Biografi Ustadz Adi Hidayat : Profil, Karya Hingga Sosok Ibundanya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ustadz Adi Hidayat sedang naik daun dikalangan netizen muslim. Siapa ustadz Adi Hidayat sebenarnya?

Profil Ustadz Adi Hidayat

Profil ustadz adi Hidayat pun menjadi perhatian banyak pihak. Ustadz Adi Hidayat merupakan ulama dan mubaligh asal Indonesia. Ustadz Adi Hidayat lahir di Pandeglang Banten 36 tahun yang lalu.

Pria kelahiran 11 September 1984 ini merupakan penceramah yang sangat dikenal berkat keahliannya yang menguasai isi Al-Quran beserta tata letak barisnya.

Selain itu ustadz Adi Hidayat ini juga menguasai ilmu hadits dan berbagai kitab agama beserta makna dan posisinya. Kepopuleran ustadz Adi Hidayat ini lantaran wawasan ilmu yang dimiliki sangat luas dan penyampaiannya cukup lugas.

Ustadz Adi Hidayat merupakan anak dari Warsi Supena dan Hj. Rafiah Akhyar. Saat ini ustadz Adi Hidayat memiliki istri yang bernama Shufairok atau lebih dikenal dengan nama panggilan mbak Iir.

Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai tiga orang anak. Anak yang pertama bernama Muhammad Hamilul Qurani, kemudian yang kedua bernama Amelia Habibatul Mustofa dan yang ketiganya bernama Muhammad Abdullah Amali lahir pada hari Rabu, 24 Ramadhan 1440 H / 29 Mei 2019. 

Pendidikan pertama Adi Hidayat dimulai saat masuk Tk Pertiwi Pandeglang pada 1989. Kemudian dilanjutkan ke SDN Karaton 3 Pandeglang. Memasuki kelas 4 hingga kelas 6 Adi Hidayat beralih ke SDN Pandeglang.

Karena prestasi yang sangat cukup baik. Pria kelahiran Banten ini dimasukkan ke dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar kabupaten Pandeglang waktu itu.

Selain itu, Adi Hidayat juga disekolahkan oleh kedua orang tuanya ke Madrasah Salafiyah Sanusiyyah Pandeglang hingga sering di daulat sebagai penceramah cilik setiap wisuda santri. Setelah masa pendidikan sekolah dasarnya berakhir pada 1997 Adi Hidayat melanjutkan pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah di pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

Di jenjang inilah Adi Hidayat mendapatkan bekal ilmu pengetahuan baik itu umum maupun agama. Adi Hidayat lulus dengan segudang prestasi yang dimiliki serta memiliki predikat sebagai santri teladan dalam dua bidang agama dan umum.

Ustadz Adi Hidayat memiliki saudara kandung diantaranya Ade Rahmat, Neng Inayatin, Ima Rakhmawati, dan Ita Haryati. Pada 2003 Adi Hidayat mendapatkan undangan untuk melanjutkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas Dirasat Islamiyah.

Pada 2005 Adi Hidayat juga mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studinya di Kuliyyah Dakwah islamiyah di Libya. Sambil berkuliah Adi Hidayat juga belajar berbagai disiplin ilmu kepada Syaikh-syaikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.

Kecintaannya pada al-Quran dan hadist menjadikan dia mengambil program khusus lughah arabiyyah waadabuha demi memahami ke dalam makam dua sumber syariat ini. Pada 2009 Adi Hidayat diangkat menjadi ketua Dewan Khatib Jami Dakwah Islamiyyah Tripoli yang bertugas untuk menentukan para khatib dan pengisi di masjid Dakwah Islamiyah.

Selain itu, dia juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama. Mengisi berbagai At-Tawashul TV Libya. Dua tahun kemudian Adi Hidayat kembali ke Indonesia dan mengasuh pondok pesantren Al-Quran Al-Hikmah yang berlokasi di Lebak Bulus Jakarta.

Pada 2013 Adi Hidayat mendirikan Quantum Akhyar Institute yang merupakan yayasan yang bergerak dibidang studio islam dan pengembangan dakwah di Bekasi. Yayasan ini memiliki program seperti sekolah terbuka UAH, kaderisasi ulama At-Taisir learning center (Program TFT, Program Berbaq, Program Kelas Profesi, dan Program Hati), Umrah dan Tour, serta beasiswa.

Tiga tahun kemudian ustadz Adi Hidayat mendirikan akhyar TV sebagai media dakwah utama. Lantaran memiliki ilmu pengetahuan yang cukup luas ustadz Adi Hidayat juga diketahui telah membuat 13 karya tulis sejak 2010.

Baca juga biografi-biografi ustadz lainnya, seperti:

  1. Biografi ustadz Abdul Somad
  2. Biografi ustadz Jefri Al Buchori
  3. Biografi ustadz Yusuf Mansur

Ke-13 karya tulis Ustadz Adi Hidayat tersebut antara lain:

1. Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil (2010).

2. Quantum Arabic Metode Akhyar (2011).

3. Ma’rifatul Insan: Pedoman Al-Qur’an Menuju Insan Paripurna (2012).

4. Makna Ayat Puasa, Mengenal Kedalaman Bahasa Al-Quran (2012).

5. Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami’iyyah (2012).

6. Persoalan Hadist-hadist Populer (2013).

7. lmu Hadist Praktis (2013).

8. Tuntunan Praktis Idul Adha (2014).

9. Pengantin As-Sunnah (2014).

10. Buku Catatan Penuntut Ilmu (2015).

11. Pedoman Praktis Ilmu Hadist (2016).

12. Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif (2017).

13. Muslim Zaman Now (2018).

Ibunda Adi Hidayat

Ibunda Adi Hidayat adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Beliau adalah sosok ibu yang sangat menyayangi keluarga. Kesholehaannya membawa keluarga selalu dekat dengan tuntunan agama islam yang benar. Ada dua prinsip yang beliau ingat betul tentang ibunya.

Pertama beliau adalah sosok yang disiplin dalam hal beribadah kepada Allah. Bila waktu magrib tiba semua penghuni rumah dilarang melakukan aktifitas. Televisi dan radio harus dalam keadaan mati.

Selesai menunaikan shalat magrib Adi Hidayat dan keempat saudaranya yang lain harus sudah siap didepan beliau untuk belajar mengaji dan beliaulah yang mengajarkan membaca Al-Quran langsung kepada anak-anaknya.

Bila salah satu dari anak-anaknya tidak hadir makan keempat saudara yang lain disuruh ikut mencarinya. Kemanapun bersembunyi pasti bisa ditemukan. Hingga semua dipastikan harus hadir di depan ibu untuk mengikuti mengaji malam. Pernah Adi Hidayat kecil bersembunyi dibawah lemari dan keempat saudara mencari hingga didapatinya Adi Hidayat bersembunyi di bawah lemari.

Yang kedua yang Adi Hidayat ingat betul sejak aku kecil, salah satu usaha Ibundanya sepeninggal ayahnya (wafat saat Adi Hidayat berusia 13 tahun). Sejak kecil, Ustadz Adi Hidayat paham betul soal ibundanya yang selalu memastikan apa-apa yang masuk ke dalam tubuh anak-anaknya semuanya betul-betul dalam keadaan yang halal.

Misalnya saja, kalau ibundanya membeli ayam tidak pernah membeli ayam yang sudah mati. Sang ibu datang sendiri ke pasar untuk mencari ayam yang masih hidup dan disembelih oleh tukang ayamnya di hadapannya dan doanya sang bunda langsung yang bimbing, hal ini dilakukan untuk memastikan ayam yang disembelih benar-benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Kalaupun makanan yang dibawa ke rumah dalam keadaan jadi, maka dipastikan orang yang menjualnya sangat dikenal beliau. Ibu kami selalu memastikan anak-anaknya mendapatkan makanan yang benar, yang Allah ridhai dan membangun hubungan baik dengan Allah Subhanahu wa ta ‘alaa.

fbWhatsappTwitterLinkedIn