Hukum Berpuasa Tetapi Tidak Berjilbab

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Puasa adalah ibadah yang akan mensucikan jiwa seperti sunnah nabi saat puasa ramadhan. Jadi puasa adalah amalan ibadah yang seharusnya bisa mengantarkan seseorang menuju iman dan taqwa. Sebagaimana firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)

Puasa Harus Meninggalkan Maksiat

Kita harus tahu bahwa puasa harus dihiasi dengan segala hal postif dan merperbanyak amalan serta meninggalkan segala jenis bentuk maksiat. Tidak hanya menahan haus dan lapar saja, namun puasa adalah sebuah ibadah dimana seseorang dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Begitu juga untuk para muslimah yang diwajibkan menutup aurat mereka. Sabda Nabi SAW :

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Kita tahu bahwa tidak menggunakan hijab atau jilbab ini akan menunjukan dan memperlihatkan aurat dan sebagai seorang muslimah ini adalah sebuah pelanggaran dan dosa, ini juga bentuk dari maksiat. Nah, kembali ke pedoman awal dari puasa Ramadhan adalah untuk menjauhi segala jenis bentuk dari maksiat seperti hukum masturbasi saat puasa bagi wanita. Seperti sabda Nabi :

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan kata-kata kotor. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”. (HR. Ibnu Khuzaimah 3: 242. Al A’zhomi mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih)

Mala ‘Ali Al Qori rahimahullah berkata, “Ketika berpuasa begitu keras larangan untuk bermaksiat. Orang yang berpuasa namun melakukan maksiat sama halnya dengan orang yang berhaji lalu bermaksiat, yaitu pahala pokoknya tidak batal, hanya kesempurnaan pahala yang tidak ia peroleh. Orang yang berpuasa namun bermaksiat akan mendapatkan ganjaran puasa sekaligus dosa karena maksiat yang ia lakukan.” (Mirqotul Mafatih Syarh Misykatul Mashobih, 6: 308).

Nah dari hadis dan dalil diatas seharusnya kita dapat menyimpulkan bahwa orang atau muslimah yang berpuasa namun masih belum bisa menjaga dan menutupi auratnya maka puasa tersebut akan berujung pada hal yang sia-sia. Percuma saja berpuasa sebulan penuh selama Ramadhan namun masih belum bis amenjauhi maksiat yaitu menjaga dan menutupi auratnya seperti cara mengendalikan emosi saat puasa.

Sebagai seorang muslimah yang baik maka sebaiknya pelan-pelan belajar dan membiasakan diri untuk menggunakan hijab kemanapun anda hendak pergi. Baik itu hanya kepasar sebentar, kerumah teman atau berbelanja di pasar ramadhan. Apapun itu sebaiknya anda menjaga semua hal dari kemaksiatan baik itu mata, tangan maupun telinga dan anggota badan yang lain seperti amalan saat puasa Ramadhan. Seperti hadist berikut:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ

”Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar.” (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)

Anjuran Untuk Berjilbab

Sebaiknya kita tidak menyepelekan anjuran untuk berjilbab, karena menutup aurat atau menggunakan jilbaba dalam islam adalah wajib bukan sunnah. Jadi anda harus mengetahui ajaran dan anjuran ini agar tidak terjerumus dengan hal-hal yang negatif. Firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59).

Karena jilbab tidak hanya seuntas kain penutup saja, dan jilbab juga bukan khimar, dimana jilbab adalah kain yang harus digunakan oleh muslimah. Allah SWT juga berfirman,

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amru Abdul Mun’im, hal. 14).

Dimana muslimin yang tidak mau menutup auratnya dan menyepelekan hijab akan diancam dalam hadist berikut ini:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Jangan sampai kita adalah muslimah yang termasuk dalam golongan yang sangta diancam dalam hadist tersebut. Nauzubillah. Semoga dengan adanya pengetahuan tentang puasa Ramadhan beserta segala hal yang dilarang menambah keimanan dan menjadikan kita sebagai hamba Allah yang lebih baik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn