Mimpi banyak jenis dan ragamnya. Mulai dari mimpi seram hingga mimpi hamil. Jika Anda pernah mengalami mimpi hamil dan melahirkan, ada beberapa tafsir dari arti mimpi tersebut.
Mimpi hamil jika dialami oleh perempuan, maka itu adalah pertanda akan bertambahnya harta atau rezeki, sebaliknya jika dialami oleh laki-laki maka itu adalah pertanda akan munculnya kesedihan.
Adapula yang berpendapat bahwa mimpi hamil adalah petunjuk akan hadirnya kenikmatan dan harta di dunia nyata, sama saja baik yang memimpikannya adalah laki-laki atau perempuan.
Jika seorang laki-laki melihat istrinya hamil, maka di dunia nyata ia sedang mengharapkan sesuatu yang berkaitan dengan urusan duniawi. Pendapat lain juga mengatakan hal yang sama, bahwa mimpi hamil, siapapun yang memimpikannya, baik itu laki-laki atau perempuan maka sama-sama menunjukkan makna kebaikan dalam kondisi apapun.
Dan bila seseorang melihat binatang yang hamil, maka itu pertanda bahwa akan hadirnya kemanfaatan dan kebaikan, khusus apabila binatang tersebut ia sukai.
Sedangkan mimpi melahirkan menunjukkan beragam arti. Di antaranya terbebas dari kesusahan, sembuh dari sakit, berkumpul dengan keluarga, kelapangan, kenyamanan, terbebas dari hutang dan taubat.
Melahirkan bayi laki-laki menunjukkan isyarat kesusahan, sedangkan melahirkan bayi perempuan menunjukkan arti kemudahan dan kelapangan. Jika seorang wanita bermimpi melahirkan, jika ia dalam keadaan fakir atau sengsara, maka mimpi tersebut merupakan isyarat kalau ia akan segera menjadi orang kaya dan berada dalam kehidupan yang lapang.
Sebaliknya, jika ia dalam kondisi kaya dan lapang maka mimpi tersebut merupakan isyarat kalau ia akan mengalami masa-masa susah dan menjadi orang yang fakir. Jika yang mengalami mimpi tersebut orang yang belum menikah, maka merupakan isyarat kalau ia akan segera menikah.
Jika yang mengalami mimpi melahirkan adalah wanita yang sedang hamil, maka dalam menafsiri mimpi tersebut perlu diperinci. Jika ia bermimpi dirinya melahirkan bayi lelaki, maka mimpi tersebut menunjukkan arti kalau bayi dalam kandungannya berkelamin perempuan.
Sebaliknya, jika ia bermimpi melahirkan anak perempuan maka menunjukkan arti kalau bayi dalam kandungannya berkelamin laki-laki.
Adapun jika yang mengalami mimpi melahirkan adalah seorang lelaki, maka menunjukkan arti kalau ia akan sakit atau justru akan selamat dari rasa susah dan prihatin.
Berikut adalah kumpulan arti mimpi melahirkan untuk Anda.
Mimpi melahirkan dapat memberikan pertanda bahwa Anda akan mendapatkan keberuntungan dalam hal keuangan dan kesehatan.
Mimpi melahirkan dengan cara normal dapat menjadi tanda bahwa Anda akan memiliki kehidupan yang baru seperti pekerjaan, pindah rumah, atau bertemu dengan jodoh.
Mimpi melahirkan bayi kembar, artinya Anda akan bertemu dengan keluarga yang sudah lama tak berjumpa.
Melahirkan saat masih lajang, beberapa tafsir mimpi menyebutkan bahwa mimpi ini menandakan bahwa ada yang iri dengan kesuksesan Anda dan akan ada fitnah yang tertuju pada Anda.
Mimpi melihat orang melahirkan, artinya akan mendapat cobaan dalam karier dan kehidupan sosial. Mimpi melahirkan anak yang sudah meninggal, artinya akan kehilangan dari hal-hal yang dimiliki saat ini. Makna di atas tidak sepenuhnya benar.
Bagi Anda pemeluk agama Islam, sebaiknya tidak mempercayai mimpi dan arti mimpi di atas sebab mimpi bisa saja merupakan ulah setan. Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah saat Jabir r.a. datang menemui Nabi Muhammad dan bertanya:
“Ya rasulullah, aku bermimpi kepalaku dipenggal lalu menggelinding kemudian aku berlari kencang mengejarnya”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada orang tersebut, “Jangan kau ceritakan kepada orang lain ulah setan yang mempermainkan dirimu di alam mimpi”. Setelah kejadian itu, aku mendengar Nabi menyampaikan dalam salah satu khutbahnya, “Janganlah kalian menceritakan ulah setan yang mempermainkan dirinya dalam alam mimpi” (HR Muslim).
Oleh karena itu, sebaiknya Anda melakukan hal-hal di bawah ini ketika mengalami mimpi.
Tafsir mimpi termasuk disiplin ilmu pengetahuan yang paling sulit dipelajari jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain. Sebab tidak semua mimpi bisa ditafsirkan dan tidak semua orang berkompeten untuk bisa menafsirkan arti sebuah mimpi sebenarnya.
Nabi Muhammad mengelompokkan jenis mimpi menjadi tiga bagian. Hal ini berdasarkan dalam salah satu hadits, beliau bersabda:
وَالرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، الحَسَنَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَالرُّؤْيَا يُحَدِّثُ الرَّجُلُ بِهَا نَفْسَهُ، وَالرُّؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
Artinya: “Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah!.” (HR Muslim).
Ini Kabar Baiknya Berdasarkan hadits di atas, dipahami bahwa tidak semua mimpi yang dialami dapat dijadikan sebagai petunjuk. Lantaran ada kemungkinan mimpi yang dialami, bukan berasal dari Allah. Tapi karena bisikan setan atau tersibukkannya kita dalam memikirkan suatu objek tertentu, hingga objek itu terbawa dalam mimpi.
Tafsir mimpi yang dapat dijadikan pijakan atau petunjuk ialah yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah SWT. Dalam kitab suci Al-Quran disampaikan dalam ayat berikut:
لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
“Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan di akhirat.” (QS. Yunus: 64).
Mengutip dari NU online, makna ‘berita gembira’ dalam ayat di atas, ialah mimpi baik yang dialami oleh seorang muslim. Yang kemudian dijelaskan pula dalam hadits Nabi SAW:
هِيَ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الْمُسْلِمُ، أَوْ تُرَى لَهُ
“Yang dimaksud kegembiraan dalam ayat di atas adalah mimpi yang baik yang terlihat oleh orang Muslim atau yang diperlihatkan padanya.” (HR Ibnu Majah).
Salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab pernah bermimpi. Mimpi mereka pernah dijadikan sebagai dasar penentu pensyari’atan adzan.
Rasulullah SAW menjadikan dasar penetapannya dari sebuah mimpi. Ini menjadi salah satu contoh tafsir mimpi petunjuk dari Allah SWT. Mimpi yang dinilai bukan berasal dari bisikan setan, salah satunya dengan menandai waktu terjadinya mimpi tersebut.
Bila mimpi terjadi pada dini hari atau saat waktu sahur. Maka kemungkinan besar mimpi itu adalah mimpi yang benar dan dapat ditafsirkan.
Sedangkan mimpi yang dianggap berasal dari bisikan setan, adalah mimpi yang terjadi pada awal-awal malam atau saat petang. Ketentuan ini seperti yang dijabarkan oleh Ibnu al-Jauzi:
وَأَصْدَقُ الرُّؤْيَا: رُؤْيَا الْأَسْحَارِ، فَإِنَّهُ وَقْتُ النُّزُولِ الْإِلَهِيِّ، وَاقْتِرَابِ الرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ، وَسُكُونِ الشَّيَاطِينِ، وَعَكْسُهُ رُؤْيَا الْعَتْمَةِ، عِنْدَ انْتِشَارِ الشَّيَاطِينِ وَالْأَرْوَاحِ الشَّيْطَانِيَّةِ
“Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam).” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76).
Menjadi sebuah keistimewaan jika memiliki kemampuan menafsirkan mimpi. Hal ini dibuktikan dengan kelebihan yang diperoleh Nabi Yusuf AS. Tertuang dalam AlQuran surat Yusuf ayat 21 yang artinya:
“Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.”
Dengan demikian, mempelajari ilmu tentang tafsir mimpi, tidak dilarang dalam Islam. Bahkan oleh sebagian ulama, ilmu tafsir mimpi ini dimasukkan dalam kategori ilmu syariat. Salah satu yang berpandangan demikian ialah antropolog terkemuka Muslim, Ibnu Khaldun. Berikut pandangannya tentang ilmu tafsir mimpi:
“Ilmu Tafsir Mimpi. Ilmu ini merupakan bagian dari ilmu syariat dan merupakan ilmu yang baru dalam agama tatkala ilmu-ilmu dijadikan sebuah pekerjaan dan manusia menuliskan tentang ilmu. Sedangkan mimpi dan tafsir mimpi sebenarnya telah wujud di zaman salaf (terdahulu) seperti halnya juga wujud di zaman khalaf (masa kini).” (Ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun, hal. 288).
Hendaknya dalam mempelajari ilmu tafsir mimpi terlebih dahulu menguasai ilmu-ilmu syariat yang bersifat fardlu ‘ain, seperti ilmu tauhid, ilmu fiqih, dan ilmu-ilmu syariat lainnya. Hal ini supaya memiliki fondasi ilmu agama yang mumpuni serta tidak mudah tertipu dengan hal-hal gaib yang ternyata bisikan setan atau khayalan pribadi semata.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…