya, tentu bergantung kepada masing-masing kebiasaan dan karakter diri.

  1. Membangun Potensi Ekonomi

Ekonomi atau financial keluarga adalah hal penting yang harus dibangun oleh keluarga. Tanpa ekonomi tentu saja akan sulit berkembang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Banyak sekali pasangan yang bercerai, keluarganya retak, dan berakibat kepada kelangsungan hidup serta anak-anaknya karena masalah ekonomi. Untuk itu, kekuatan ekonomi harus menjadi pondasi dari keluarga, agar sejahtera dan bahagia. Salah satu caranya dengan membuat Perencanaan Keuangan Keluarga.

Namun, tentunya tidak perlu mengkhatirkan bagaimana rezeki itu datang. Allah akan memberikan rezeki, potensi ekonomi, dan kecukupan bagi orang-orang yang berpikir dan berusaha sebaik-baiknya dengan jalan yang halal. Untuk itu, sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut,

“Katakanlah: “Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah”, dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.” (QS Saba : 24)

  1. Selalu Berusaha Menunaikan Hak Lahir dan Batin Pasangan

Masing-masing pasangan, baik suami atau istri harus dapat menunaikan hak-hak dari pasangannya masing-masing. Hal ini pun juga menjadi hal yang dapat mengatur kebahagiaan dalam keluarga. Hak lahir dan batin tentu saja bukan tugas dari salah satu pihak saja melainkan keduanya karena keluarga dan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama.

Untuk itu, masing-masing harus pintar memahami dan memenuhi apa yang diinginkan oleh masing-masing. Keinginan dan kebahagiaan dari masing-masing sangat mempengaruhi terwujudnya Keluarga Sakinah Dalam Islam  dan Keluarga Harmonis Menurut Islam. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Allah dalam Al-Quran,

“Dan pergaulilah pasanganmu dengan ma’ruf (baik). Apabila kamu tidak menyukai (salah satu sifat) mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (di sisi lain)”. (QS. An-Nisa:19).

  1. Memberikan Manfaat untuk Lingkungan

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”. (QS Al-Isra :26)

Jika keluarga memiliki potensi ekonomi atau energi lebih, tentu saja hal ini bisa dioptimalkan untuk membantu sesama. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam ayat diatas bahwa harta jangan dihambur-hamburkan dan dikeluarkan secara boros. Lebih baik dioptimalkan untuk kebermanfaatan lebih di lingkungan masyarakat.

Banyak keluarga yang hanya membesarkan keluarganya saja tanpa memperdulikan orang lain atau keluarga yang kekurangan. Tentu hal ini menjadi kewajiban keluarga yang mampu agar dapat membantu sesamanya. Untuk itu, kebersamaan dalam keluarga dan saling menyayangi akan semakin kuat antar suami istri, jika dalam keluarganya penuh keberkahan.

  1. Evaluasi dan Saling Membenahi Diri

Akhlak dan kesabaran menghadapi perjuangan rumah tangga adalah hal yang harus diperhatikan oleh setiap pasangan suami istri. Keluarga, baik suami, istri, ataupun anak-anak sejatinya adalah ujian. Tidak selalu keluarga akan mendapatkan kebahagiaan dan juga tidak selalu sulit. Untuk itu kesabaran dan istiqomah memegang visi adalah hal yang harus dilakukan.

Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS : Ath-Taghabun : 14-15)

Saat seperti ini terjadi, masing-masing dari pasangan harus memperbaiki diri, mengevaluasi diri, dan tentu membangun bersama satu sama lain. Bukan dengan cara menghina, merendahkan pasangan, apalagi membuatnya sakit hati, terluka yang dapat memicu Konflik dalam Keluarga.

fbWhatsappTwitterLinkedIn