Hukum Istri Memarahi Suami dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kewajiban menikah memang menjadi salah satu anjuran dalam agama Islam, namun sekarang ini, seringkali kita melihat para wanita yang sudah menjadi istri memarahi atau membentak suami mereka dan dilakukan tanpa diikuti dengan rasa bersalah atau berdosa dan menganggapnya seperti hal yang biasa. Ini mungkin dilakukan karena faktor ketidaktahuan mereka atas hukum istri memarahi suami. Untuk itu, dalam kesempatan kali ini, kami akan memberikan informasi penting bagi para istri dan juga wanita yang akan menikah dan menjadi seorang istri tentang apa dasar hukum Islam dari memarahi suami tersebut dan mengetahui jika kehidupan rumah tangga menurut Islam tidaklah semudah seperti membalikan telapak tangan.

Hukum membentak atau memarahi suami adalah tidak boleh dan masuk ke dalam jenis dosa besar dalam Islam sebab suami adalah orang yang harus paling dipatuhi dan dihormati oleh wanita sebagai istrinya dan sudah menjadi kewajiban istri terhadap suami dalam Islam. Seperti yang kita ketahui jika Rasulullah SAW dalam beberapa hadits mengatakan jika sangat tinggi kedudukan suami untuk istrinya.

“Seandainya saya bisa memerintahkan seorang untuk sujud pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri utk sujud pada suaminya.” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi)

“Tidaklah layak untuk seorang manusia untuk sujud pada manusia yang lain. Kalau pantas/bisa untuk seorang untuk sujud pada seorang yang lain pasti saya perintahkan istri untuk sujud pada suaminya karena besarnya hak suaminya terhadapnya…” (HR. Ahmad)

“Dan sebaik-baik istri yaitu yang taat pada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tak sukai membicarakan suatu hal yg tidak berguna, tak cerewet serta tak sukai bersuara hingar-bingar dan setia pada suaminya.” (HR. An Nasa’i)

Apabila memang suami berbuat sebuah kesalahan, memang sudah seharusnya bagi sang istri untuk mengingatkan suami namun harus dilakukan dengan cara yang baik, tutur kata yang lemah lembut, tidak membentak atau menggunakan suara yang keras dan juga jangan sampai menyinggung perasaan suami sebab ada hukum istri melawan suami menurut Islam yang akan diterima apabila dilakukan.

Istri yang menunjukan sikap kasar pada suami ataupun suami yang bersikap kasar pada istri memperlihatkan jika mereka memiliki akhlak yang buruk dan juga pengetahuan yang kurang diantara mereka.

Hadits yang Berkaitan

Rasulullah SAW bersabda, Sebaik-baiknya wanita untuk suami  adalah yang menyenangkan saat diliat, taat saat diperintah, dan tak menentang suaminya baik dalam hatinya serta tak membelanjakan (memakai) hartanya pada perkara yang dibenci suaminya” (H. R. Ahmad)

Bidadari Murka Dengan Istri Yang Memarahi Suami

Apabila suami dimarahi, dibentak atau didzalimi yang merupakan ciri ciri istri durhaka terhadap suami ini, para bidadari surga akan sangat murka pada istri yang sudah memarahi suaminya tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya didunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu ; nyaris saja ia bakal meninggalkanmu menuju pada kami” (HR. At-Tirmidzi)

Sudah seharusnya para istri untuk menjauhi sikap dzalim pada suami sebab saingan para istri sangatlah berat dan bukan karena madu atau perempuan lain namun bidadari Allah SWT yang mensifatkannya dalam Al Quran diantara sifatnya, yakni:

  • “Sebenarnya orang-orang yang bertaqwa memperoleh kemenangan, (yakni) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” (QS an-Naba’ : 31-33)
  • “demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari” (QS. Ad-Dhukhan : 54)
  • “Mereka bertelekan diatas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (QS. At-Tur : 20)
  • “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah” (QS. Ar-Rahman : 72)
  • “Didalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (QS. Ar-Rahman : 70)
  • “Sebenarnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan segera. Dan kami menjadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya” (QS. Al-Waqi’ah : 35-37)

Hadits Abdullah Ibnu Mas’ud Radiyallahu

“Kelompok pertama kalinya yang masuk surga, seakan muka mereka cahaya rembulan pada malam purnama. Grup kedua seperti bintang kejora yang paling baik di langit. Untuk setiap orang dari pakar surga itu dua bidadari surga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan. Sumsum kakinya bisa terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana minuman merah bisa diliat di gelas putih.” (HR. Thabrani dengan sanad shahih)

Dalam beberapa hadits diatas sudah dikatakan dengan jelas yakni larangan istri untuk mendzalimi, memarahi atau membentak suami sebab akan kelak akan mendapatkan saingan yang berat yakni bidadari Allah SWT sehingga sudah seharusnya sangat dijauhi dan tidak boleh dilakukan.

Apabila memang istri merasakan kemarahan yang tidak bisa ditahan, maka tetap tidak diperbolehkan untuk memperlihatkan amarah tersebut dengan emosi yang berlebihan. Alangkah lebih baik jika mengatakan istighfar dan memohon ampun pada Allah SWT sebab istighfar akan lebih meringankan hati yang sedang panas tersebut. Jangan mengikuti nafsu karena sedang emosi namun usahakan untuk menahan emosi tersebut.

Apabila dirasa sudah agak tenang, maka awali bicara dengan suami untuk mencari jalan keluar dan lakukan secara baik sambil memberikan nasehat terbaik atas kesalahan yang sudah dilakukan oleh sang suami. Demikian ulasan dari kami mengenai hukum istri memarahi suami sehingga para wanita bisa menjadi kriteria calon istri menurut Islam yang baik, semoga bisa bermanfaat dan menjadikan keluarga anda yang sakinah mawadah warahmah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn