Idul Fitri merupakan waktu bagi para umat muslim kembali ke fitrahnya. Hadirnya Idul Fitri setelah menjalani puasa bulan Ramadhan selama satu bulan penuh sesuai dengan perintah Allah SWT. Sesuai dengan Firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 185 sebagai berikut :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu. ”
Puasa Ramadhan telah sesuai dengan firman Allah seperti ayat diatas, Setelah berpuasa Ramadhan tibalah hari Raya idul Fitri. Menyambut idul fitri tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Apa alasan tidak boleh puasa saat hari Idul fitri ini?
1. Termasuk Puasa Haram
Alasan tidak boleh puasa saat hari idul fitri adalah karena termasuk puasa haram, yaitu puasa yang dilakukan pada waktu-waktu yang diharamkan atau dilarang puasa. Terutama puasa pada hari Raya Idul Fitri dan Idul adha pada tanggal 10 Dzulhijah. Haram hukumnya berpuasa pada waktu itu. Berpuasa pada hari raya Idul Fitri termasuk dalam hari-hari yang dilarang untuk berpuasa sehingga haram hukumnya jika umat muslim berpuasa.
2. Merayakan Hari Kemenangan
Tanggal 1 syawal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral bagi umat beragama Islam. Hari Idul Fitri adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Oleh karena itu, syariat islam mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram.
Meski pada hari Idul Fitri tidak tersedia makanan yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasa atau tidak sedang berniat untuk puasa. Sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Rasulullah, sebagai berikut hadistnya:
“Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari; Hari Idul Fitri dan Hari Idul Adha” (HR. Muttafaq ‘alaihi)
3. Tidak Memenuhi Syarat Sah Berpuasa
Setiap umat muslim ketika akanberpuasa harus sesuai dengan tuntunan agama islam. Salah satunya adalah syaratsah berpuasa. Karena puasa tidak bisa dilakukan setiap saat karena terdapatwaktu dilarang untuk berpuasa. Syarat sah puasa adalah sebagai berikut ini:
- Islam : Syarat sah puasa yang utama dan pertama dalah beragama islam selama dia menjalani puasa. Beragama islam artinya mengakui bahwa hanya Allah SWT semata sebagai Tuhan yang patut disembah oleh umat islam dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun itu dan mengakui bahwa Nabi Muhammada adalah utusan Allah
- Berakal : syarat sah puasa yang kedua adalah berakal. Berakal yaitu dapat membedakan antara perbuatan yang baik dan yang buruk. Berakal juga bisa berarti masih berfungsinya akal manusia yang dimiliki serta sedang dalam keadaan akal sehat dan normal. Dengan syarat ini maka orang gila dianggap tidak cakap jika harus beribadah apalagi berpuasa.
- Suci dari Haid dan Nifas : Syarat sah puasa ketiga adalah suci, Haid adalah darah yang keluar dari dinding Rahim seorang wanita apabila telah menginjak masa baligh. Sedangkan nifas adalah darah yang keluar disebabkan oleh setelah kelahiran anak.
- Puasa pada waktunya : Syarat sah puasa ke empat adalah pada waktu puasa. Maksudnya adalah berpuasalah di waktu yang tepat untuk berpuasa. Misalnya pada waktu Bulan Ramadhan. Syarat ini berlaku juga untuk semua jenis puasa yang akan dilaksanakan, baik puasa wajib maupun puasa sunnah.
Itulah syarat sah puasa agar puasa bisa dilakukan dan diterima amalnya oleh Allah SWT. Puasa juga merupakan wujud dari ibadah umat islam.
4. Berbuka Puasa
Idul Fitri hadir setelah kaum muslim berpuasa di Bulan Ramadhan selama satu bulan. Diwaktu selesainya puasa dan berganti menjadi hari Raya Idul Fitri maka berbuka puasa adalah pilihan tepat ketika Hari kemenangan tiba. Seperti cerita sebagai berikut:
Abdullah bin Yusuf pernah menceritakan bahwa Malik mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, dari Abu ‘ubaid maula Ibnu Azhar, beliau mengatakan bahwa
“Aku pernah menyaksikan hari raya bersama Umar bin Khattab r.a, Rasulullah mengatakan : Dua hari ini telah Rasulullah SAW larang untuk berpuasa padanya; Hari Idul Fitri yaitu berbukanya alian dari berpuasa dan hari lain saat kalian makan dari sembelihan kalian”
Dalam riwayat lain disebutkan,
“Sesungguhnya Rasulullah melarang puasa pada dua hari raya ini. Mengenai hari raya Idul Fitri, karena ia merupakan saat berbuka dari puasamu (Ramadhan), sedangkan saat Idul Adha, makanlah daging kurbanmu.” (HR. Ahmad dan Imam empat dari Umar bin Khattab)
5. Hari Syiar Agama
Dalam hadist lainnya, Nabi Muhammad SAW bersabda,
“hari raya merupakan syiar agama, sesungguhnya setiap bangsa pasti mempunyai hari raya dan hari raya Idul Adha dan Idul Fitri adalah hari raya kita ” (HR. Al-Bukhari, no. 909 dan Muslim no. 892)
Dinamakan Idul Fitri karena manusia telah beribadah kepada Allah sewaktu bulan Ramadhan. Dan berbuka puasa maka mereka merayakannya sebagai bentuk syukur atas sempurnanya kenikmatan mereka dan karena Allah SAW telah memudahkan mereka dalam beribadah.
6. Mudik dan Bersilahturahmi
Umat beragama islam yang sedang berpuasa akan lebih bertakwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun, karena hari raya idul fitri adalah momen bersilahturahmi bahkan mudik ke kampung halaman. Maka lebih baik untuk tidak berpuasa, karena akan banyak sajian makanan.
Untuk ikut merayakannya maka hari idul fitri tidak boleh berpuasa, untuk mensyukuri nikmat setelah berpuasa di bulan ramadhan. Dan agar mudik menjadi lebih tenang sebab tidak perlu menahan haus dan lapar. Sehingga konsentrasi bersilahturahmi semakin baik. Kami juga mengetahui bahwa setelah berpuasa maka berbuka. Tidak ada anjuran untuk berpuasa terus menerus.
7. Puasa Terus Menerus
Puasa secara terus menerus, dalam suatu riwayat Muslim disebutkan dengan hadist Abu Qutadah bahwa umar pernah bertanya kepada Nabi SAW bahwa bagaimana dengan orang yang puasa terus menerus?
Rasulullah mengatakan,
“Dia tidak puasa dan juga tidak bisa disebut tidak puasa”
Maksudnya bisa saja puasa terus menerus termasuk pada hari-hari yang dilarang untuk berpuasa. Puasa yang dilarang yaitu seperti pada Idul Fitri dan Idul Adha. Sehingga tidak boleh puasa terus menerus karena memasuki hari yang dilarang untuk berpuasa.
Itulah alasan tidak boleh puasa pada saat hadir Idul Fitri. Meskipun puasa merupakan ibadah yang diperintahkan. Namun, dalam islam da beberapa waktu yang dilarang berpuasa, sehingga tidak dapat melaksanakan puasa tersebut. Pada ayat ini Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S. Al Baqarah, 2:183)
Dalam ayat tersebut telah dijelaskan bahwa Allah tidak mengatakan dengan berpuasa maka umat muslim akan bertakwa, tetapi mudah-mudahan setelah berpuasa umat muslim bisa menjadi orang yang bertakwa. Sehingga berpuasalah pada waktunya agar mendapatkan berkah dan kenyamanannya.
Demikianlah pembahasan mengenai alasan tidak boleh puasa saat hari idul fitri. Semoga bermanfaat.