Manusia yang hidup pasti menginginkan kebahagiaan. Kebahagiaan adalah fitrah manusia yang diharapkan oleh manusia selalu hadir di dunia ini. Para filosof mengemukakan bahwa manusia selalu bergerak dan berusaha untuk mencari kebahagiaan di hidupnya. Semakin ia mencari kebahagiaan tersebut, sayangnya bahagia tersebut semakin tidak ditemukan. Hal ini karena memang manusia tidaklah pernah mencapai puncak kepuasannya.
Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia memiliki pandangan dan cara tersendiri agar manusia tidak terjebak kepada kebahagiaan yang semu. Adanya Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman semuanya ditujukan agar manusia dapat selamat dan mendapatkan kebahagiaan yang cukup di dunia.
Untuk itu, berikut adalah pandangan islam dan cara untuk bisa hidup dalam balutan kebahagiaan dan kenikmatan yang cukup dari Allah SWT.
Pandangan Islam Mengenai Kebahagiaan
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS AL Qashash : 77)
Di dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah memberikan kebahagiaan kehidupan di dunia. Walaupun dunia ini serba terbatas dan relatif, akan tetapi Allah tetap memberikan nikmat dan kebahagiaan tersebut bagi manusia. Kebahagiaan dan kenikmatan tersebut Allah berikan agar manusia dapat secara optimal melaksanakan misi dan tujuan hidupnya di muka bumi.
Titik keseimbangannya adalah, manusia tidak dilarang untuk mencari kebahagiaan. Akan tetapi kebahagiaan dan kenikmatan yang Allah berikan tersebut hendaklah dipergunakan untuk berbuat kebaikan, mencari pahala akhirat, dan juga melaksanakan pembangunan di muka bumi, bukan malah merusaknya.
Sungguh indah ajaran islam dan ketetapan Allah yang diberikan. Manusia diperintahkan mencari kebahagiaan, menikmatinya, namun jangan sampai disesatkan oleh kebahagiaan itu sendiri dan senantiasa mencari kebahagiaan akhirat sebagai tujuan yang sejati. Hal ini diperintahkan Allah, agar tetap berada pada fitrahnya, tidak merusak dan tetap pada sunnatullah yang ditetapkan Allah.
Kebahagiaan Hidup Sejati adalah di Akhirat
“Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)” (QS Al Qashshash : 61)
Sebagaimana ayat di atas, pandangan islam menempatkan bahwa kebahagiaan sejati adalah hanya di akhirat. Hal ini disampaikan oleh Allah bahwa kenikmatan hidup di akhirat adalah yang terbaik yaitu di surga. Kenikmatan hidup di dunia yang diberikan Allah kepada orang-orang yang tidak mengerjakan amal shaleh dan tidak beriman akan tetap diberikan, akan tetapi di akhirat kelak akan diberikan siksaan neraka.
Untuk itu, hendakya umat muslim lebih banyak memikirkan kehidupan akhirat yang sifatnya kekal abadi. Pilihannya hanyalah kebahagiaan yang abadi atau siksaan yang abadi. Semuanya ditentukan dari apa yang kita kerjakan di dunia.
Cara Merasakan Bahagia dalam Hidup
Sebagaimana Allah sampaikan pada ayat yang disebutkan di atas sebelumnya, hendaknya manusia mencari kebahagiaan duniawi untuk diorientasikan kepada akhirat agar tidak melupakan kehidupan dunia.
Walaupun kehidupan dunia sangat sedikit kebahagiaannya, untuk itu hendaklah manusia juga dapat mensyukri dan merasakan kenikmatan yang telah Allah berikan tersebut. Untuk itu, sejatinya kebahagiaan bukalanh tujuan akhir di dunia, ia hanya sebagai pelecut dan motivasi hidup agar lebih bersemangat untuk beribadah dan berbuat kebaikan di dunia. Tanpa kebahagiaan tentu saja sulit.
Berikut adalah Cara Bahagia Menurut Islam :
- Menempatkan Kebahagiaan Dunia Bukan Sebagai Tujuan
Untuk mendapatkan kebahagiaan ketika hdup di dunia, tentu kita tidak bisa menjadikan dunia sebagai tujuan hidup. Kebahagiaan sejati dan kebahagiaan yang kekal sulit didapatkan di dunia karena memang bukan tempatnya kebahagiaan sejati ada di dunia ini.
Untuk itu, semakin manusia mengejar kebahagiaan di dunia maka semakin juga manusia tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut. Di dunia tidak tersedia kebahagiaan yang sejati sedangkan manusia adalah makhluk yang tidak pernah memiliki kepuasan sampai puncaknya.
Untuk itu, sebagaimana ajaran islam, hendaklah menempatkan dunia hanya sebagai tempat singgah dan kendaaraan untuk menuju akhirat. Menjadian dunia sebagai tujuan tentu sebuah kekeliruan, dan kebahagiaan tidak pernah dicapai. Yang bisa manusia lakukan adalah menikmati dan mensyukuri dari yang ada dan telah Allah berikan.
- Memperbanyak Syukur Nikmat
Semakin manusia tidak bersyukur semakin pula manusia tidak akan bahagia. Jika manusia bersyukur maka kebahagiaan apapun, kenikmatan apapun yang dirasakan, maka manusia akan merasakan kebahagiaannya. Semakin tidak disyukuri maka kebahagaan sebesar apapun di dunia ini tidak akan pernah bisa diniikmati dan doptomalkan oleh manusia.
Tentu saja, ketidakyukuran akan nikmat Allah membuat manusia mejnadi lelah, emosi, dan penuh amarah. Tidak akan pernah bisa diselesaikan, kecuali mensyukuri, dan ikhlas akan apa yan sudah didapatkan.
- Memperbanyak Berbagi
Salah satu hal yang membuat kebahagiaan bertambah adalah memperbanyak berbagi terhadap sesama manusia lainnya, khususnya bagi mereka yang kurang mampu atau membutuhkan bantuan. Berbagi ini tentu saja tidak akan mengurangi rezeki dan pahala kita. Justru dengan berbagi, kita bisa saling memberi kebahagiaan. Orang yang kita bantu senang, tentu saja akan membuat kita juga senang karena telah membantunya.
Selain dari mendapatkan kebahagiaan, berbagi dan menghidupkan kemakmuran di bumi, juga merupakan bagian dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. Untuk itu, kebahagiaan dunia tidak hanya sekedar berasal dari harta, namun atas apa yang kita berikan bukan hanya yang kita miliki.
- Menghindari Hidup Berlebihan
Menjadi bahagia di dunia salah satunya adalah tidak hidup berlebihan di dunia. Hidup yang berlebihan di dunia membuat manusia akan mudah untuk sombong dan merasa berkausa. Selain itu, hidup berlebihan tentunya tidak baik, karena manusia yang tidak pernah puas akan kebahagiaan akan membuat kita terdorong untuk hidup berlebihan kembali baik dalam aspek harta ataupun hal hal dunaiwi lainnya.
“Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS Ar-Rad : 26)