17 Amalan Rasul pada Bulan Ramadhan

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Nabi Muhammad SAW yang merupakan Rasul Allah tentu sosok terbaik yang wajib untuk kita ikuti, segala yang beliau lakukan ialah berisi teladan kebaikan dan cermin jiwa yang suci. Begitu pula di bulan Ramadhan yang mulia ini, ada 17 amalan Rasul pada bulan Ramadhan yang juga wajib untuk kita teladani, berikut amalan amalan mulia tersebut berdasarkan sumber dari majalah islam As Sunnah Edisi 04-05/Tahun XIV/1431H/2010M yang diterbitkan oleh Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta.

1. Berpuasa Setelah Melihat Hilal

Nabi Muhammad SAW yakni Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan tidak akan memulai puasa Ramadhan kecuali jika beliau sudah benar benar melihat adanya hilal di langit atau berdasarkan penglihtan hilal orang yang mengerti atau berita dari orang yang bisa dipercaya dan memahami tentang munculnya hilal atau jika hilal tidak terlihat maka beliau memulai hari pertama puasa Ramadhan dengan melengkapi jumlah menjadi 30 atau puasa genap 30 hari. hukum puasa sebelum 1 Ramadhan tentu tidak boleh dilakukan.

Sebab itu tidak bisa asal saja menentukan awal dan akhir bulan puasa atau bulan Ramadhan tanpa melihat hilal, sebab itu ialah patokan yang utama, sebagaimana yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada bulan Ramadhan 2018 ialah telah benar, menentukan tanggal awal dan akhir puasa berdasarkan apa yang dicontohkan Rasulullah.

2. Tidak Berpuasa Hari Sebelumnya

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di sebelum bulan Ramadhan selalu melarang umatnya pada jaman tersebut untuk mengawali Ramadhân dengan puasa 1 atau 2hari sebelumnya kecuali jika puasa yang dilakukan karena sudah terbiasa dilakukan oleh seseorang. Sebab itu, beliau selalu menegaskan dan melarang umatnya untuk berpuasa pada hari Syak yaitu sebuah hari yang masih diragukan kebenarannya, apakah sudah tanggal 1 Ramadhan ataukah masih tanggal 30 bulan sebelumnya. Jadi tidak boleh memulai puasa ramadhan sebelum adanya hilal yang jelas agar tidak berpuasa di hari yang dilarang puasa dalam islam.

3. Puasa Ramadhan Sejak Fajar

Rasulullah sepanjang bulan Ramadhan tidak pernah memulai puasa ramadhan sampai benar benar terlihat fajar shadiq dengan jelas atau di waktu subuh. Ini dalam rangka menjalankan sumber syariat islam dari firman Allâh SWT “Dan makan serta minumlah engkau hingga terang bagimu sebuah benang putih dari sebuah benang hitam, yaitu datangnya fajar”. [al-Baqarah/2:187].

4. Segera Berbuka

Umatku yang beriman senantiasa baik selama mereka selalu menyegerakan untuk berbuka puasa”. Menyegerakan dalam berbuka uasa ialah termasuk amalan Rasulullah yang pantas dijadikan teladan, walaupun dengan air putih atau dengan kurma, tetap saja wajib untuk segera membatalkan puasa terlebih dahulu ketika mendengar adzan maghrib berkumandang. waktu buka puasa dan adab berbuka puasa selalu diperhatikan dan dilaksanakan Rasulullah.

5. Menjauhi Dusta

Barang siapa umatku yang tidak mampu meninggalkan perkatan dusta dan perbuatan yang dusta, maka sesungguhnya tidak membutuhkan puasanya sama sekali atau puasanya tidak berharga”. Bulan Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan haus saja, namun juga melakukan kebaikan dengan menjauhi dusta, sebab bahaya dusta dalam islam akan menghalangi pahala puasa sehingga tidak mendapat rahmat Allah.

6. Berkumpul dengan Keluarga

Rasûlullâh sepanjang hari sangat menyayangi dan sangat memperhatikan kasih sayang, perhatian kepada keluarga atau hubungan kedekatan yang baik dengan keluarganya. Begitu juga pada bulan Ramadhân, kebaikan beliau lahir dan batin kepada keluarga yang dimilikinya semakin meningkat lagi dan semuanya mendapat limpahan kasih sayang dengan adil.

7. Bersikap Manis pada Istri

Puasa ramadhan tidak pernah menghalangi Rasulullah untuk sekedar memberikan perhatian berupa kecupan manis kepada para istrinya yang beliau cintai. Beliau adalah sosok manusia terbaik, sosok orang yang paling kuat menahan nafsunya. Sebab itu beliau tetap mencium kening istrinya tanpa berpenagruh pada puasa ramadhannya.

8. Menggunakan Siwak

Rasulullah di bulan Ramadhan tidak pernah meninggalkan siwak, untuk selalu membersihkan mulutnya dan menjaga keksehatan dalam rangka upaya untuk meraih keridhaan Allâh. Walaupun sedang berpuasa, kebersihan tetaplah sesuatu yang penting, sebab itu sebagi umatnya kita harus mencontoh, tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut.

9. Mencari Lailatul Qadar

Rasûlullâh di bulan Ramadhan selalu lebih bersungguh sungguh dalam menjalankan ibadah dan amalan pada bila dibandingkan dengan bulan bulan yang lain, terutama pada waktu hari hari sepuluh hari terakhir untuk mencari lailatul qadar sebab Rasulullah mengetahui pada malam tersebut tersimpan kebaikan yang lebih baik malam 1000 bulan.

10. I’tikaf

Rasûlullâh selalu  beri’tikaf di masjid yang tenang pada 10 hari terakhir bulan Ramadhân, beliau menjalankan I’tikaf atau berdiam diri dan mendekat kepada Allah selama 20 hari. Ketika beliau beri’tikaf, beliau selalu berada dalam keadaan berpuasa ramadhan. I’tikaf juga contoh teladan kebaikan yang dilakukan Rasulullah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memohon kebaikan padaNya.

11. Membaca Al Qur’an

Rasulullah selalu bertadarus atau membaca Al Qur’an di bulan Ramadhan dengan sungguh sungguh, bahkan tidak ada seorangpun di dunia ini yang sanggup menandingi keseriusan dan kekhusyu’kan beliau dalam melakukan tadarus al-Qur’ân. Malaikat Jibril pun senantiasa datang menemui beliau di bulan Ramadhan untuk tadarus al-Qur’ân bersama dan memberi petunjuk yang disampaikan oleh Allah untuk kemudian disampaikan kepada seluruh umat islam.

12. Sedekah

Rasûlullâh adalah orang yang paling tinggi tingkat dermawannya atau paing banyak sedekahnya. Kedermawanan beliau di bulan Ramadhân bahkan tidak bisa digambarkan dengan kata kata atau tak bisa dihitung kebaikannya. Sedekah yang dilakukan beliau ibarat angin yang bertiup membawa kebaikan dan terus menerus, tidak takut kekurangan atau kehabisan rejeki, sebab Rasulullah peprcaya Allah selalu memberi rezeki. Kita pun harus mencontohnya.

13. Berperang Melawan Kafir

Rasûlullâh adalah seorang mujahid sejati yang tangguh. Ibadah puasa ramadhan yang dilakukan sama sekali tidak menyurutkan semangat beliau andil dan terlibat langsung dalam berbagai peperangan. Beliau tidak pernah berdiam diri, beliau pun juga melakukan berbagai kegiatan fisik yang berat pada bulan Ramadhân, dengan niat untuk menegakkan agama islam dan menghilangkan keburukan.

14. Tidak Bermalas Malasan

Sering kita jumpai, bulan Ramadhan menjadi alasan untuk bersantai dan hanya tiduran sepanjang hari, padahal Rasulullah tidak pernah mencontohkan demikian, sepanjang masa hidup Rasûlullâh, bulan Ramadhân yang mulia merupakan bulan dijalankan dan diisi kegiatan serta amalan bermanfaat yang penuh dengan keseriusan,

penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Ini tentunya sangat berbeda dengan realita zaman sekarang dimana sebagian kaum Muslimin saat ini yang selalu memandang bulan Ramadhân sebagai saat bersantai dan berdiam diri, bermalas malasan atau bahkan bulan ramadhan dikatakan sebagai waktunya untuk menganggur atau istirahat. Tentunya itu adalah pandangan yang salah.

15. Memberi Keringanan Bagi yang Kesusahan

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan pernah berjihad dan beliau menyuruh kepada para shahabatnya untuk membatalkan puasa ramadhan mereka supaya kuat dan tidak lemah saat berhadapan dengan musuh, namun dengan kondisi tertentu yang memang membutuhkan dan mewajibkan untuk mengganti di hari lain, hal itu karena melakukan kepentingan islam atau demi islam yang lebih penting.

Contoh lain ialah Rasulullah menjelaskan bahwa beliau membolehkan orang yang sedang dalam perjalanan jauh dan tidak memungkinkan untuk menjalankan puasa Ramadhan, orang yang sedang sakit hingga lemah kondisinya dan membutuhkan pengobatan dan orang yang sudah lanjut usia serta wanita yang hamil dan wanita yang sedang menyusui untuk membatalkan puasa ramadhannya jika memang tidak mampu dan mengganti di hari lain.

Hal itu tentunya dilakukan karena Rasulullah menyebarkan islam dengan kasih sayang, tidak dengan paksaan atau dengan sesuatu yang memberatkan, semua itu dilakukan untuk hal yang lebih penting, dengan keperluan yang memang diridhoi oleh Allah, sehingga Rasulullah menjelaskan bahwa islam selalu emmebrikan keringanan bagi yang membutuhkan, tidak serta merta memberatkan.

16. Membolehkan Berbekam

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan pernah berbekam padahal beliau sedang menunaikan berpuasa. Beliau pun membolehkan umatnya pada jaman tersebut untuk berbekam sekalipun pada saat itu sedang berpuasa ramadhan. Berbekam ialah pengobatan jaman dahulu untuk mengeluarkan penyakit.

Hal ini juga sama dengan donor darah, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa donor darah tetap boleh dilakukan di bulan Ramadhan dan tidak membatalkan puasa asalkan dengan kondisi yang kuat seperti cukup sahur dan dalam kondisi yangs ehat menurut pemeriksaan kesehatan sehingga tidak menibulkan pengaruh bagi puasa ramadhan yang sedang dilakukan.

17. Bersikap Lemah lembut

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah ekstrem atau memebebani atau berbuat kasar kepada umatnya, baik itu pada bulan Ramadhân yang mulia ataupun bulan lainnya. Sebab itu, ketika bulan Ramadhan kita semua wajib memeprbaiki diri untuk lebih bersikap lemah lembut kepada siapa saja sehingga hal itu nantinya akan menjadi kebiasaan dan karakter islami kita yang baik. Rasulullah selalu memberi kebaikan, tidak ada kekerasan, kekerasan yang dilakukan oleh orang yang mengaku islam hanyalah tipu daya dan dosa besar dan  ia melakukannya karena hawa nafsunya sendiri.

Demikian artikel kali ini, semoga mudah dipahami oleh anda dan dapat menjadi wawasan islami yang bermanfaat, jangan lupa selalu perbarui ilmu anda dengan membaca artikel artikel mengenai agama islam di website kami. Terima kasih. Salam hangat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn